PART 9 - Broken Heart

1.1K 41 1
                                    

Selamat  Pagi, bagi yang sedang Sahur. selamat Sahur dan selamat menjalankan Ibadah Puasa bagi teman-teman yang menjalankan.🙏🏻😊

Minta Vote dan komennya ya sebagai bentuk dukungan buat Author biar makin semangat kasih cerita ke kaliannya.😘

Happy Reading😎💃🏼


Happy Reading😎💃🏼

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sayangnya, hubungan cinta gue dengan Rigan harus kandas sebelum Kami menjalani kencan ketiga yang dinanti-nantikan. Apakah akan mengalami kejadian aneh dan konyol lagi? Hah  ... nyatanya Tuhan berkehendak lain. Kencan kedua itu menjadi kencan terakhir Kami. Gue terpaksa putus dengan Rigan karena sudah lelah dan menyerah dengan sikap Rigan yang super duper cuek dengan masa depan.

Saat itu gue mengajak Rigan untuk sama-sama mengambil skripsi di semester 7. Gue ingin bisa lulus bareng 3,5 tahun. Sementara Rigan menolak keras, lantaran nilai mata kuliahnya yang jelek dan IPK-nya yang tidak memenuhi syarat untuk bisa lulus 3,5 tahun. Dia malah meminta gue untuk tidak terburu-buru dan mengajak gue untuk mengambil skripsi di semester 8 saja. Supaya bisa lulus dan wisuda bareng, menurutnya. Kami sampai berdebat panjang lebar mengenai perbedaan visi misi dan pandangan masa depan. Kami sama-sama egois dan tidak ada yang mau mengalah. Karena tidak menemui titik temu, saat itu juga Kami harus berpisah dan memutuskan hubungan percintaan ini. Akhirnya gue dan dia memilih jalan hidup masing-masing.

Gue tidak menyangka tak lama putus dengan Rigan. Tepat di mana seminggu sebelum gue akan menghadapi seminar proposal penelitian, saat itu pula gue mendengar kabar yang paling menyakitkan. Rigan kembali balikan alias CLBK dengan Rindy. Saat itu semua teman-teman di kampus sudah mengetahui gue pernah berpacaran dengan Rigan. Otomatis gue menjadi bahan gunjingan dan dicap sebagai makan teman.

Dengan bangganya Rindy memamerkan kemeseraan dengan Rigan di depan mata gue. Di dalam hati, jujur saat itu sangat menyakitkan. Gue merasa jatuh dan tidak bisa bangkit menjalani kehidupan. Sahabat sudah menjauh dan orang yang dicintai sudah tidak lagi bersama. Gue merasa sangat kesepian dan malang dengan takdir hidup gue yang sangat kejam.

Setiap pulang ke kostan dan sendirian di sana. Gue selalu menangis kencang saking tidak sanggupnya menghadapi kenyataan pahit ini. Gue merasa menyesal telah meminta putus waktu itu. Gue sampai tidak habis pikir, mengapa Rigan sampai sekejam itu terhadap gue? Dia bilang dulu, gue itu seperti ibunya. Jadi dia tidak akan mungkin menyakiti perasaan gue. Bahkan teman satu gengnya pernah bilang, jika dia sudah sayang dengan perempuan, maka dia tidak akan menyakiti perempuan itu. Tapi kok aneh ya tidak sesuai kenyataan? Kok tidak sesuai dengan seharusnya sih? Gue merasa semua omongan Rigan itu bohong dan bualan saja.

Sebenarnya gue ingin mengatakan hal yang tegas pda Rigan. Tetapi gue masih menunggu waktu yang tepat untuk menjelaskan tentang keegoisan gue yang tega meninggalkannya. Gue berdiam diri dan seolah-olah tidak peduli karena ingin fokus terhadap masa depan. Gue tidak mau mengganggu konsentrasi dalam mengerjakan skripsi ini. Mungkin setelah selesai sidang skripsi dan setelah menyelesaikan revisi, gue akan secepatnya mengajak Rigan untuk bertmu. Lalu mengungkapkan semuanya tentang perasaan dan unek-unek yang belum tersampaikan. Entah itu meminta Si Bagas, Si Tita, ataupun teman satu geng yang lainnya agar gue bisa bertemu dengannya. Gue tidak peduli apakah nanti dia setuju atau menolak. Yang terpenting adalah unek-unek yang selama dipendam, bisa gue keluarkan dan tersampaikan.

COUPLE (Already Published)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang