°23°

1.6K 93 20
                                    

Happy Reading!

Keesokan harinya, Arin tidak pulang ke rumahnya, melainkan ia langsung pergi ke sekolah. Sebelum ke kantor kemarin, ia sudah menyiapkan baju sekolahnya, antisipasi jika pada akhirnya ia tidak bisa pulang.

Sesampainya disekolah, keadaan masih sangat sepi. Hanya segelintir murid yang sudah datang.

Dikelasnya, Arin hanya melihat satu orang murid disana. Si peringkat dua. Arin tahu, perempuan tersebut tidak terlalu menyukainya. Menurut Arin, Caca terlalu berambisi untuk mengalahkannya. Ya, Caca namanya. Entahlah, Arin tidak tahu nama aslinya apa, beberapa orang memanggilnya dengan sebutan itu.

Arin terus berjalan menuju tempat duduknya tanpa menghiraukan tatapan tajam dari Caca.

Seperti biasa, jika ia berangkat terlalu pagi, maka ia akan memilih tidur sambil mendengarkan lagu dari handphone nya.

"Rin, " panggil Nata dan Zara sambil mencabut headset milik Arin.

"Udah ada guru tuh,"  ucap Nata ketika Arin mengangkat kepalanya.

Setelah itu mereka pun mulai terfokus dengan guru yang sedang mengajar di depan kelas.

Ditengah-tengah pelajaran ponsel Arin berdering, namun tak ia hiraukan. Terus berlanjut hingga Arin mulai jengah.

"Jadi, untuk mencari nilai xy kalian harus... " ucapan Bu Dewi terpotong.

"Bu, saya izin ke toilet," izin Arin.

Bu Dewi membenarkan letak kacamatanya lalu menatap tajam ke sekeliling kelas tersebut untuk melihat siapa yang berani memotong ucapannya. Saat ia lihat, Arin lah yang memotong ucapannya, Bu Dewi langsung tersenyum, lalu membiarkan Arin pergi ke toilet.

Hampir seluruh murid di kelas menatap Bu Dewi dan Arin kesal, terutama Caca. Arin adalah anak kesayangan para guru, sehingga ada beberapa guru killer yang mengahalalkan ia untuk pergi ke toilet saat pelajaran. Ya, hanya beberapa, tidak semuanya.

Arin pergi ke toilet, tidak lupa membawa handphone-nya.

Handphone-nya lagi-lagi berbunyi. Arin pun mengangkatnya.

"Markas di Spanyol diserang Rin!!! Mereka kewalahan, kalah jumlah."

"HAHHH! Kok bisa gitu? Siapa yang nyerang?"

"Masih belum tahu. What's your plan?"

"Siapkan penerbangan hari ini juga. No, sekarang juga! Bawa 20 anak aja. Nanti gue kabarin anggota yang di Spanyol buat ngumpul semua di tempat penyerangan."

Setelah itu Arin langsung mematikan sambungan telepon dari Gerry. Tidak lupa Arin mengabari gangster Spanyol yang ada dibawah kepemimpinannya untuk segera datang ke tempat penyerangan.

3girls

ArinaLA
Cabut.

NataliaAW
Siap!

ZaraniaFA
Siap! (2)

Arin langsung pergi menuju parkiran, tidak lama kemudian Nata dan Zara datang membawa tas mereka dan miliknya.

"Kenapa?" tanya Zara mode serius.

"Markas Spanyol." ucap Arin.

Arin melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Tidak memakan waktu yang cukup banyak, mereka sudah sampai di bandara.

The Secret Of Mysterious GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang