BAB 13:DEJA VU INSPEKTUR

13 2 0
                                    

07.00

Kampus Phoenix

Hari ini adalah hari terakhirku masuk kampus dan kelulusanku di kampus tersebut. Aku sudah membulatkan tekad untuk masuk kedalam kantor kepolisian dan ingin menjadi inspektur. Ya, inspektur adalah cita-citaku yang ku gapai sejak memasuki bangku SD. Aku mengerti banyak tentang kepolisian sampai-sampai teman-temanku menjuluki ku sebagai maniak polisi. Dan disitu aku lebih bersemangat mengemban cita-cita itu

10.00

Kulangkahkan mobil menuju ke  kantor besar kepolisian yang ada dikotaku. Aku mengunci pintu mobil dan aku langsung menanyai kepada security

"Jika anda ingin mendaftar disini. Anda harus temui Pak Reza di kantornya. Ku doakan semoga cita-citamu tercapai, bung"ujar security tersebut sambil menepuk dahiku dan tersenyum ramah

"Baiklah, terima kasih untuk support mu"aku melambaikan tangan dan masuk kedalam kantor besar tersebut.

Kutanyakan letak kantor tersebut dengan notulis yang sedang menikmati makan siangnya tersebut.

"Permisi, letak kantor milik Pak Reza dimana ya?" Tanyaku yang membuat notulis itu terkejut

"Oh, kau jalan lurus saja nanti kamu belok kiri dan di depan kantor ada tulisan 'kantor Reza Ardiansyah' kau masuk saja kesitu asal kau ketuk dulu pintunya. Oya, kau ingin mendaftar di kantor ini ya? Kau ingin mendaftar menjadi apa? Polisi? Personel keamanan? Notulis sepertiku? Atau yang lain?" Cerocos notulis cerewet tersebut bak kereta yang mengalami rem blong

"Aku ingin menjadi inspektur disini"ujarku

"Wah pekerjaan yang luar biasa. Ku doakan kau dapat diterima disini dan cita-citamu tersampaikan juga. Kenalkan aku  Kemal salam kenal"ucapnya dengan nada gembira sambil memperkenalkan dirinya. Aku senang sekali, notulis cerewet dan security yang ramah sama-sama mendoakanku padahal aku belum sepenuhnya kenal hanya Kemal yang ku kenal baru-baru ini.

"Aku Doni. Salam kenal"ujarku sambil melambaikan tangan kepada Kemal dan menuju ke kantor pemiliknya

"Tok...tok...tok..."

Tak lama, suara itu merespon ketukan pintunya

"Silahkan masuk"

"Siapa namamu nak? Dan kau ingin mendaftar menjadi apa di kantor ini?" Tanyanya dengan lembut dan nada ramah

"Namaku Doni Agustine. Aku ingin melamar menjadi inspektur disini tuan"ujarku dan duduk di depan pria besar dan nampaknya tegas tetapi tidak galak serta muka yang cukup menawan dengan kacamata minus menghiasi mata menawannya itu

"Oh jadi kau ingin mendaftar menjadi inspektur disini? Baik, akan kuuji kecakapanmu dulu"setelah ketua polisi tersebut berbicara, tiba-tiba dering telpon mengagetkan aku dan ketua polisi

"Apa? Ada seseorang tewas di tempat umum? Baik kami akan segera kesana. Doni, kau boleh ikut aku, anggap saja ini sebagai uji lamaranmu itu"dengan cepat ia menarik tanganku dan membawanya sampai di depan parkiran

Kami berjalan menuju TKP dan disitu sudah di beri garis polisi dan mayat tewas yang sudah di tutupi mukanya lalu akan dibawa ke rumah sakit

"Ini pembunuhan yang kejam. Korban di tusuk 2 kali dibagian perut dan jantung"seketika bulu kudukku merinding karena ceceran darah yang melumuri tubuh mayat tersebut. Tapi tenang, jika aku diterima menjadi inspektur pasti aku sudah biasa melihat mayat di depanku

Pak Reza dan para polisi lainnya sedang sibuk menanyai saksi kepada salah satu warga yang juga nampaknya diancam dibunuh. Tiba-tiba salah satu polisi mengagetkan ku dari belakang

Alea With A CaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang