Siang ini Kamila sudah kedatangan tamu dirumahnya.
Sosok Kartika yang tersenyum diambang pintu langsung menyapanya dan memeluk calon Mertuanya itu dengan lembut.
"Kenapa mendadak? Mamah bisa memasakkan sesuatu jika tahu kamu akan datang," Kamila membalas pelukannya.
"Mah, aku sedih hari ini..." adu Kartika secara to the point.
Seketika Kamila terlihat khawatir. Sudah satu minggu dirinya baru melihat calon menantunya itu namun yang dilihat sekarang hanya wajah sedih disana.
"Ada apa sayang?" Kamila menghela napas dengan kesal, "apa yang dilakukan Jeno terhadap kamu lagi? Jelaskan pada Mamah."
Kartika tersenyum lirih sambil mengusap lengannya lembut, menunjukkan bagaimana kemarin Jeno mencengkeramnya disana, "akhir-akhir ini Jeno kasar padaku, Mah. Aku tidak tahan, kalau Jeno seperti ini terus, aku akan---"
"Tidak! Tidak sayang. Jangan berkata yang tidak baik. Hubungan kalian akan baik-baik saja," Kamila mencela dengan cepat.
Dirinya akan pastikan Kartika tidak akan memutuskan Pertunangan dengan anaknya. Baginya Kartika sudah mencangkup seluruh Karakter wanita yang pantas berdampingan dengan Jeno sebagai penerus Nyonya Tanutama. Tidak ada yang lain.
"Tapi, Mah. Jeno terlihat sangat membenciku..."
Tentu ini hanya pancingan Kartika, karena bagaimanapun dia tidak akan melepaskan Jeno. Dengan segala ambisinya, dia harus bisa menjadi Nyonya Lee Tanutama.
Kartika memulai dengan Aktingnya. Tatapan yang terlihat sedih dan menderita akan membuat Kamila cepat bertindak atas Putranya.
"Anak itu, sudah Mamah bilang berkali-kali untuk selalu menyayangi kamu. Tapi apa? Dia benar-benar mengabaikan ucapan Mamah!" Omel Kamila pada Jeno yang dia yakin anaknya sudah sampai Moscow sekarang.
Pagi sekali, Jeno mengirim pesan padanya kalau dirinya akan berangkat ke Moscow selama satu minggu. Kamila dan anak sematawayangnya itu memang sudah lama pisah atap. Jeno yang memilih untuk tinggal di Apartementnya sejak umur Dua puluh lima tahun semakin membuatnya sulit mengotrol anaknya sendiri.
Kartika menggenggam tangan Kamila untuk memulai aksinya, "Mamah harus bertindak lagi kalau begitu."
"Ya, Mamah akan menyeretnya kepelukan kamu sayang. Jangan khawatir."
Melihat Kartika tersenyum membuat Kamila ikut tersenyum. Pikirannya tersadar saat dirinya mengingat kejadian lusa lalu, dimana ia melihat Siyeon yang sedang bekerja di Qlie Holdings.
Menurut pantauannya terakhir kali, wanita itu sudah menetap entah di Negara mana. Dan kehadirannya sekarang di Jakarta sangat membuatnya terkejut.
Kamila harus bertindak, pasti karena wanita itu kembali yang membuat Jeno semakin kurang ajar sekarang.
"Wanita sialan."
.
"Jeno... please stop, Aku mohon tunggu!"
Siyeon berusaha mensejajarkan langkahnya pada Pria itu yang sedang mengambil langkah panjang menuju mobilnya, mencegahnya agar tidak membawa Naeun kemanapun yang masih berada dipelukkannya.
Dibelakangnya juga ada Santi dan Hwall yang mengikuti mereka.
Perkataan Jeno yang akan membawa anaknya pulang membuat Siyeon kalang kabut.
Tidak, itu tidak akan terjadi.
"Daddy, sepertinya kaitan sepatu aku terlepas."
Naeun mengguncangkan kakinya dan bisa Jeno lihat kalau sepatu Pink yang dipakai anaknya itu ingin terjatuh.