Part 5 - Putus-Nyambung

1.8K 63 4
                                    

Jangan lupa vote dan komennya ya...😊

Semakin kalian dermawan memberi author vote, maka semakin cepat pula author update 👌🏻

Semakin kalian dermawan memberi author vote, maka semakin cepat pula author update 👌🏻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Gue pernah suatu ketika sedang mendapat hukuman dari guru matematika. Gegara gue telat masuk kelas. Gue dimarahi dan dinasehati habis-habisan oleh Ibu Guru Matematika tepat di depan Dimian. Saat itu kebetulan Dimian sedang lewat dan mampir kelas gue untuk sekedar menyapa Ibu Guru. Dia berpura-pura tidak mengenal gue. Ya, gue tidak akan sakit hati, dan marah dia bersikap seperti itu. Toh itu memang apa yang gue inginkan darinya ketika sedang berada di sekolah. Tapi, yang membuat ngenes, nyesek, kesel dan emosi adalah Si Dimi ini malah pulang bareng membonceng cewek (alias temen sekelasnya). Gue kagak pernah dibonceng saat pulang atau berangkat sekolah. Iyalah, kan gue yang minta begitu. Tapi kok tetap saja merasa nyesek melihat dia membonceng cewek lain. Malamnya, gue dimarahi habis-habisan oleh Si Dimi.

"Kamu malu-maluin ih! Rumah kamu deket tapi masuk tetep kesiangan. Kakak nih ya, meskipun rumah jauh dari sekolah, Kakak gak pernah tuh telah masuk sekolah. Kakak dari jam 6 pagi udah berangkat ke sekolah. Kamu jam segitu lagi apa? Masih tidur?" Cecar dia via telepon.

"Enggak!" Bohong gue dengan nada tinggi. Padahal emang iya, hahaha. Setelah sholat subuh, gue lanjut tidur lagi dan bangun jam 6.15 pagi. Barulah mandi dan siap-siap ke sekolah.

"Jangan dibiasain gitu!" Tegurnya lagi. Sudah seperti Ibu Guru Matematika tadi pagi, membuat kuping gue semakin panas.

Selama masa pacaran diam-diam itu, bisa dihitung jari Kami berkencan. Perjalanan cinta kami mengalami putus-nyambung. Gue lupa lagi alasan Mengapa dulu Kami sampai putus. Setelah Dimian lulus SMA, Kami langsung hilang kontak begitu saja. Gue udah ganti nomor HP dan langsung delete kontak dia. Setahun berlalu, saat di mana media sosial Facebook lagi viral dan banyak orang mengaksesnya. Namun tidak semudah seperti sekarang tinggal klik aplikasinya di smartphone. Dulu jika ingin mengakses Facebook atau pun Friendster, gue harus pergi ke warnet dulu dan log in di komputer. Dan gue mulai terkoneksi lagi dengan Si Dimi, add friend (mungkin kalau di Instagram itu follow) gue dan kita berteman di medsos tersebut. Tapi Kami belum mulai untuk saling memulai chat, saat sama-sama sedang online.

Kami terhubung kembali, saat momen Hari Raya Iedul Fitri. Di momen yang fitri itu gue mengirim pesan 'mohon maaf lahir batin' pada Dimian yang kebetulan sedang online. Komunikasi pun berlajut, Kami saling bertegur sapa dan saling bertukar kontak. Dari situlah gue dan Dimi CLBK lagi, cinta lama belum kelar hahaha. Kami kembali berpacaran dan gue sudah mulai go public. Karena gue sudah menginjak kelas XII dan sudah tidak memiliki kakak kelas. Jadi tidak ada ketakutan atau resiko dilabrak oleh mereka. Masa bodoh dengan teman seangkatan gue yang masih betah ngecengin Dimian. Mereka tidak mungkin berani labrak gue. Suatu hari, tiba-tiba si Dimi datang dan silaturahmi ke sekolah bersama pasukannya. Karena dia kuliah di Bandung, otomatis kami menjalani LDR. Udah sebulan gue gak ketemu dia, pas giliran ketemu penampilan dia berubah total. Rambutnya udah gondrong dan ketampanannya sirna hingga gue merasa malu buat ketemu. Alhasil, saat dia hendak menghampiri dan mendekat, gue langsung mendadak pura-pura tidak mengenalnya. Sama sekali tidak melihat wajahnya! Hanya karena gue merasa malu untuk mengakui Dimian adalah pacar gue di hadapan teman-teman. Kejamnya gue saat itu.

Tepatnya sejak Kami putus lagi. Saat gue akan menghadapi Ujian Nasional. Gue juga lupa putusnya gara-gara apa. Yang jelas tiba-tiba saja dia memblokir nomor gue. Untung saja meskipun sedang patah hati, konsentrasi gue dalam belajar sama sekali tidak terganggu. Ya mungkin karena perasaan cinta gue dulu ke Dimian belum terlalu dalam. Apalagi waktu itu gue sedang dekat dengan cowok lain, masih satu angkatan namun beda kelas. Gue tidak mengira jika kejadian sepele itu malah berimbas sangat besar di masa depan. Gue tidak menyangka jika kejadian tersebut akan berdampak buruk terhadap kondisi psikologis gue dari tahun ke tahun. Gue yakin saat itu Si Dimi sangat sakit hati telah berkali-kali dicampakkan. Iyalah, siapa yang tidak akan sakit hati, jika pacarnya sengaja datang tapi malah tidak dianggap, tidak disapa sama sekali.

Malamnya, gue meminta maaf pada Dimian. Gue beralasan mengapa dia dicuekin begitu? Karena gue tidak mau dimusuhi teman-teman di sekolah. Dimian memang sudah mengetahui jika banyak temen seangkatan gue yang ngecengin dia. Padahal kenyataannya bukan, alasannya adalah gue malu dan tidak suka dengan gaya rambutnya yang gondrong, berantakan dan tidak terurus, mendadak gue il-feel.

Jahat banget gue kan?

Banyak sekali teman-teman di sekolah yang tidak menyukai hubungan gue dengan Dimian. Mereka terang-terangan menyimpan foto Si Dimi di HP masing-masing. Pernah ada kejadian di mana hari itu hujan deras saat akan berangkat sekolah, gue mendapat SMS dari teman sekelas. Gue tahu temen yang mengirim sms ini ngeceng Dimian. Tapi gue tidak pernah negative thinking dengan temen gue itu. Dia mengirim SMS jika Wali kelas tidak akan hadir dan tidak bisa mengajar. Bodohnya gue, percaya saja omongannya.

Akhirnya gue bolos sekolah dan mengurung diri di kamar. Tidak lama kemudian, sahabat gue Si Mimi SMS, Mengapa gue tidak masuk sekolah? Gue baru sadar kalo itu jebakan dari temen sekelas gue itu. Dia sampai tega menjebak gue. Saking tidak relanya gue jadian dengan Dimian. Wali kelas hadir dan mengajar, semuanya pada masuk kelas kecuali gue yang langsung mendapatkan Alfa. Gue menangis kejer, dan mengadu pada Dimian.

"Kamu kenapa nangis?"

"Gara-gara fans kamu tuh!" Ketus gue sambil mewek-mewek.

"Iya kenapa emangnya?"

"Dia tega bohongin, kalo wali kelas gak akan ngajar. Dan kelas diliburin. Aku percaya aja, eh pas Si Mimi SMS ...," panjang lebar gue laporan dan ceritain kronoligisnya.

"Yaudah, gakpapa bolos sekali aja. Kamu kan gak pernah bolos. Orang yang udah kerja aja punya cuti, anggap aja kamu lagi cuti."

Emang kadang-kadang dia suka ngelawak. Sok-sokan kayak orang dewasa padahal kerja aja dia belum. Gue malah jadi ketawa dengerin nasihat dia.

***

Beberapa bulan Kami kembali putus. Karena gue telah membahas dan mengorek-orek masa lalunya. Dia sampai marah besar dan kembali memblokir nomor gue berserta media sosial facebook. Gue nangis sejadi-jadinya dan menyesal karena sikap gue. Sejak itu, gue hilang kontak dan jejak dia. Yang gue tahu dia kuliah di jurusan IT di salah satu Universitas swasta di Bandung.

Bandung, 2 Mei 2019

Thanks for reading...😊

Semoga selalu dijauhkan dari yang namanya Plagiator si predator yang suka mencuri karya orang-orang kreatif.

Source of photos :

Dasha Taran : https://www.instagram.com/p/BenW1FJB-FN/

Justin Agustin : https://www.instagram.com/p/BUOjlsVB2RR/

COUPLE (Already Published)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang