T U J U H

326 17 0
                                    

"Semua orang mempunyai hak untuk menjelaskan suatu permasalahan yang terjadi pada mereka, termasuk kesalahanku padamu".

🌷🌷🌷

Sekarang aku sedang berada didepan pintu gerbang sebuah Pondok Pesantren milik paman Zahra. Mulanya tadi aku kerumah Zahra namun, kata mbok jah Zahra sedang pergi ke Ponpes pamannya yang ada di kota Kudus. Jadi, aku menyusulnya ke Kudus. Aku pergi bersama Billa, karena umi yang memintanya.

***

Saat ini aku dan Billa sudah berada didepan pintu gerbang pondok Pesantrennya. Cukup megah dan mewah, banyak berbagai tanaman mungkin memang sengaja ditanami berbagai macam tumbuhan.

Saat diri ini ingin menuju ndalem(kediaman Abah Kyai) namun, kaki ini begitu sulit untuk melangkah seakan ada beban yang begitu berat. Tpi, bagaimanapun juga aku harus jelasin semua pada Zahra.

'Bissmillahirrohmanirrohim'. Lafadz ku dalam hati agar lebih tenang.

Saat aku dan Billa melewati depan masjid pesantren langkahku tiba-tiba terhenti saat aku tak sengaja mendengar seseorang yang membacakan Kalam Allah dengan begitu merdu nan indah, sungguh sangat beruntung seseorang yang akan memilikinya kelak. Saat suara itu tidak terdengar lagi kami melangkahkan kaki menuju ndalem namun, lagi-lagi kaki ini harus berhenti karena ada seseorang yang yang memanggil namaku.

"Kak Azhar?". Panggilannya. Lantas aku menoleh ke sumber suara, deg...

"Zahra.?". Ucapku gugup, karena yang manggil ternyata Zahra terlebih aku datang kesini bersama Billa, 'Oh Allah, semoga tidak terjadi kesalah fahaman kembali' batinku dalam hati.

"Kak Azhar nga-ngapain kesini?". Tanya nya, belum sempat aku menjawab ada seorang santriwati yang menghampiri kami.

"Afwan Ning Kulo Bade tangklet, Niki ngaos ipun dilanjut nopo pripun?(Maaf Ning saya mau tanya, ini tadarusnya dilanjut atau gimana?)". Tanya santriwan itu.

"Ouh iya saya lupa, tolong bilangin ke adik²nya tadarusnya dilanjut besok saja ya? Dilanjut sama Ustadzah Wulan soalnya besok saya harus pulang ke Jakarta". Jawab Zahra, 'dilanjut besok? Apa mungkin suara tadi milik Zahra?' batinku dalam hati.

"Ouh, nggeh Ning. Kulo undur diri rumiyen, Assalamu'alaikum.(ouh, iya Ning. Saya pamit dulu, Assalamu'alaikum)". Ucap dan salak santri itu.

"Wa'alaikumussalam". Jawab kami bertiga.

"Ouh iya kak, mari masuk ke ndalem dulu". Ajak Zahra.

Lalu kami bertiga masuk di dahului oleh Zahra, saat sudah masuk di ndalem kami dipersilahkan untuk duduk diruang tamu, di ndalem terlihat sepi mungkin Paman dan Bibi sedang pergi.

"Mmm, ada apa ya Kak Azhar kesini? Dan tau dari mana kalau aku disini?". Tanyanya.

"Zahra aku kesini karena aku mau menjelaskan soal yang waktu itu ke kamu, dan aku tau kamu disini dari mbok Jah". Jelasku padanya.

"Ouh, kalau boleh tau soal apa?". Tanyanya, dan sangat membuatku terkejut, apa dia lupa? Fikirku.

"Yang waktu di depan butik".

"Zahra, aku minta maaf sebelumnya karena aku nggak minta izin sama kamu kalau aku ajak Azhar pergi. Aku tau gimana perasaan kamu, aku hanya berteman sama Azhar waktu kami masih kuliah di Kairo dan sampai sekarang, lagian juga aku udah punya tunangan". Jelas Billa pada Zahra, terlihat pipi Zahra yang sedang merona dan sangat membuatku bahagia.

"Nggak ada yang marah kok, lagian juga aku salah seharusnya aku dengerin penjelasan kalian terlebih dahulu waktu itu, Maaf..". Ucap Zahra.

"Aku juga minta maaf ya Zahra sama kamu". Ucapku.

"Iya kak aku maafin".

"Zahra, bolehkah kita berteman?". Tanya Billa yang terdengar hati-hati menanyakan pertanyaan itu.

"Mmm, tentu. Kenapa tidak?".

"Beneran?".

"Iya, ouh iya aku lupa siapa nama kamu?".

"Aku Billa".

"Nama yang indah".

"Mmm, Zahra. Apa aku boleh nanya?" Tanyaku hati-hati.

"Iya, boleh. Apa?"

"Kamu ngapain kesini?"

"Ouh iya aku lupa. Aku kesini itu disuruh ngasih undangan pernikahan kita ke paman dan bibi karena mama dan papa sedang sibuk kak Maula juga sedang sibuk jadi terpaksa aku yang harus antar ke Kudus".

"

Ouh, lalu tadi yang sedang ngaji di masjid sama santriwati kamu?"

"Hhhh, iya kak. Tadi aku, karena hari ini ustadzah Wulan tidak bisa hadir dan bibi harus menghadiri undangan jadi aku disuruh bibi untuk menggantikan ustadzah Wulan".

"Sering?"

"Ya kalau aku ke Kudus dan kalau ustadzah sedang halangan"

"Ouh, lalu yang contohin baca Al-Qur'an kamu?" Tanya Billa.

"Mmm, i-iya Bil". Deg...

"Ka-kamu?". Tanyaku memastikan.

"Iya, santai aja kali Zhar nggak usah sampe gitu juga". Ucap Billa.
Aku hanya bisa mangut².
***

Cukup lama kami berbicara sampai akhirnya paman dan bibi datang. Tak terasa pula kaki sudah berbincang-bincang lalu kami pulang, mulanya aku ngajak Zahra pulang sekalian namun dia bilang masih ingin di Kudus dan pulang besok pagi jadi terpaksa aku pulang dengan Billa berdua lagi..

🌷🌷🌷

Assalamu'alaikum, sahabat Fillah nya Azhar & Zahra. Azhar & Zahra hadir lagi lohh sahabat, jangan lupa tunggu terus kelanjutan ceritanya 🤗🤗. Jangan lupa pula klik bintan dibawah yaa🤗, jangan lupa pula follow InsyaAllah aku follback, trus koment and share tautan ceritanya 🤗🤗. Special Part ya😂.

Selamat menjalankan ibadah puasa yang ke-6 besok🤗😂 sampai akhir... Jangan lupa pula sholat tarawihnya ya sahabat Fillah 🤗🤗.

Wassalamu'alaikum 👋.

📝. Anisa Khoirun N
📄. Kudus, 10 Mei 2019

AZHAR & ZAHRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang