Nisa sedang menunggu handphone miliknya yang sedang di charger sambil memakan cemilan. Lama kelamaan bosan melandanya. Ia keluar dari kamarnya yang hanya tenda itu untuk berjalan-jalan sambil menikmati udara yang masih segar khas pegunungan.
Ketika sedang melihat-lihat sebentar, tanpa sengaja ia melihat Evan yang sedang berbaring di rerumputan. Karena penasaran, ia pun menghampirinya.
"Sendirian aja," canda Nisa.
Evan melirik Nisa sekilas. Tangannya masih setia dijadikan bantalan kepala. "Sekarang kan ada lo. Jadi sekarang berdua."
"Yang lain ke mana?" tanya Nisa, lalu duduk di samping Evan. Ia melihat sekelilingnya yang tampak kosong tersebut. Tidak ada seorang pun yang berlalu lalang. Padahal, ini kan masih pagi.
"Hm? Yang gua denger, mereka mau jemput orang-orang yang masih selamat hari ini di stadion," ujar Evan dengan mata tertutup.
"Hari ini, ya?" gumam Nisa yang masih bisa didengar oleh Evan.
"Segitu pengennya lo ketemu sama mereka?" tanya Evan yang membuka matanya.
"Iya," ujar Nisa singkat. Ia tersenyum.
"Hm ... bukannya mau ngehancurin harapan lo ya, tapi gua pengen tanya sesuatu."
"Apa?" tanya Nisa penasaran.
"Misalkan mereka semua udah bukan manusia lagi gimana?" Kali ini Evan duduk.
Nisa membuang napas pelan. "Misalkan mereka udah jadi zombie ... gue bakalan tetep jadi tem--sahabat mereka maksudnya."
"Serah lo dah," ujar Evan, lalu berdiri.
"Mau ke mana lo?" tanya Nisa yang masih terduduk.
"Makan," jawab Evan, kemudian melangkah pergi menjauhi Nisa.
Kini Nisa tinggal sendiri. Ia membaringkan tubuhnya di atas rerumputan yang hijau. Menatap langit yang berwarna biru.
Pasti mereka bakalan selamat. Gue yakin 1000%.
Dari kejauhan, terlihat Evan yang mengamati Nisa.
Masih waras kan tuh anak?
•••
Indri masih saja cemas dengan keadaan Zaki dan Hans. Padahal keadaan mereka lebih dari gawat sekarang. Mereka dikepung oleh beberapa zombie di luar. Untung saja waktu berlari tadi ia melihat rumah ini. Rumah yang mau menampung mereka semua. Nenek dan Bang Dodi sangat baik karena memperbolehkan mereka untuk menginap.
"Makasih ya, Nek. Buat Bang Dodi juga," ujar Paula mengucapkan terima kasih pada kedua orang yang berada di depannya.
"Nggak masalah kok," balas Dodi ramah.
"Kalian udah makan? Mau nenek siapkan?" tanya nenek.
"Nggak usah, Nek. Nanti nenek repot. Sebelum ke sini kita udah makan kok," jawab Eric sopan.
Rasya memiringkan kepalanya ke kiri, mencoba mengingat-ngingat sesuatu.
Kapan kita makan?
Ia bingung, padahal sejak pagi mereka belum makan apa-apa. Saat membuka mulutnya, ia langsung menutupnya kembali setelah melihat Indri menatapnya dengan tajam.
Indri memalingkan wajahnya kembali ke arah nenek dan Bang Dodi sambil tersenyum ramah dan sopan.
Sifat kakak kok cepet banget berubahnya? Baru aja dia natap gue pakai mata setannya. Sekarang sopan banget, sambil senyum pula. Kayaknya dia punya kepribadian ganda, deh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zombie? [END]
Random[DILARANG PLAGIAT] Karena sebuah makanan yang sedang viral, orang-orang menjadi zombie? # 1 - kelompok (Jum'at, 18 Oktober 2019) # 1 - bertahanhidup (Kamis, 23 Januari 2020) # 1 - virus (Kamis, 27 Mei 2021) # 1 - perkelahian (Senin, 21 Juni 2021) #...