MEDIA_NEW.COM
CEO TANUTAMA JENO LEE, PEWARIS TUNGGAL YANG MEMILIKI PERUSAHAAN SUNAC TANUTAMA & INCORPORATE HOLDINGS YANG SEDANG MENGEMBANGKAN SAYAPNYA DIDUNIA, TERLIHAT SEDANG MENGUNJUNGI RUMAH SAKIT BERSAMA SEORANG WANITA.
*pictures*
_________
"Benar, Siyeon sepertinya memiliki hubungan khusus dengan Pak Jeno!" Ujar Silvia dengan terkejut sembari memegang handphone-nya dimana saat ini dia sedang memiliki waktu istirahat di Kantin.
"Oh astaga... Boss tampanku sudah ada yang memiliki. Temanku sendiri. Aku tidak bisa menerima ini Silvia," dengan wajah sedih sedikit berlebihan, Monica menyampaikan kekecewaannya saat dia juga melihat bagaimana media melayarkan foto Siyeon dan Jeno yang terlihat jelas dan sangat mesra.
"Aku juga tidak percaya, bagaimana bisa mereka terlihat sangat akrab dan mesra? Seperti pasangan yang sudah mengenal lama." Silvia terus mengamati sejumlah berita tentang Boss tampannya.
Berita yang mem-booming, sudah sangat jelas bahwa Siyeon dan Jeno sudah pasti memiliki hubungan lebih dari sekedar Boss dan Karyawannya. Atau lebih dari sekedar rekan kerja.
"Tapi, bagaimana dengan tunangan Pak Jeno?" Tanya Silvia.
"Oh, Model terkenal itu, ya?"
"Ekhem, Kalian harus dewasa dan bisa menerima, bagaimanapun Siyeon memang terlihat pantas mendapatkan Pak Jeno. Jadi, aku tidak terlalu terkejut." Brian membawa secangkir kopi dan ikut bergabung dengan kedua wanita kacau didepannya.
Hwall yang berada disampingnya hanya bisa tersenyum, "ya, mereka memang sangat serasi."
"Tapi, mengapa Siyeon merahasiakan ini kepada kita?" Tanya Silvia.
"Sadar Silvia, memangnya kita ini siapa? Bahkan dalam silsilah jabatan, seharusnya kita memanggil Siyeon dengan sebutan Boss. Tapi wanita baik itu yang memperbolehkan kita untuk tidak memandang dirinya tinggi," ucap Monica, "aku rasa Jeno yang beruntung mendapatkan Siyeon. Aku rela bila mereka bersama, ya... walau seharusnya lebih terlihat serasi jika dengan aku."
"Kamu juga terlihat serasi dengan aku, Monica." Brian menaik-turunkan alisnya seraya menggoda wanita itu.
Monica berdecik, "apa Jas yang kamu kenakan itu Brioni atau Tom Ford seharga dua buah mobil, Brian?"
"Tentu saja...bukan."
"Yasudah, jangan bicara apapun lagi."
.
Kartika menatap dirinya dengan marah pada pantulan cermin terang dengan lampu-lampu yang mengelilinginya.
"Aduh, Siss... jangan jutek dong. Nanti make-upnya kurang sempurna..." ucap Jerry saat dirinya memoles wajah Kartika untuk pemotretan sebagai brand ambasador salah satu kosmetik terkenal.
Kartika tidak menghiraukan apapun, dirinya tetap diam dengan perasaan marah yang masih mengganggunya. Apalagi foto Jeno dan Siyeon sudah menyebar diberbagai media.
Kalau sudah seperti ini, dirinya tidak bisa menutup semua mulut media.
Handphone Kartika ramai dengan berbagai pesan masuk dan panggilan telepon. Dirinya melihat bagaimana rekan wartawan sedang menerornya dan juga para kerabat yang baru saja mengetahui hal ini.
Kartika mengambil handphone dan mematikannya dengan kasar.
"Maya, berapa jam pemotretanku kali ini?" Tanya Kartika kepada Assistant disampingnya.