BAB 15: KASUS TANPA ALEA?!

7 2 0
                                    

07.00

SMA Pancasila

"Hah, Alea tidak berangkat? Memangnya dia kenapa?" Tanya Melati si sekretaris kelas kami dengan nada terkejut

"Dia sakit, sebab dia terlalu lelah dengan kejadian kemarin tadi. Sudah ya, ada temanku ingin menjumpaiku" murid itu langsung lari menghampiri temannya yang sudah berdiri di ambang pintu

"Kalau Alea tidak berangkat rasanya sepi ya, tidak ada yang pamer cerita kasus yang dijalaninya"ujar Anne. Ya,memang Alea sangat suka menceritakan kasus yang dulu dijalaninya kepada teman-temannya. Yah dia dari dulu mungkin sudah keracunan oleh cerita-cerita misteri yang kadang tidak dipahami orang-orang

"Lebih baik pulang sekolah kita jenguk Alea, kita mampir dulu kan ke toko buah. Bagaimana kalian setuju kan? Olla kau setuju?" Ujar Hiraka yang membuat lamunanku buyar

"Y-ya, boleh-boleh saja. Nanti kita juga akan di hidangkan cerita kasus dari dia" ujarku enteng

Tak lama kemudian, bel mulai berbunyi dan semua murid yang ada di depan kelas seketika masuk dan lari terbirit-birit ketika sudah mengetahui gurunya yang akan masuk ke kelas kami

14.30

Waktu belajar di sekolah kami sudah habis dan kami akan pulang bersama seperti biasa tanpa Alea.

Tiba-tiba...

"KYAAAAAAAA........" jeritan seorang wanita membuat kami sontak terkejut

"Asal suara dari apartemen paling atas! Cepat dan lihat apa yang terjadi!"

Kami bergegas lari dan tak lama Anne mengambil handphone nya lalu berhenti berlari

"Maaf teman-teman. Aku tidak bisa ikut dalam kasus ini. Aku ada urusan mendadak. Maaf ya!" Ujarnya sambil lari terbirit-birit meninggalkan kami

Kami sampai di apartemen paling atas dan kami pun menjumpai wanita yang tadi berteriak

Dan kulihat... ada mayat pria dengan leher tergores pisau di bagian leher kirinya dan pisau yang tergeletak di samping mayat.

Kami langsung menelpon polisi tentang kejadian ini. Lalu, ada kode angka dengan tulisan darah korban

"3, 1, 14, 15. Apa maksudnya?"

Sial, jika ada kasus kode seperti ini mungkin kasus mudah terpecahkan jika ada Alea.

Tapi aku tidak enak jika melaporkan kasus ini kepada Alea. Pasti kepalanya akan lebih pusing

Tak lama, polisi datang dan langsung mengecek TKP dan mewawancarai saksi mata

"Namaku Rina. Aku penghuni apartemen ini juga sebagai pacar Reno. Pagi tadi, aku berangkat ke kantor bersama nya. Tetapi dia mungkin sedang dalam keadaan sakit dan matanya juga sayu. Jadi aku meninggalkan nya dan mengucap lekas sembuh setelah itu pulang. Tapi polisi, aku curiga dengan pria yang dekat dengan Reno! Dari tampangnya saja dia sudah seperti pembunuh" ujar wanita dengan mata penuh kecurigaan

"Jangan menuduhku sembarangan! Memangnya kau melihat aku membunuh Reno dengan mata kepalamu sendiri?! Jangan asal tuduh saja dong!"

"Eh tenanglah, disini ada petunjuk di sebelah mayat kak Danu" Hiraka menyeletuk ditengah-tengah suasana yang sedang panas

"Kode ya? Yang terpenting itu bukan tulisan ku ya! Aku tidak mungkin memiliki tulisan seperti itu!" 

"Mengakulah! Kau yang membunuh Reno! Aku sudah mengerti alibimu sekarang, Danu!"

Suasana makin panas saja dan aku langsung melerai mereka

Tapi...

"Sudahlah kalian tidak bisa tenang?! Kita interogasi dulu bersama-sama jangan tuduh-menuduh dulu!" Salah satu anggota polisi melerai mereka yang masih saja bertengkar

Tunggu, aku masih bingung dengan kode ini. Apa mungkin...
Aha! Akhirnya aku mengerti

Polisi masih saja mengintai para saksi dan barang bukti sampai pernyataan Hiraka mengagetkan ku

"Kau sudah menemukan jawabannya ya, Olla?" Tanyanya

Tapi ku hanya membalasnya demgan senyum puas. Ntah darimana ide ini berasal

"Pelaku masih ada disini dan namanya masih tercetak jelas dengan tulisan pelaku" ujarku memecah ketegangan di ruangan apartemen ini

"Eh kau sudah memecahkan kasusnya ya?" Tanya salah satu polisi yang masih sangat ragu dengan pernyataan ku

"Ya, pelaku menulis kode dengan angka kan? Dalam angka tersebut bisa di saut pautkan menjadi abjad nama pelaku:
3=C
1=A
13=M
15=T
Jika abjad tersebut dibaca CAMT, maka jika abjad tersebut ditambah 1 abjad lagi selain A
3=C+1=D
1=A
13=M+1=N
15=T+1=U
Maka yang muncul di kode angka tersebut adalah nama milikmu Kak Danu! Apa ada yang salah?" Aku menjelaskan secara inti kasus tersebut dengan jelas. Ntah, ide ini terbesit dari mana. Apakah dari kode ini memberi tahu ku atau bukan?

"Wah Olla kau hebat! Sama seperti Detektif Alea saja!" Ujar Melati dan Hiraka hampir bersamaan. Aku hanya tersipu malu mendengar pujian mereka

"Ya, aku yang membunuh pacarmu itu, Rin" ujarnya dengan rasa menyesal

"Jadi selama ini? Mengapa kau membunuhnya?! Padahal selama ini kau terlihat dekat dengan nya"

"Ya, apa kau tau sebelum ku mengetahui kau berpacaran dengan Reno, akulah yang menyukaimu sejak dulu" perkataan Kak Danu membuat suasana tiba-tiba terasa mencair dan panas(?)

"Eh? Maksudmu?" Ujarnya dengan rasa tersipu malu kepadanya

"Ya, saat pertama kali aku duduk di bangku SMA. Aku sudah jatuh hati padamu. Tetapi hatiku langsung pecah karena keberadaan si brengsek ini! Dia tidak bisa memberiku jalan dan hanya bisa mengata-ngataiku dengan kata 'tidak mungkin'. Aku sungguh sangat dendam padanya dan untuknya, aku takkan memaafkannya!"

Akhirnya para polisi langsung menangkap Kak Danu dan Kak Rina mengantar jasad mantan pacarnya menuju kampung halamannya.

Besoknya...

"Alea, kau masih sangat pucat, kenapa kau memaksakan diri berangkat sekolah?" Tanya Melati dengan nada sedikit membentak

"Ya, memangnya kenapa? Lagian hari ini juga ada Ulangan Harian kan? Aku tidak mau ikut ulangan susulan. Menyita waktuku saja, tahu" ujarnya sambil menuju tempat duduknya dan menghampiri kami dengan tatapan mata yang sangat pucat

"Bagaimana kasus tadi? Kalian sudah memecahkannya?" Tanya Anne di sela-sela perbincangan kami

"Hah kasus apaan? Apa kalian bisa memecahkan kasusnya? Rumit tidak?" Tanya Alea yang sudah seperti kehausan jawaban dariku

"Hahaha, itu hanya kasus yang bersangkutan dengan kode yang mudah saja. Sebetulnya agak rumit sih dan ingin menghubungimu tetapi kau kan masih pusing, bisa-bisa kepalamu bisa lebih pusing jika berurusan dengan kasus lagi" aku tertawa geli melihat raut wajah Alea yang sepertinya kebingungan mendengar pernyataanku

Berkali-kali Alea terus mencerocos bertanya bak seperti di wawancarai di berita-berita televisi.

-Cinta bisa saja salah tempat dan berakhir dengan kecemburuan di lubuk hati-
~Olla~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 03, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Alea With A CaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang