Part 8 -- Makan Teman

1.2K 39 2
                                    

Semoga terhibur ya😎😊

Jangan lupa hibur author dengan vote dan komen lucu kalian 👌🏻😘😂


Pasca gue putus hubungan dengan Zio, semua teman di kampus kembali menjodoh-jodohkan gue dengan Fian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pasca gue putus hubungan dengan Zio, semua teman di kampus kembali menjodoh-jodohkan gue dengan Fian. Karena status Kami kini sudah sama-sama jomblo. Tapi gue merasa gengsi untuk memulai duluan lantaran yang gue inginkan adalah Si Fian yang inisiatif duluan memulainya. Akhirnya hubungan Kami hanya sebatas tarik-ulur saja, tidak ada perkembangan yang lebih lanjut menuju hubungan kekasih. Mungkin karena Si Fian masih sakit hati dengan omongan gue dulu. Sedangkan yang merasa bersalah dan telah menuduhnya ini alias gue, ingin memperbaiki hubungan yang dulu itu. Gue ingin memulainya lagi dari nol.

Akhirnya gue meminta teman sekelas yang akrab dengannya yaitu Rindy. Baik gue maupun Rindy saling memiliki kepentingan. Jadi gue meminta Rindy supaya Si Fian maafin gue dan kembali dekat seperti dulu. Rindy pun sama meminta bantuan gue untuk meminta maaf pada Si Rigan supaya mau CLBK lagi. Sungguh rumit sekali cinta segi empat ini, serumit rumus matematika. Seperti inilah rumusnya:

1. Gue dan Rigan teman sekelas;

2. Rindy dan Fian juga teman sekelas;

3. Rindi dan gue teman hangout dan akrab tapi tidak bersahabat.

Niat awal, gue ingin menjalin cinta dengan Fian dan Rindy dengan Rigan. Tapi pada akhirnya malah gue yang berpacaran dengan Rigan.

Ribet bukan? Sementara Si Rindy dan Fian hanya bisa gigit jari. Keduanya pun beraliansi ingin memisahkan hubungan Kami. Gue dan Rindy menjadi bermusuhan dan hubungan gue dengan Rigan seperti harapan gue dulu, seperti orang yang tidak saling mengenal.

Sejak itu pula gue dicap sebagai makan teman. Karena gue yang tega telah merebut pacar teman sendiri. Padahal faktanya, gue dan Rigan sama-sama jomblo. Tetap saja gue dianggap negatif karena menjalin hubungan dengan mantan pacar teman gue sendiri. Memang semua itu di luar dugaan dan di luar rencana, dan Tuhan berkehendak lain. Memang tujuan awalnya gue mendekati Rigan hanya bermaksud ingin membantu Si Rindy. Namun seiring berjalannya waktu gue dan Rigan sering menghabiskan waktu bersama dan saling curhat masa lalu satu sama lain. Entah itu Si Rigan curhat masa lalunya dengan si Rindy. Dan gue curhat masa lalu bersama Si Fian dan juga Si Kim Dae Hyun. Tapi, gue menutup rapat kisah cinta gue dengan Dimian dan Zio. Entahlah, gue rasa Rigan tidak perlu tahu mendetail masa lalu gue.

Lama kelamaan gue merasa nyaman dengan Si Rigan, jadilah gue melenceng dari tujuan awal. Gue malah baper. Rigan pun sama, malah semakin perhatian dan bersikap lebih dari sekedar teman. Perasaan gue kepada Fian pun semakin memudar karena tergantikan dengan kehadiran Rigan. Gue dan Rigan pun akhirnya berpacaran tapi backstreet. Hanya sahabat gue dan sahabat Rigan yang mengetahuinya. Rigan gak mau sampai anak kelas tahu jika Kami memiliki hubungan. Dia tidak ingin nantinya diolok-olok dan dijadikan perbincangan teman-teman di kampus. Gue pun sama. Karena merasa telah berpacaran dengan mantan pacar teman sendiri. Gue tidak mau teman-teman di kampus, khususnya di fakultas pada mengejek dan mengolok-olok gue dengan istilah makan teman. Mungkin istilah dulu itu disebutnya "pagar makan tanaman atau teman makan teman" tapi istilah sekarang apalagi setelah viral tentang gosip selebriti jadi terkenal dengan istilah makan teman.

Selama hubungan dengan Rigan, gue merasa menemukan kecocokan. Gue melihat sosok Rigan seperti sedang bercermin diri gue sendiri, dan dia pun berpendapat yang sama. Baik gue dan Rigan merasa sama-sama tidak memiliki banyak sahabat yang benar-benar tulus dan dapat dipercaya. Kebanyakan teman yang menghampiri Kami hanya sekedar ada kepentingan saja. Ketika Kami sedang mengalami kesulitan, sahabat-sahabat gue malah tidak peduli. Teman yang gue anggap sahabat itu malah semuanya tidak ada yang setuju dengan hubungan gue dan Rigan. Mereka berpendapat, jika apa yang gue jalani itu salah. Mereka mengklaim bahwa gue ini jahat lantaran sudah merebut kekasih teman sendiri.

Ya itu tadi kalau di zaman sekarang mungkin gue di-judge mereka sebagai makan teman. Rindy adalah teman gue. Rindy memang dekat dengan gue bahkan sering hangout bareng. Dan kini, mantan kekasih Rindy adalah pacar gue. Posisi gue tidak mengenakan sekali kan? Sejak saat pula hubungan persahabatan gue bubar. Gue dijauhi dan dimusihi oleh teman-teman gue. Termasuk hubungan pertemanan gue dan Rindy pun hancur, bahkan Kami tidak pernah saling menyapa lagi ketika berpapasan. Gue selalu ke mana-mana sendiri, baik berangkat atau pulang kuliah. Di kelas pun gue tidak terlalu dekat dengan teman-teman karena mereka semua juga memiliki geng-nya sendiri.

Untung saja dibalik kesedihan itu, gue masih memiliki Rigan yang selalu setia ada di samping gue. Dia yang selalu mendukung, memberikan semangat dan menemani gue di kala sendirian tanpa ada sahabat-sahabat yang menemani. Gue merasa nyaman dan cocok menjalin hubungan dengan Rigan karena gue merasa telah menemukan pengganti Dimian. Rigan selalu ada di kala gue butuh bantuan.

Seperti saat gue tiba-tiba terkena sakit magh dan sampai muntah-muntah. Begitu gue telepon, dengan sigapnya dia segera datang ke kostan dan mengantar gue ke rumah sakit terdekat. Bahkan biaya dan obat pun Rigan yang tanggung semuanya. Selama gue terbaring sakit, dia yang selalu menjenguk dan merawat gue. Dia sampai rela bolak baik dari kosannya lalu ke kosan gue, hanya untuk mengecek keadaan gue. Saat gue sakit, tidak ada satupun sahabat atau teman se-geng di kelas yang menjenguk atau sekedar menanyakan kabar gue. Hah … beginikah hidup?

"Kamu punya sahabat lain gak selain mereka?" Tanya Rigan dengan wajah mengiba.

"Punya. Tapi yang paling dekat dan selalu bisa diandalin sih tinggal satu," kata gue sambil menghapus air mata. Menangisi kemalangan gue yang kehilangan banyak teman gara-gara hubungan cinta terlarang dengan Rigan ini.

"Gakpapa, Chika. Lebih baik punya satu temen dan tulus dari pada banyak temen tapi cuma manfaatin doang, seneng-seneng doang, di kala kita sakit mereka pada gak ada."

Gue merasa terobati dengan omongan Rigan itu. Dia itu orangnya introvert sama seperti gue sama pula dengan Dimian. Ah, mengapa Dimian lagi sih! Lupakan dan kembali ke Rigan. Meskipun Rigan mengaku memiliki banyak teman, tetapi dia hanya memiliki sahabat yang bisa dihitung jari saja. Karena kebanyakan dari teman-temannya hanya memanfaatkan materi yang dia miliki. Dan itulah yang menjadi alasan mengapa Kami bisa berpacaran. Karena Kami memiliki banyak kesamaan. Kisah cinta gue dengan Rigan itu sangat unik dan lucu. Setiap kencan ada saja kejadian lucu dan konyol yang muncul dan menghiasi momen kebersamaan Kami.


Bandung, 7 Mei 2019

Thanks for reading...

Jangan lupa vote dan komennya ya...

Semoga selalu dijauhkan dari yang namanya Plagiator si predator yang suka mencuri karya orang-orang kreatif.

Source of photos :

Dasha Taran :  https://www.instagram.com/p/BMhQaxjF0Am/

COUPLE (Already Published)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang