Part 12 - Dunia Baru

1K 29 4
                                    

Terimakasih yang sudah vote dan komen😊

Happy reading😎


Happy reading😎

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah lulus dan mulai memasuki dunia baru yaitu mulai terjun di dunia karir. Perlahan teman-teman gue menjauh dan menghilang. Hingga tersisa Rosi dan sahabat karib gue Si Inez. Yang lainnya hanya teman biasa dan sebatas kenalan saja. Gue memang akrab dengan semuanya. Teman memang banyak, tapi yang benar-benar yang gue percaya, ya ... hanya dapat dihitung jari saja. Selebihnya hanya sekedar lewat atau sekedar ada kepentingan.

Beberapa bulan setelah lulus, gue diterima dan bekerja di salah satu Instansi pemerintah sebagai pegawai honorer. Di sana gue menemukan dunia baru yang jauh berbeda lingkungannya dengan tempat kuliah. Gue berhadapan dengan orang-orang yang umurnya jauh di atas gue. Gue sebagai pegawai termuda yang bekerja di sana.

Tak lama gue bekerja, ada salah satu pegawai honorer yang juga satu angkatan yang menocab mendekati dan mengejar-ngejar gue. Usianya tiga tahun di atas gue. Entah apa yang dipikiran orang itu dari dulu sampai sekarang. Gue bingung dan semakin serba salah bagaimana menghadapi orang ini. Karena dari awal bekerja, sama sekali tidak ada niatan ataupun rencana untuk mencari jodoh. Alasan pertama gue masih fresh graduate dan masih ingin merasakan kebebasan. Alasan kedua, gue ingin menjaga profesionalitas dalam bekerja. Alasan ketiga, gue masih trauma dalam urusan cinta yang selalu saja berakhir kandas.

Dan orang ini, sebut saja namanya Kakak. Entah gue bingung sama orang ini, hampir saja selama diklat (*pendiidkan & pelatihan) gue terperangkap cintanya. Gue pernah mengatakan beberapa kali penolakan pada Si Kakak itu juga ada alasan tersendiri. Gue tahu dia itu sudah memiliki kekasih. Tapi, munafik dan liciknya, dia masih menyangkalnya. Itulah mengapa gue selalu menolak. Sampai gue dikira kejam, cewek dingin, jutek dan berhati keras, sekeras batu.

Untung saja gue tidak sampai jatuh hati dengan perangkap dan tipu daya Si Kakak. Sikap yang dia tunjukan selalu membuat gue bimbang dan hampir goyah. Tapi, ternyata cinta dari Dimi masih kuat dan masih tersisa. Bayangan Dimian selalu datang dan berbicara untuk selalu waspada terhadap jebakan cinta Si Kakak. Ya, bayangan Dimian selalu menyadarkan gue untuk tidak goyah, tidak terpesona dengan tipu daya cinta. Bayangan Dimian selalu menyelamatkan gue dari rasa sakit hati atas apa yang dilakukan Si Kakak.

Setiap kali dia memperlakukan gue sebagai seorang wanita bukan teman atau rekan kerja. Dan setiap kali gue menghabiskan waktu bersamanya. Setiap gue merasa bahagia dengannya. Selalu saja bayangan Dimian tiba-tiba datang menghampiri. Seolah memberikan sebuah peringatan kalau gue gak boleh terperangkap rayuan cinta Si Kakak. Sikap dan kelakuan Kakak yang ke sana-sini, yang membuat gue bimbang dan mebuat gue akhirnya berharap. Tapi saat gue inget Dimian, gue kembali sadar. Tidak seharusnya gue mencintai orang itu. Gue hanya perlu bersikap bijaksana.

Memang sulit, sangat sulit buat gue untuk bersikap seolah-olah tidak ada perasaan istimewa untuknya. Harus gue redam perasaan itu dalam-dalam. Dan harus gue kunci hati ini rapat-rapat. Karena tidak seharusnya gue cinta sama orang itu. Gue tidak boleh merebut pacar orang. Apalagi gue tahu pacarnya itu cinta mati sama dia. Pacarnya itu sudah banyak berkorban demi dia. Gue tidak tegalah sampai hati menyakiti perasaan Mbak itu. Gue juga masih punya pikiran dan hati nurani. Gue juga seorang perempuan, otomatis gue bisa merasakan dan membayangkan bagaimana kalo posisi gue jadi Si Mbak itu. Pastinya siapa sih yang rela diselingkuhi? Pengalaman buruk semasa kuliah yang waktu itu, gue dianggap sebagai makan teman masih jelas teringat di memori otak gue. Tapi kadang gue ini suka jadi jahat juga, saking sudah lamanya sendiri. Terkadang gue membutuh seseorang untuk menemani. Dan gue kadang khilaf. Dan itu semua real, di luar kendali gue.

COUPLE (Already Published)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang