Part 12

2.9K 424 53
                                    

"Grah!"

Di sini, suara zombie terdengar setiap saat. Di depan, di belakang, di sebelah kanan, dan kiri. Mereka berlima berada ditengah-tengah para zombie yang kelaparan. Mereka adalah Hans, Zaki, Hardi, Faiz, dan Nami.

Tap! Tap! Tap!

Terdengar suara langkah kaki yang berjalan perlahan ke arah mereka berlima. Berhenti, lalu berjalan kembali ke arah yang lain. Begitu terus yang terjadi.

Saat ini, mereka sedang berada di sebuah rumah kecil yang sangat sederhana. Walaupun kecil dan sederhana, mereka sangat bersyukur bisa menemukan rumah ini.

Untuk beberapa saat mereka bisa beristirahat dengan tenang setelah sekian lama. Setelah makan siang, mereka memilih untuk tidur.

Siang sudah berganti malam. Sudah delapan jam mereka tertidur. Sampai saat ini belum ada yang keluar dari alam mimpinya.

Setelah beberapa menit terlewatkan, Hans bangun dari tidurnya. Staminanya sudah kembali setelah tidur beberapa jam.

Melihat temannya yang belum bangun, ia kemudian memutuskan untuk membangunkan mereka. Tidak baik juga jika tidur terlalu lama. Kepala akan terasa pusing.

Ketika yang lainnya telah bangun, ia menyuruh mereka untuk makan malam terlebih dahulu. Setelah makan malam selesai, Hans dan yang lainnya membahas beberapa hal yang akan mereka lakukan besok.

Mulai dari mencari senjata, mencari pakaian untuk mereka kenakan karena sudah bau, mencari tempat perlindungan selanjutnya, dan yang paling penting cara untuk keluar dari rumah ini tanpa ketahuan oleh para zombie di luar sana. Mereka merencanakan secara matang-matang. Tidak ada hal yang terlewatkan.

Jika kalian bertanya mengapa mereka tidak mencari makanan, jawabannya adalah karena mereka mempunyai persediaan makanan lebih dari cukup untuk beberapa hari ke depan. Jika mereka mencarinya lagi hanya akan membuang-buang waktu dan juga tenaga. Apalagi kalau bertemu dengan para zombie. Setelah membahas rencana besok, mereka memutuskan untuk tidur kembali.

Jam menunjukkan pukul tujuh pagi. Tentu saja Hans dan yang lainnya sudah bangun. Mereka sudah siap untuk menjalankan rencana yang telah mereka siapkan tadi malam. Mungkin?

Hans menoleh belakang. "Siap?" tanyanya.

"Lumayan," jawab Faiz.

"Kok lumayan? Apanya yang belum siap?" tanya Zaki.

"Mental," jawab Faiz lesu.

"Tenang aja," ujar Nami.

"Tenang apaan?" tanya Faiz, "Lo enak cuma jalan doang di belakang gue sama yang lain. Gue di depan, nih. Giliran diminta tukeran nggak mau," protesnya.

"Gue mau bilang sesuatu sama lo," ujar Zaki sambil menepuk punggung Faiz.

"Apa?" tanya Faiz.

"Yang sabar. Wahaha!" Zaki tertawa terpingkal-pingkal setelah mendapat pelototan dari Faiz.

"Cih!"

"Masa orang yang udah menang olimpiade matematika berkali-kali takut?" tanya Hans yang membuat Faiz jengkel.

"Heh, gue kan ikut olimpiade matematika nggak harus taruhan sama nyawa. Sekarang beda lagi situasi sama konsepnya. Kalau lo jadi gue, pasti takut juga," ujar Faiz yang masih terduduk di sofa.

"Gue biasa aja," balas Hans dengan wajah datarnya.

"Pura-pura nggak takut lagi," cibir Faiz.

"Jadi, kapan kita mulai rencananya?" tanya Hardi.

Zombie? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang