Riuh pikuk suara siswa-siswi SMA Harapan Jaya bergema di halaman itu. Mereka tengah berdesak-desakan untuk melihat hasil ujian semester genap yang telah ditempel di sebuah papan pengumuman di halaman tengah sekolah mereka.
Inilah kebiasaan SMA Harapan Jaya, dimana hasil dari ujian siswa akan ditempel tiap semesternya di papan itu. Akan dilakukan rangking untuk keseluruhan siswa dari kelas X sampai kelas XII dalam rangka menentukan siapa yang terbaik di sekolah ini.
Dan…peringkat pertama semester ini jatuh pada…
“Ah, sial. Yang dapat peringkat satunya kelas XI IPA 2 lagi” kata seorang gadis sambil ngedumel.
“Kelas XI IPA 2 ? Siapa, siapa ?” Tanya gadis lainnya yang merasa nama kelasnya disebut-sebut dan langsung menyerobot diantara kerumunan orang-orang yang tengah melihat pengumuman itu.
“Peringkat satu…” kata gadis itu lagi sambil menunjuk-nunjuk papan pengumuman untuk mencari nama siapa yang tertera disana sebagai peringkat satu.
“ Khanza Putri Permana . Sudah kuduga… “ katanya dengan senyum mengembang seraya mengedarkan pandangannya ke sekitarnya untuk menjadi yang mempunyai nama itu, tapi nihil Dia tak ada disana.
“Kurasa Aku tahu sekarang Dia ada dimana” sambungnya seraya meninggalkan tempat itu.
***
Terlihat seorang gadis remaja tengah menyandarkan punggungnya ke sebuah pohon yang rindang. Tidak, Dia tidak sedang tertidur. Walau pun angin sepoi-sepoi sedari tadi tengah mengalunkan nada-nada indah yang bisa membuat siapa saja tertidur dengan lelapnya. Gadis itu sedikit tertunduk melihat dengan serius pada sesuatu yang kini berada ditangannya. Sebuah novel ‼ Yaa sebuah novel. Itulah yang senantiasa menghiasi waktu senggangnya dikala jam istirahat sekolah.
Gadis itu, terus dan terus terhanyut dalam dunianya sendiri, hingga tanpa menyadari kehadiran seorang gadis yang tengah berjalan ke arahnya.
“Khanza, kau tahu siapa yang jadi peringkat satu semester ini ?” seru sebuah suara sambil menggoyang-goyangkan bahu Khanza.
“Apaan sih, Na ? Ganggu orang lagi baca novel aja ‼” gerutu Khanza kepada gadis itu, yang ternyata adalah sabahatnya, Natasya.
“Memangnya kau gak peduli dengan siapa yang jadi peringkat satu semester ini ?” Tanya Natasya serasa duduk disamping Khanza.
“Gak, mending baca novel aja” kata Khanza tak peduli seraya hendak melanjutkan aktivitasnya yang telah tertunda tadi.
“Kamu nih, pikirannya novel, novel dan novel mulu. Tiap istirahat Aku selalu lihat kamu baca novel disini. Di rumah pun kerjanya hanya baca novel. Tapi kok bisa peringkat satu mulu sih ?” geram Natasya.
“Hmm Aku peringkat satu ? Alhamdulilah, berarti jawaban asal-asalanku waktu ujian membuahkan hasil” kata Khanza sambil tertawa geli.
“Hah, maksudmu?” Tanya Natasya bingung.
“Yaa kamu tahu sendiri kan ? Sehari sebelum kita ujian 2 minggu lalu itu Ayahku baru pulang dari dinas luar kotanya. Dan kamu tahu sendiri Dia selalu bawa novel setiap pulang. Dan kau tahu berapa banyak novel yang Dia bawa kali ini ?” Tanyanya kepada Natasya tanpa mengharapkan jawaban, karena Khanza sendiri yang akhirnya menjawabnya…
“Dua puluh novel Natasya ‼ Dua puluh novel ‼ Selanjutnya kau pasti tahu apa yang Aku lakukan, bukan ? “ sambung Khanza sambil nyengir gak jelas.
“Jadi, selama masa ujian kamu cuma baca novel aja ?” Tanya Natasya sambil meyakinkan dirinya.
“Yupz, betul sekali. Bahkan tidak jarang Aku sampai kurang tidur karena penasaran akan kelanjutannya. Kamu ingat kan tiap masuk kelas semasa ujian Aku banyakan telat mulu ? he he he” jelas Khanza.
YOU ARE READING
Novel Holic
Teen FictionShe is Khanza Putri . Gadis kelas XI SMA Harapan Jaya itu, merupakan seorang Novel-Holic. Dia bisa berjam-jam membaca novel, namun hanya bisa bertahan paling lama membaca buku pelajaran selama 15 menit. Yaa mungkin karena terlalu fokus dalam dunia n...