Happy Reading!
Hari-hari berlalu, sudah 2 minggu setelah kejadian penyerangan di Spanyol. Dan sudah 2 minggu pula, hubungan Arin dan Zion semakin baik.
Hari ini hari sabtu, malam minggu. Hari dimana para jomblo merasakan penyakit uwuphobia. Arin dan Zion berencana untuk pergi ke pasar malam, malam ini.
"Assalamualaikum," salam Zion sambil mencium punggung tangan Diana,
"Waalaikumsalam, eh nak Zion. Yuk masuk dulu, Arin nya lagi siap-siap." ucap Diana.
Diana dan Zion pun masuk ke dalam rumah. Sambil menunggu Arin, Zion memainkan handphone-nya. Sementara Diana, ia mengambilkan minuman untuk Zion.
Tidak lama Diana pun datang sambil membawa minuman untuk Zion. Namun Arin belum juga datang. Entah apa yang dia lakukan, pikir Zion.
Arin turun menggunakan celana training dan hoodie kebesarannya. Diana yang melihat style Arin, hanya bisa geleng kepala.
Namun Arin tidak datang sendiri, Viola bersamanya dengan style yang jauh lebih feminim dari pada Arin. Viola memakai dress selutut dengan make up tipis di wajahnya, berbeda dengan Arin yang tidak memakai make up sama sekali.
"Viola ikut ya?" izin Arin pada Zion, yang dibalas anggukan oleh Zion.
"Yaudah, Arin, Zion, dan Viola berangkat dulu ya mom. Assalamualaikum." pamit Arin.
"Waalaikumsalam, hati hati di jalan. Pulangnya jangan kemalaman." peringat Diana yang dibalas acungan jempol oleh Arin dan Viola.
Zion duduk dikursi kemudi dengan Arin disampingnya, sedangkan Viola, ia berada di kursi belakang.
Diperjalanan hanya ada perbincangan yang tiada henti, walaupun lebih didominasi oleh Arin dan Zion.
Setelah sampai di tempat pasar malam, mereka turun dari mobil, lalu melangkah lebih dekat untuk melihat wahana apa saja yang ada.
"Mau ngapain dulu nih?" tanya Zion.
"Makan gulali."
"Naik wahana."
Arin dan Viola menjawab bersamaan, lalu keduanya saling tatap sambil memberikan senyum canggung.
"Eh, gini aja kita beli gulali dulu. Nanti dimakan sambil naik wahana, gimana?" tanya Zion.
Arin mengangguk semangat, sementara Viola mengangguk lesu sambil menunjukan senyuman terpaksa.
Setelah memesan gulali, mereka berkeliling sebentar untuk memutuskan wahana apa yang akan mereka pilih.
Pilihan jatuh pada wahana bianglala. Arin duduk di depan Zion, sedangkan Viola duduk di sebelah Arin.
Arin dan Zion terus melemparkan candaan dengan Viola sebagai penonton.
Setelah menaiki bianglala, mereka berniat untuk menaiki kora-kora. Namun baru beberapa detik mereka turun dari bianglala, handphone Arin berbunyi.
"..... "
"Seriously? Oke gue kesana sekarang,"
Setelah selesai dengan percakapan tersebut, Arin menutup panggilan tetsebut.
"Eh sorry gue ada urusan. Kalian lanjut aja. Bye!" pamit Arin lalu langsung pergi tanpa menunggu jawaban dari Zion dan Viola.
"Eh terus kita gimana? Mau lanjut atau pulang?" tanya Viola kepada Zion.
"Lo maunya gimana? Gue terserah." jawab Zion agak sedikit enggan.
Senyum Viola mendadak memudar, namun selang dua detik kemudian, ia kembali tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Of Mysterious Girl
Roman pour Adolescents[follow dulu sebelum baca] Waktu dan keadaan dapat mengubah segalanya Entah itu menjadi lebih baik, atau buruk. Salahkan saja keadaan Yang membuat seseorang terpaksa berubah Bukan seperti yang dinginkannya. Disaat orang seusianya masih bermain d...