"Bless my eyes, oh God." Ucap Hwall yang membuat Siyeon tersenyum ramah padanya. Jauh didalam hatinya, ia merindukan pria itu. Bagaimana mereka sering menghabiskan waktu dengan bergelut pada pekerjaan hingga larut. Partner dalam pekerjaannya dulu sebagai staf Marketing.
Hwall Saputra. Lagi-lagi Siyeon memberikannya senyum manis karena tubuh Hwall yang terlihat sehat dan berisi, jauh seperti yang ia lihat Lima Tahun lalu.
"Aku tidak menyangka kita akan bertemu disini, Hwall. Sudah sangat lama," Siyeon menghampiri Hwall, menghadiahi pria itu dengan sedikit pelukannya.
Hari ini Siyeon resmi dipindahkan kerjanya. Ia sebelumnya bekerja di Perusahaan Qlie Holdings di Edinburgh. Sekarang ia sudah dimutasi ke cabang daerah Jakarta sesuai kebutuhan Perusahaannya. Itu juga alasan logis mengapa Siyeon kembali ke Jakarta--walau ia tidak mau. Pintarnya Siyeon dalam hal berbicara dengan aura yang mendominasi, membuat dia pantas untuk mendapatkan jabatan sebagai Kepala Staff Marketing.
"Aku juga, senang tentunya. Sepertinya aku cukup mempunyai waktu makan siang lebih lama nanti. Bagaimana kalau kita makan siang barsama?" Ajak Hwall dengan kilat mata berharap.
"Sounds good. Tidak ada alasan buat aku menolak, Hwall. Oh iya..." Siyeon menatap Map merah yang sedaritadi ia genggam, "aku akan diwawancarai jam berapa?"
Hwall mulai membaca mata Siyeon yang ia pikir sahabatnya itu akan sedikit cemas. Namun nihil, Siyeon masih bersikap santai seperti biasa.
"Siyeon, aku tahu ini akan berat untuk kalian bertemu lagi nanti, tapi..."
"Apa maksud kamu, Hwall? Untuk masalah wawancara, aku sudah siap. Kamu bisa mempercayai aku kalau aku ahli dalam menjawab pertanyaan." Senyum Siyeon dengan percaya diri.
Tidak, bukan. Bukan tentang itu maksud Hwall. Baru saja Hwall ingin menjelaskan, namun...
"... Ibu Larasati Siyeon?" Panggil seorang wanita cantik, ia Receptionist disana.
"Ah, iya. Saya." Jawab Siyeon.
"Ibu bisa langsung keruangan Pak Jeno di lantai tiga untuk sesi perkenalan dan wawancara." Lanjut wanita itu.
Mendengarnya, membuat senyum Siyeon luntur seketika. Tanpa sadar tangannya gemetar. Tatapannya langsung mengintimidasi Hwall yang juga terlihat panik dihadapannya.
"Hwall, apa maksudnya?" Tanya Siyeon. Ia berusaha mungkin untuk tidak tumbang karena kakinya yang tiba-tiba saja terasa lemas.
"Yeon, minggu lalu Jeno berhasil memenangkan Tender untuk Qlie Holdings, dan sekarang perusahaan ini juga miliknya. Dan perlu kamu tahu, aku sudah naik jabatan sekarang bukan lagi sebagai staff marketing. Aku adalah Sekretarisnya."
Penjelasan dari Hwall sukses membuat Siyeon terduduk kembali di Sofa. Ia tidak bisa berpikir sekarang. Otaknya benar-benar tidak berjalan untuk beberapa saat mendengar kenyataan yang baru saja ia dengar.
Ia akan bertemu Jeno.
.
"Bi, Mommy pulang jam berapa nanti?"
Naeun menatap Santi, wanita parubaya yang sudah Empat Tahun bekerja sebagai Baby Sitter Naeun. Siyeon mendapatkan Santi di Edinburgh sebagai TKW. Namun dengan bermurah hati, Siyeon mempercayainya dan mengangkatnya sebagai Baby Sitter pribadi anaknya.
Siang ini beliau sedang menemani Naeun di sekolahnya yang masih TK.
"Bibi kurang tahu, Naeun. Kalau nanti kita sudah pulang, kita tunggu Mommy dirumah. Bibi akan masakkan bubur sum-sum kesukaan Naeun nanti."