Part 6

3.8K 513 68
                                    

"Kok lo pulang ke sini sih, Ras?" tanya Zaki, "Pulangnya waktu situasi lagi gawat gini lagi."

"Gue pulang karena lagi libur sekolah," jawab Rasya, "Emang ada apaan sih, Kak?" tanyanya.

Paula dan yang lainnya mulai mendengarkan dengan seksama saat raut wajah Rasya berubah serius.

"Mereka kanibal, ya?" celetuk Rasya dengan wajah polosnya.

Apa yang dikatakan Rasya memang benar, sih. Kanibal itu memakan sesama. Namun, jika dipikirkan lagi, sepertinya ada yang salah. 'Mereka' kan bukan manusia lagi. Jadi bukan sesama lagi, beda jenis.

"Mereka itu bukan manusia lagi." Perkataan Hans membuat semua orang menoleh ke arahnya.

"Iya, sih. Kalau lihat di film, mereka itu bisa di bilang mayat hidup. Harusnya mereka itu udah mati, tapi bangkit lagi," ujar Zaki sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.

•••

Malam hari pun tiba. Mereka memutuskan untuk bermalam di dalam mobil. Zaki, Hans, Rewin, dan Eric berada di dalam mobil yang dibawa oleh Zaki dan Hans. Sedangkan Paula, Indri, Rasya, dan Nisa berada di dalam mobil yang dibawa oleh Indri.

Malam terasa sunyi. Hanya ada beberapa suara jangkrik yang menghiasi malam mereka berdelapan. Namun, tiba-tiba terdengar sebuah suara yang membuat Hans terbangun.

"Grah...."

Apa itu suara zombie?

"Gue gerah ... panas banget di sini ... pengen ... es krim ... es serut ... es kepal...." racau Zaki dalam mimpinya.

Hans menatap Zaki dengan raut wajah datar. Akibat kesal, tangannya pun memukul Zaki sampai terbangun. Kemudian dirinya pura-pura tertidur seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

Zaki yang terbangun pun melihat sekelilingnya. Semuanya tertidur, lalu siapa yang memukulnya? Zaki mulai bergidik ngeri. Ia pun kembali tidur untuk menuju kembali ke alam mimpinya.

•••

Matahari mulai menampak dirinya lagi, menggantikan bulan yang sudah lelah. Mereka berdelapan bangun, lalu keluar dari mobil satu per satu untuk menikmati udara yang masih segar di pagi hari. Walaupun rasa dingin menusuk, mereka terlihat tidak mempedulikannya.

Paula keluar dari dalam mobil sambil merenggangkan otot-otot tangannya. "Akhirnya bisa tidur nyenyak lagi," ujarnya.

Setelah kejadian di Taman Kota, tidak ada satu pun dari mereka yang dapat tertidur nyenyak. Mereka mulai waspada pada saat itu. Sampai-sampai tidur pun mereka lupakan.

Namun, kini mereka sudah cukup tenang. Mereka tidak terlalu khawatir lagi, karena semua sudah berkumpul di sini. Walaupun masih saja cemas dengan keadaan orang tua masing-masing.

"Guys!" panggil Zaki.

Karena merasa terpanggil, semuanya pun menoleh ke arah Zaki.

"Kenapa?" tanya Paula mewakili pertanyaan yang lain.

"Habis ini kita ke mana?" tanya Zaki.

Mereka terdiam. Jujur, tak ada yang tahu harus ke mana. Keadaan sekarang sangat genting. Jika salah sedikit, maka mereka akan tamat.

Di tengah kesunyian, tiba-tiba Rewin memberi sebuah usulan. "Gimana kalau kita ke bandara?"

"Pasti banyak yang udah ke bandara kalau situasinya gini. Mereka pasti pengen keluar negeri atau keluar kota. Gue jamin, di bandara nggak bakalan aman. Orang-orang pasti udah ada di sana duluan daripada kita. Pasti banyak orang yang udah digigit sama zombie dan jumlah mereka bisa puluhan, ratusan, bahkan ribuan," ujar Paula.

Zombie? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang