Kabar Mengejutkan

216 13 7
                                    

Gomen, dah lama gak lanjutin lagi cerita ini cz lagi sibuk dengan rutinitas sehari2 he he. So Happy Reading ^_^...

***

Kring...Kring...

Deringan HP menggema di penjuru ruangan itu. Tampak seorang gadis belia disana yang tak kunjung merasa terusik dengan gaungannya. Dia sedang asyik membaca sebuah novel yang kemarin dibawakan sebagai oleh-oleh ayahnya dari Bali.

Cukup unik, jika menurut teman-teman sebayanya yang notabene akan dengan senang hati menerima hadiah seperti baju Bali atau barang khas ber-merek "Bali" lainnya, tapi Khanza malah meminta oleh-oleh novel yang bisa didapatkan dimana saja. Yaa bagi Khanza novel lebih berharga dari pada hal itu. Benar-benar khas seorang Khanza.

Kring...Kring...

Terdengar suara itu, lagi...

Tapi tetap saja Dia bergeming untuk mengangkatnya bahkan hanya sekedar untuk mencari asal suara itu saja, enggan dilakukan. Seolah tengah berada dalam suatu dunia sendiri yang tak terjamah hal lainnya. Hanya terfokus pada kegiatannya saat ini, membaca.

" Khanza, HPnya diangkat dulu. Siapa tahu penting " sebuah suara mengembalikannya ke dunia ini lagi. Syukur-lah.

" Iya ma " katanya sambil menghembuskan napasnya, seolah masih tak ingin terusik dengan kegiatannya.

Dengan lesu Khanza mulai mencari asal suara itu. Sekilas dilihatnya sebuah HP di atas meja belajarnya dan tengah berdering dari tadi, seolah hendak mengatakan " tolong angkat saya, pleaseee ".

"Haloo"

"  Duh, Khanza kamu kemana aja sih ? Dari tadi kakak telpon gak diangkat-angkat ! Mau telpon ke telpon rumah kan kamu tahu sendiri telponnya lagi rusak. Kamu tuh benar-benar deh "  seru sebuah suara dari sebrang sana yang sepertinya sudah kesal dengan Khanza, Varo.

" Iya, kak. Memangnya ada apa ? Khanza lagi sibuk nih " balas Khanza  malas.

" Gini, kamu tahu kan flash kakak yang warna merah ? Yang tempo hari pernah kamu pinjam buat kerja kelompok itu...- "

"Iya tahu, terus ?"

" Nah, semalam kakak copy bahan laporan ke flash itu tapi tadi lupa kebawa. Mau pulang sekarang kakak masih banyak pasien dan...- " jelas Varo yang malah dipotong Khanza.

" Intinya kakak mau minta tolong bawain flashdisk itu ke rumah sakit kan ? " tanya Khanza meyakinkan.

" Ya gitu deh. Bisa kan ? " pinta Varo.

" Hmm OK " balas Khanza dengan malas. Dalam pikirannya hanya terbayang kalimat "hilang deh waktu baca novelku lagi". Pasti bakal lama disana, huft !!

***

Kini Khanza sudah berdiri tepat di depan sebuah rumah sakit. RS. Maranata itulah yang tertera di puncak gedung bercat putih itu. Dengan langkah mantap Khanza memasuki gedung yang disana-sini nampak para pendamping pasien yang dengan setia masih menunggu antrian.

Pasien disini sangat berbeda dengan kebanyakan rumah sakit lainnya. Lihat saja pasien yang sedang dipangku wanita itu. Dengan bulunya yang halus bagaikan permen kapas dan mata birunya yang besar. Telinganya yang agak runcing dan dilehernya bersemayam sebuah kalung berliontinkan mutiara. Yang dengan manjanya ber-meong ria dikala sang pendamping mengelus-elus kepalanya.

Yaa ini memang rumah sakit khusus hewan, unik bukan ? Mirip seperti kinerja Pet Shop, hanya disini lebih banyak dokter ahlinya. Ada ahli kulit, ahli bedah, ahli dalam, dan masih banyak lagi.

Khanza melanjutkan perjalanannya menuju sebuah ruangan di lantai dua, ruangan Varo. Varo memang punya ruangan khusus di rumah sakit ini, ruangan untuk asisten kepala.

Novel HolicWhere stories live. Discover now