Sembilan

879 90 93
                                    

Kris mengemasi barang-barangnya. Tinggal selama satu hari di dorm mantan grup membuat ia canggung.

Pada awalnya ia berniat hanya bermalam, namun berkat bujuk rayu Xiumin jadilah ia tinggal lebih lama.

Dari balik pintu muncul sang pemilik kamar, Xiumin. Kris tersenyum kearahnya seraya melipat pakaian.

"Jam berapa penerbanganmu?"

"Nanti jam lima."

"Perlu kami antar?"

"Tidak usah, aku sudah cukup merepotkan disini."

Xiumin hanya mengangguk. Ia ikut duduk ditepian kasur dan mengamati pergerakan Kris.

"Kau tidak ingin mengunjungi yang lainnya? Mereka jika sibuk memang jarang kembali kesini."

"Tidak usah, sampaikan saja salamku pada mereka."

"Baiklah, tapi aku ragu jika mereka menerima salammu."

Kris tersenyum kecut mendengar penuturan itu. Memang benar, pasti mereka tidak dapat dengan mudah menerima keberadaannya ditambah saat rekaman cctv itu tersebar. Ia sudah tak memiliki muka lagi untuk bertemu dengan yang lain.

"Yifan..."

"Ya?"

"Perihal berita kemarin, walau mereka tidak memberi tahu mobil siapa yang sedang Joon tumpangi tapi kami tahu jika itu milik mu."

Kris diam sejenak dari aktifitasnya. Kepalanya dengan lambat mencerna kalimat Xiumin.

"Kau tahu bagaimana keras kepalanya Chanyeol dan Baekhyun bukan? Aku memang sempat marah besar padamu, tapi setelah aku tahu bagaimana pengorbananmu untuk Joon aku sedikit mereda."

"Sehun baru mengatakan tentang kau dan Luhan yang mendonorkan banyak darah untuknya. Ku rasa itu cukup sebanding."

Kris dan Xiumin kembali diam. Keduanya masih membeku ditempat masing-masing dengan otak yang bekerja keras mencerna dan menyusun setiap kalimat.

Wajah tegas dan tajam milik Kris sekarang tampak murung. Ada beberapa hal yang ingin ia katakan namun bibirnya terasa kelu.

"Maaf jika saat itu aku keras dan bahkan mengusirmu."

"Minseok-ah.."

"Ya?"

"Jangan terlalu percaya padaku. Memang aku yang menyakiti Joon Myeon. Bahkan darah yang kami berikan tak sebanding dengan kesakitan yang ia terima."

Kris menerawang ke depan. Ia tersenyum kecut.

"Jujur aku senang saat tahu jika Joon Myeon amnesia traumatik. Tapi setelah kami bersama beberapa hari lalu, sungguh aku merasa sangat iba padanya. Ia seperti orang kebingungan. Dibalik senyum dan tawa banyak pertanyaan yang selalu menggantung di kepalanya."

Xiumin diam. Ia masih ingat saat pertama kali pertemu Suho pasca kecelakaan. Wajah itu tampak sayu, pandangan matanya kosong, kadang ia merasa jika jiwa Suho tak ada di raganya.

Namun ia tak bisa berbuat banyak, pihak keluarga Kim yang meminta mereka dan agensi untuk menutupi perihal itu. Memang ada beberapa alasan yang membuat mereka menyetujuinya. Semua mereka lakukan demi Suho.

Selain itu tak adanya rekaman cctv ditempat kejadiaan dan kurangnya bukti lain membuat polisi terpaksa menyembunyikan kasus ini.

Namun kemarin seperti disampar petir di siang hari, rekaman itu tiba-tiba muncul kepermukaan. Membuat seluruh netizen kembali membahas. Bahkan saat ini menjadi trending.

II. Walk On MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang