Tigabelas

754 71 46
                                    

Langkah kaki besar dan tergesa membawanya menuju Sungai Han. Raut wajah itu mengeras dengan urat yang tampak jelas menegang.

Xiumin tak peduli dengan dirinya yang hanya mengenakan kaos hitam pendek dan celana jeans. Tanpa penyamaran sedikit pun. Tatanan rambutnya terlihat acak bahkan jauh dari kata rapi yang terus melekat pada dirinya.

Tangan itu sudah gatal ingin mendarat di wajah tampan seorang aktor hollywood. Dadanya terasa bergemuruh dengan amarah.

"Hyung, jangan seperti ini!"

Baekhyun berusaha menyamakan langkah kakinya. Ia pun menggapai lengan Xiumin, namun dengan kuat cekalannya dilepas.

"Tolong selesaikan dengan kepala dingin. Kita perlu mendengarkan penjelasan darinya."

"Kau menyingkirlah dari ku sebelum aku juga memukulmu. Aku tak butuh penjelasan dari seorang pecundang sepertinya. Cih, berpura-pura tidak terlibat."

Langkah kaki Xiumin semakin membesar kala ia melihat sosok Kris yang duduk di salah satu bangku taman. Baekhyun pun memutuskan untuk mengikuti dalam diam, ia masih sayang dengan tubuhnya.

Bugh

Satu pukulan telak mendarat di wajah Kris, membuat ujung bibirnya berdarah.

Bugh

Satu pukulan telak kembali mendarat tepat di ulu hatinya dan membuat sang korban jatuh terhuyung.

Xiumin pun meraih kerah pria yang jatuh tersungkur itu, menariknya dengan kuat. Kedua pasang obsidian mereka saling bertemu.

Bugh

Satu pukulan kembali mendarat. Keduanya masih diam. Kris sama sekali tak berniat membalas pukulan itu walau rasanya sungguh menyakitkan.

"Mati saja kau, Wu Yifan!"

Xiumin berteriak tepat di hadapan Kris. Setelahnya ia kembali memukul sang korban secara membabi buta.

Baekhyun bergerak resah. Ini adalah pertama kalinya ia melihat seorang Kim Min Seok yang penuh dengan amarah.

Nuraninya tergerak saat melihat Kris yang sudah jatuh tak berdaya dan masih menerima pukulan keras dari sang kakak. Wajah itu sudah penuh dengan luka lebam. Beberapa bercak darah bahkan menetes diatas tanah.

Ia melangkah cepat dan memeluk Xiumin dari belakang, mengunci pergerakan sang kakak yang sangat kuat.

Tak mau kalah Xiumin pun semakin memberontak. Kali ini Baekhyun berhasil. Ia membawa Xiumin mundur beberapa langkah dan masih terus mengunci pergerakan sang kakak.

"Hentikan, hyung! Kau bisa membunuhnya."

"Lepaskan aku!"

Ia masih terus memberontak. Dengan keterampilan bela dirinya, Baekhyun pun membanting sang kakak ke tanah dan kembali mengunci pergerakannya.

Dirogohnya saku celananya dan dengan cepat menelpon Chen.

"Jongdae-ah, cepat kemari. Ajak member lain aku butuh bantuan kalian!"

Setelah mengatakan kalimat itu Baekhyun segera memutus sambungan tanpa menunggu jawaban diseberang. Ia mendudukan tubuhnya diatas punggung Xiumin dan menahan kedua tangannya yang terus memberontak.

Kris hanya diam dengan sesekali terbatuk. Seluruh tubuhnya terasa mati, sangat sulit untuk bergerak.

Ketiganya kembali membisu.

"Yak penghianat! Kau bisa mendengarku?"

Baekhyun bertanya dengan nada datar. Kris hanya merespon dengan tersenyum pahit.

II. Walk On MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang