######
"Masa lalu mungkin menyuramkan. Tapi tanpa adanya masa lalu tidak akan ada masa sekarang dan masa depan"
Setelah kejadian kemarin, Arin jadi sering senyum-senyum sendiri. Teman-temannya yang melihat hal itu, bergidik ngeri membayangkan sahabatnya kehilangan kewarasannya.
"Rin lu kenapa sih? Kayak orang gila aja senyum-senyum sendiri." tanya Zara yang melihat tingkah aneh Arin.
"Kasih tau nggak ya....... "
"Apa gece......" ucap Nata dan Zara yang sudah tidak sabar.
"Jadi............ " gantung Arin.
"Jadi....???" tanya Nata.
"Gue semalem jalan bareng Zion....... "
"Ya elah, jalan doang gue juga sering." ucap Zara.
"Dan gue ditembak ama Zion....... " ucap Arin girang.
Sahabatnya hanya bisa melongo melihat tingkah Arin. Pasalnya tidak biasanya Arin bersikap se-girang ini. Ada perasaan bahagia di hati para sahabatnya, sudah lama sekali mereka tidak melihat Arin sebahagia ini.
KRINGGGG
Bel masuk pun berbunyi. Tapi Arin malah pergi menuju tempat biasanya ia menyendiri.
"Terkadang aku merasa sangat bahagia. Tetapi kebahagiaan itulah yang membuat kepercayaan ku hancur. Banyak hal yang membuat ku bahagia, tetapi lebih banyak hal yang membuatku merasa hancur, kesepian, kekecewaan. Aku harap, kebahagiaan yang aku rasakan saat ini bukan hanya sementara...... " lirih Arin yang saat ini merasa bahagia sekaligus takut.
Bahagia karena ada seseorang yang kembali mengisi hatinya, dan takut karena seseorang itu akan menghancurkan hatinya seperti mereka yang pernah hinggap di hatinya.
"Kebahagiaan yang saat ini kamu rasakan, cobalah untuk menikmatinya. Walaupun hanya sementara. Percayalah, mungkin banyak orang yang menyakitimu, tapi banyak juga orang yang siap mengobati lukamu, menemanimu, menolongmu ketika kamu jatuh..... Termasuk aku. Kamu tidak sendiri Arin,,,,, Banyak orang yang berada disamping mu." ucap Zion yang sedari tadi melihat Arin yang termenung. Zion menghampiri Arin dan duduk disampingnya.
"Sejak kapan?" tanya Arin datar.
"Tadi. Btw kurang-kurangin datarnya dong..... " ujar Zion yang hanya dibalas deheman oleh Arin.
"Tahu nggak kenapa gue suka hujan?" tanya Arin kepada Zion.
"Hmmmm..... Nggak tau, tapi kalo menurut aku nggak ada yang spesial dari hujan." ucap Zion.
"Pake gue-lo aja lah,,,, aneh lo kalo ngomong aku-kamu." ucap Arin yang hanya di balas kekehan oleh Zion.
"Lo salah, kalo menurut gue hujan itu bisa jadi teman kita. Nggak tau kenapa, kalo pas hujan gue sering banget curhat sendiri. Terkadang hujan mengerti apa yang gue rasakan dari pada orang lain." ujar Arin.
"Hmm.... "
KRINGGGG
"Udah bel tuh, kantin yuk." ajak Zion yang diangguki Arin.
Setelah itu mereka pergi menuju kantin. Sepanjang koridor, banyak yang menap mereka sinis. Bukan. Lebih tepatnya, menatap Arin sinis.
Setelah mereka sampai kantin, mereka langsung pergi menuju tempat Zara dkk dan Athan dkk.
"Nih makanan kalian, udah kita pesenin." ucap Nata sambil menyodorkan 2 mangkok bakso.
"Eh hangout bareng yuk." ajak Athan.
"Ayuk..... " jawab mereka serempak.
"Kumpul di rumah Arin dan Athan aja." usul Zara yang diangguki mereka semua.
Setelah bel berbunyi mereka semua pergi ke kelas masing-masing.
.
.
.
.
.
Saat ini Arin sudah berada di kamarnya. Sepi. Arin kembali teringat tentang masa lalunya.
Flashback On
Arin sedang berjalan-jalan di taman dekat rumahnya bersama kakanya. Athan. Saat mereka berjalan, Arin melihat seorang laki-laki sedang bercumbu mesra bersama seorang wanita.
ARIN POV
Gue lihat ada cowok yang mirip sama Alfano, Alfano Gabriel Marchelio. Tapi aku juga tidak tahu pasti. Kudekati cowok yang mirip Alfano yang sedang bermesraan dengan seorang perempuan. Saat kulihat lebih dekat ternyata.........
Mereka adalah Alfano dan Lea, lebih tepatnya Aleana Venezuella, sahabatku sendiri. Dari awal aku memang sudah menduga mereka main dibelakangku. Pernah sekali kupinjam hp Fano. Kalian tahu apa yang kulihat? Ada satu kontak dengan nama ❤️. Pertamanya kukira itu kontakku, karna kontakku juga tidak ada profilnya.
Tapi tiba-tiba ada pesan masuk dari kontak itu. Dan itu yang membuat ku yakin bahwa itu bukanlah kontakku.
Saat kulihat isi pesan mereka terlihat sangat mesra, dan aku tahu kontak tersebut adalah milik sahabatku sendiri.
Kalian tahu apa reaksiku? Aku hanya diam, menunggu kapan mereka akan memberitahuku tentang hubungan khusus mereka. Aku sudah biasa di kecewakan, jadi ya hanya ini responku.
.
.
Kudatangi Fano dan Lea yang sedang bermesraan.
"Ada yang mau menjelaskan, apa yang kalian lakukan?" ucapku dengan penekanan disetiap katanya.
"Rin gue bisa jelasin," ucap Fano yang kubalas dengan tatapan 'jelaskan'.
"Gue main belakang sama Lea. Gue khilaf Rin. Maafin gue Rin." ucap Fano.
Arin hanya menatap datar Fano. Tatapannya mengarah ke Lea, sahabatnya, atau lebih tepat Mantan sahabatnya. Sebenarnya aku tidak pernah menganggap dia sahabatku, karena aku tahu dia hanya mau uangku.
"Iya gue main belakang sama Fano. Kenapa?! Lo mau marah? Fano sama gue sama-sama cinta. Jadi mending lo pergi dari hidup Fano!!!." ucap Lea.
"Oh. Couple banget sih emang kalian. Sama-sama deketin gue cuma buat uang gue. MUNAFIK." Ucap gue lalu pergi meninggalkan mereka bersama bang Athan.
Athan hanya diam sedari tadi, karna ia tahu ia tidak berhak mencampuri urusan mereka. Tapi Athan berjanji, apabila ada yang menyakiti Arin lagi, dia tidak akan segan-segan membuat seseorang itu dalam keadaan yang sangat buruk.
Sejak saat itu sifat Arin menjadi lebih datar lagi. Berkali-kali Fano meminta maaf kepadanya, ia sudah memaafkan Fano, tapi tidak untuk menerima ajakan balikannya. Baginya tidak ada kesempatan kedua untuk orang sepertinya, yang tega-teganya selingkuh dengan sahabatnya sendiri. Jika itu buka sahabatnya, mungkin ia akan menerima dia kembali. Tapi dia tidak akan merebut milik sahabtnya, walaupun Lea hanya memanfaatkan Arin, setidaknya mereka pernah bahagia bersama.
Flashback Off
Setelah itu, mata Arin mulai terpejam menyelami mimpi.
*********
Kalo gue jadi Arin udah gue jotos ntuh si Fano, trus gue tendang ke amerika si Lea-nya.
(baca: Kalian bisa menyemangati Author dengan vote and comment🖤)
TERIMA KASIH untuk yang sudah memvote and comment cerita ini.
Don't Be Silent Readers
-Put
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Of Mysterious Girl
Teen Fiction[follow dulu sebelum baca] Waktu dan keadaan dapat mengubah segalanya Entah itu menjadi lebih baik, atau buruk. Salahkan saja keadaan Yang membuat seseorang terpaksa berubah Bukan seperti yang dinginkannya. Disaat orang seusianya masih bermain d...