Don't Forget Me - Part 1 -

1.9K 220 18
                                    

Sequel : Loose Leaf

...

Dalam bayangannya teringat kembali tentang sebuah kecelakaan yang terjadi 3 tahun lalu. Tidurnya selalu tak tenang setiap waktu, kadang terbangun dengan keadaan tubuh yang basah karena keringat. Tak jarang liquid mengalir deras dari matanya. Dia tak menyadari itu, semua itu terjadi secara natural.

Melalui mimpi yang terlihat nyata, dan memang benar adanya. Sudah cukup lama, namun kenangan pahit itu masih menghantuinya. Bukan hanya kenangan, bahkan sekelebat bayangan tentang dia sering ia lihat.

Matanya terpejam, mencoba melupakan kejadian menakutkan dalam hidupnya. Tetesan darah membuatnya kembali terbayang, dia kembali teringat detik demi detik saat tubuh gadis yang dicintainya tertabrak benda yang melaju kencang. Saat itu pikirannya tiba-tiba kosong, dunianya seakan berhenti bahkan ia hampir tak merasakan jika dirinya masih hidup. Ia tak bisa merasakan jantungnya berdetak beberapa detik, sebelum akhirnya kakinya yang kaku berjalan perlahan dan melaju cepat menggapai tubuh gadis itu.

Di mimpinya gadis itu berkata bahwa semua ini salahnya, dialah penyebab gadis itu mengakhiri hidupnya. Pria itu mengangguk-ngangguk, memukul dadanya berulang kali.

Dia berteriak cukup kencang, mencoba melepaskan bebannya. Tubuhnya yang terduduk mendadak berdiri, berjalan menuju jendela kamarnya. Membuka tirainya dan mendapati cahaya matahari menembus kulitnya. Seperkian detik dia hanya terus menatap keluar tanpa peduli dengan seseorang yang terus mengetuk pintunya.

"Park Jimin!"

"Apa kau sudah bangun?!"

"Park Jimin!"

"Eoh, tidak di kunci."

Pria itu jelas mendengar orang itu telah memasuki kamarnya. Namun tak sedikitpun dirinya berpaling. Dia hanya perlu mengumpulkan nyawanya kembali, setelah kalut dalam sebuah mimpi yang terulang kembali. Selalu seperti ini.

"Hyung, apa kau sudah merasa baik?"

Itu adalah adiknya yang bertanya. Park Jihoon khawatir pada kakaknya yang selalu bertindak gila sehabis bangun tidur. Bahkan terakhir kali, ia menemukan kakaknya dengan luka sayatan di tangan kirinya.

Dia terpaksa bertanya seperti itu, ia takut Jimin kembali bertindak nekat seperti beberapa waktu lalu.

"Sepertinya belum." lirihnya.

"Oh ya, kata eomma. Kau harus bertemu dokter Kim hari ini."

"Sepertinya, karena akhir-akhir ini kau kembali mengigau."

Tak ada jawaban, Jihoon berjalan mendekat hingga ia bisa melihat wajah suram dengan kantung mata yang menghitam.

"Hyung?"

Jihoon menepuk pundak kakaknya berulang kali dan terus memanggilnya. Namun ia hanya mendapati Jimin yang menoleh dengan tatapan wajah yang miris. Ingin menangis tapi ditahan.

Selepasnya kedua pundak itu bergetar, Park Jimin menangis tanpa suara.

Jihoon menatap Jimin dengan iba, ia tak bisa berbuat banyak. Hanya menunggu kakaknya berhenti menangisi semua yang sudah berlalu.

Love is Magic [Seulmin Story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang