"Kok mulutnya berdarah-darah gitu, ya?" gumam Nisa. Matanya melotot di menit berikutnya. "Di-dia gigit orang!"
"Jangan heboh gitu, dong. Gue kan jadi kaget," ujar Paula kesal.
"Dia ke arah sini!" teriak Nisa. Ia buru-buru membayar baksonya, lalu berlari menjauh.
Kegaduhan terjadi di mana-mana. Rewin yang masih setia menikmati baksonya, tidak memikirkan keadaan sekitar.
Kalau baksonya ditinggalin gitu aja, uang gua jadi terbuang sia-sia.
Sadar dengan situasi yang tidak beres, Hans ikutan berlari. Sebelumnya, ia sempat menyuruh Zaki untuk mengikutinya. Keduanya meninggalkan orang-orang yang tersisa.
Satu per satu dari mereka menghilang dari penglihatan Paula. Kini tinggal Indri dan Rewin yang bersamanya.
"Kalian nggak lari?" tanya Paula.
Terlihat Rewin membayar bakso miliknya. Ia berbalik, menghadap Paula kembali. "Mending kita lari sama-sama."
"Kayaknya itu zombie. Gue duluan, deh." Tanpa mengatakan apa-apa lagi, Indri pergi menyelamatkan dirinya sendiri.
Rewin memandang Paula. "Ayo!" ajaknya.
"Bang, nggak lari?" tanya Paula lalu menoleh ke arah penjual bakso tersebut. Ia terkejut ketika mendapati lawan bicaranya bersimbah darah di dekat gerobak.
Zombie yang menjadi predator, mencari mangsa baru. Ditemukanlah Paula yang berdiri kaku di tempatnya. Tanpa sepengetahuan gadis itu, Rewin melarikan diri.
Manik mata milik Paula bertatapan langsung dengan zombie di depan. Perlahan, kakinya melangkah mundur. Kemudian secepat kilat pergi dari sana. Terjadilah aksi saling kejar mengejar.
Ketika berlari, Paula beberapa kali menoleh ke arah belakangnya untuk memastikan zombie tersebut sudah tidak mengejarnya lagi. Bukannya menghilang, malah semakin banyak. Ia mulai mencari keberadaan para sahabatnya dengan melihat ke segala arah, tapi tidak ada satu pun yang terlihat.
Lelah? Sudah pasti. Hampir 15 menit ia berlari.
"Berhenti ngejarnya, dong! Gue capek!" teriak Paula yang sudah kesal.
Jalanan yang dilaluinya terasa asing karena memang dirinya jarang bepergian ke daerah ini. Kakinya pun sudah terasa sakit. Walaupun begitu, ia tidak berhenti.
Dari kejauhan, seorang pria sedang memperhatikannya. Tentu saja Paula tidak menyadari hal itu. Dia melajukan kendaraan roda empatnya, mengarah menuju Paula yang sedang berlari. Kemudian menabrak beberapa zombie hingga terpental cukup jauh. Mobilnya dia berhentikan di depan Paula secara tiba-tiba. Hal tersebut membuat Paula reflek berhenti.
"Masuk!" perintahnya.
Tanpa menunggu lama, Paula langsung masuk ke dalam. Pria itu langsung menancap gas, menjauhi kerumunan zombie yang ingin menerkam mereka berdua. Ketika sudah merasa aman, laju mobil turun mencapai kecepatan normal.
Sambil mengatur napasnya, Paula berterima kasih pada si pengendara. Balasan dari ucapannya berupa anggukan pelan.
"Ngomong-ngomong, gue Paula Ergina. Lo bisa panggil gue Paula atau Gina," ujar Paula memperkenalkan diri, "Nama lo siapa?" tanyanya.
"Kamu nggak kenal saya?"
"Hah, emangnya kita pernah ketemu?" Paula bingung, mengapa orang di sampingnya itu bertanya seolah-olah mereka sudah saling mengenal satu sama lain?
"Kalau saya pakai kacamata, pasti kamu kenal," ujar pria itu, "Bisa tolong ambil tas saya di belakang?" pintanya.
Paula mengangguk. Ia mengambil benda itu dan menyerahkannya. Pria tersebut pun mulai merogoh sesuatu. Dia mengeluarkan sebuah kacamata, lalu memakainya. Menyisir rambut dengan jarinya ke belakang, menghilangkan poninya. "Kalau gini kenal?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Zombie? [END]
Random[DILARANG PLAGIAT] Karena sebuah makanan yang sedang viral, orang-orang menjadi zombie? # 1 - kelompok (Jum'at, 18 Oktober 2019) # 1 - bertahanhidup (Kamis, 23 Januari 2020) # 1 - virus (Kamis, 27 Mei 2021) # 1 - perkelahian (Senin, 21 Juni 2021) #...