Part 18 - The Power Of First Love

1.1K 36 2
                                    

Terimakasih bagi yang sudah vote...

selamat membaca lagi....😎

😎

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Jujur gue sudah lelah dengan perjalanan hidup seperti ini terus. Mengejar ambisi, mengejar kehausan akan karir, kesuksesan, penghargaan, kekuasaan dan ... UANG. Gue mulai lelah dengan semua kegiatan ini. Gue ingin seperti perempuan lainnya, hidup normal merasakan cinta, menikmati hidup bersama pasangannya. Gue ingin menjadi perempuan seutuhnya. Jika Tuhan mentakdirkan gue bertemu dengan Dimian tahun ini, dan jika dia masih mengharapkan gue. Maka gue akan bersedia menikah dengannya. Dan gue akan rela meninggalkan semua mimpi dan cita-cita yang belum terwujud ini. Gue akan rela meninggalkan semua ambisi ini. Asalkan untuk Dimian Lingga Saputra.

Apa yang harus gue capai sekarang? Uang? Alhamdulillah apa yang gue inginkan sedari dulu sudah terpenuhi dan bisa gue miliki sekarang, kecuali Dimian. Cinta? Gue tidak butuh karena sudah malas untuk memulai dan menerima hal yang baru, kecuali Dimian Lingga Saputra. Entahlah mungkin ini udah 8 tahun berlalu tetapi gue masih belum juga berhasil bertemu dan masih belum bisa melupakannya. Yang gue inginkan hanyalah bertemu dengan Dimian Lingga Saputra.

Semua pencapaian ini adalah untuk menunjukkan kapabilitas yang gue miliki di hadapannya. Gue tidak bisa menerima orang baru dalam hidup gue. Maka dari itu selepas move-on dari Rigan, gue menutup diri dari cowok lain. Tidak mau menerima atau membuka hati lagi. Hal itu terjadi saat Si Kakak deketin gue, tapi gue selalu tolak mati-matian. Hati gue sudah ditutup rapat-rapat. Gue lebih merasa nyaman sendiri. Tidak ada keinginan untuk bahagia bersama orang lain.

Gue ingin tahu bagaimana keadaan Dimian sekarang? Apakah dia sekarang sebahagia gue? Apakah pencapaian dia setara atau di atas ataupun di bawah gue? Sungguh kekuatan cinta itu janganlah dianggap remeh. Apalagi the power of first love! Orang mungkin akan nyinyir, julid atau menertawakan soal kisah cinta pertama gue. But for me, ini tidak bisa diremehkan!

Gue sudah berusaha berkali-kali dan bertahun-tahun mencoba ke lain hati. Tetapi, tetap saja selalu berakhir dengan kandas. Dan kembali ke relung hati Dimian. This is the power of first love! Seberapapun gue berusaha melupakan dan membunuh cinta Dimian, tetap saja cinta ini mampu bertahan dan kuat. Tidak rapuh atau hancur meski dilekang oleh waktu.

Maybe, ini yang menjadi alasan kuat mengapa gue bisa move on dari Rigan walaupun memiliki banyak kenangan manis dan romantis sekalipun. Tetap saja gue bisa lepas dan ikhlas karena sudah diselesaikan secara baik-baik. Walaupun waktu itu sulit dan berat melupakan Rigan, tapi gue masih bisa berpikir rasional. Sehingga sama sekali tidak membuat gue untuk balik lagi ke hati Rigan. Visi dan misi hidup gue dengan Rigan sangat bertentangan dan tidak sejalan. Itulah sebabnya mengapa gue bisa move-on dari Rigan. Meskipun dulu dia pernah membuat gue bahagia dan lepas dari ingatan Dimian walau hanya sementara. Tetap saja pada akhirnya hati gue kembali berlabuh ke Dimian.

***

Waktu itu gue pernah bermimpi Dimian lagi. Tetapi kali ini mimpinya berbeda dan sampai membuat gue baper. Masih terbayang-bayang mimpi itu setelah gue bangun juga. Gue malah tidak mau terbangun dari mimpi tersebut. Gue ingin bermimpi seperti itu lagi, sangat indah. Andai mimpi itu menjadi kenyataan. Gue senang sekali bisa bertemu dengan Dimian walaupun hanya dalam mimpi. Wajahnya, tatapannya, langkahnya dan cara dia berbicara. Semuanya mengingatkan gue kembali ke masa lalu.

Walaupun banyak cinta yang datang dan pergi silih berganti, tetap saja yang membekas dihati gue hanya Dimian. Sampai sekarang gue belum ada kabar tentang Dimian dari Mbak Yani. Gue mencoba menghubungi Mbak Yani lagi kali aja dia lupa. Gue DM Instagram-nya dengan sopan dan hati-hati.

Gue

Selamat Siang, Halo Mbak Yani, maaf mengganggu waktunya. Gimana, apa udah ada kabar dari dia, Mbak? Keknya gak mau ya Mbak? Aku maklumin kok. Lagian udah terlalu lama juga. Paling aku titip pesan aja lewat Mbak, boleh?

Yani

Hallo juga. Iya, aku udah bilang ke dia. Cuma dianya lagi di luar kota. Jadi belum sempat ngobrol banyak. Paling dia nanya kemarin. Mungkin dia agak lupa gitu.

Emang punya salah apa ke Dimian?

Gue

Aku lupa-lupa ingat Mbak. Tapi yang jelas, aku ngerasa batin aja gak tenang.

Seingatku, dulu aku sering mengabaikan dia kalo ketemu. Tiap ketemu pasti aku selalu pura-pura gak kenal dan pura-pura gak lihat di sekolah. Padahal kita pacaran, sering SMS-an dan teleponan intens. Tapi pas ketemu di sekolah, aku sekali pun gak pernah sapa dia bahkan kasih senyum pun belum pernah.

Dulu pernah janjian ketemu tapi aku malah pergi.

Maklum saja kalo dia gak ingat. Aku aja sempat lupa. Setahu aku, Mbak. Kalo kita punya masalah sama orang dan belum diselesaikan atau minta maaf pasti gak akan tenang hidupnya.

Aku pengen tenang, Mbak. Pengen plong aja hati aku. Aku belum bisa ingat lagi karena maklum aja itu kejadiannya pas SMA.

Gue menunggu sampai berhari-hari jawaban dari Si Mbak Yani tapi belum juga ada balasan dari DM-nya. Gue sudah kepalang mumet dan kalang kabut menunggu kabar darinya. Gue ingin tahu apakah pesan dari gue sudah disampaikan ke Dimian atau belum? Apakah Dimian masih mau bertemu dengan gue? Gue insecure lagi. Dari pada begini terus, gue mencoba menghubungi Mbak Yani dan DM Instagram-nya lagi.

Gue

Mbak, maaf kalo selama ini aku lancang dan ganggu kenyamanan hidup Mbak. Aku cuma pengen masalah ini selesai aja. Aku cuma pengen minta maaf aja ke dia. Sama sekali aku gak ada niatan buruk. Maaf sekiranya kalo aku udah ngerepotin Mbak.

Setelah berhari-hari gue kirim DM lagi ke Mbak Yani. Tapi sama sekali tidak ada balasan dari dia. Jadinya gue menyimpan tanda tanya besar. Apa Si Mbak Yani ini menyampaikan amanat gue atau tidak? Mengapa Mbak Yani hanya membaca DM gue saja tanpa membalas? Gue mencoba berpikir positif kali saja Mbak Yani ini lagi sibuk dengan pekerjaanya.

Hari berlalu tapi gue belum juga dapat balasan dari Mbak Yani. Rasa rindu ingin bertemu dengan Dimian begitu kuat. Setiap hari yang ada dipikiran gue selalu dia. Dan dari pada gue galau terus-terusan galau, gue mencoba untuk DM lagi Si Mbaknya.

Gue

Mbak, mohon maaf ganggu mbak lagi, karena minggu depan penentuan karir aku, aku gak mau hal ini menghambat ke karir dan menghambat dikabulkannya doaku sama Tuhan hanya karena aku pernah salah ke orang dan belum minta maaf. Mbak kan teman kerjanya Dimian, aku minta tolong ke Mbak. Mohon disampaikan ke dia permintaan maaf atas segala perlakuan aku waktu SMA. Mohon dimaafkan atas hal-hal yang memalukan yang pernah aku buat saat masih kelas 1 dan 2 SMA. Tolong sampaikan maaf dari Chika ini. Terima kasih banyak Mbak Yani.

Gue menunggu balasan dari Mbak Yani ini tapi sama sekali tidak direspon. Gue sudah negative thinking saja dengan orang ini. Gue pikir dia tidak mau mempertemukan gue dengan Dimian, tapi tidak tahu alasannya apa. Mungkin karena Dimian sudah mempunyai pacar? Dan pacarnya itu temannya Si Mbak Yani. Jadi dia ketakutan gue embat? Masa bodo! Gue tidak mau berpikiran negatif karena hal tersebut bisa berpengaruh buruk terhadap psikologis gue. Lebih baik gue mencari info dari yang lain saja daripada menunggu pengharapan palsu dan tidak jelas dari orang ini.

Bandung, 27 Mei 2019

sampai jumpa di part berikutnya...😎😊

Source of Photos :
Dasha Taran : https://www.instagram.com/p/BCu4l6lBh0A/

Justin Agustin: https://www.instagram.com/p/BGuAscnMpce/

COUPLE (Already Published)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang