Part 15

2.6K 410 53
                                    

Semua orang terduduk diam di tempatnya. Pandangan mereka semua terlihat kosong, kecuali Zaki yang belum mengerti situasi saat ini.

Satu jam telah berlalu, tidak ada perubahan berarti di tubuh Paula. Bahkan, yang lainnya dibuat bingung olehnya. Sekaligus senang.

"Apa gue punya kelainan, ya?" tanya Paula sambil melamun.

"Mungkin," jawab Rewin santai.

Sejujurnya Rewin senang dengan kelainan yang dialami oleh Paula. Sudah satu jam sejak kejadian tadi.

"Semoga lo nggak berubah." Indri menatap sahabatnya tulus.

"Nggak mungkin," sanggah Paula.

Hans menepuk pundak Paula hingga terjungkal ke depan.

"Dimungkinin aja!" teriak Hans.

"Ngomong-ngomong, kira-kira siapa yang nembak tadi? Kok nggak muncul-muncul, ya?" tanya Eric.

"Gue baru sadar," ujar Rasya.

"Dimakan zombie kali," tebak Paula asal.

Lagi-lagi pundaknya mendapat tepukan yang keras.

Salah gue apa lagi?

Lima menit kemudian, Paula merasakan tubuhnya mulai memanas. Apakah ini gejala awal? Kakinya melangkah menjauh dari kerumunan. Ia memegang tubuhnya dengan erat. Mulutnya ia katupkan rapat-rapat.

"Lo kenapa?" tanya Zaki yang menyadarinya.

Ia tidak bisa menjawab pertanyaan sahabatnya itu. Kakinya semakin melangkah menjauh. Sekujur tubuhnya terasa sangat panas. Pandangannya mulai berubah warna. Semuanya terlihat berwarna merah.

Paula mengeleng-gelengkan kepalanya. Pipinya mulai terasa sedikit basah, ia menangis. Apakah dirinya akan berubah sebentar lagi?

"Paula!" teriak Indri. Ia mencoba menghampiri Paula, tapi usahanya gagal.

Rasya menahan tangan Indri dengan sangat kuat. Paula yang melihatnya semakin terisak. Ia menundukkan kepalanya. Jantungnya berdegup dengan kencang. Dadanya sesak, ia mulai kesulitan bernapas.

Bruk!

Tubuhnya terasa sangat berat, hingga terjatuh. Ia mulai berpikir beberapa hal. Tentang kejadian yang telah ia lihat ketika seseorang berubah menjadi zombie, tapi setahunya tidak ada yang sepertinya. Apakah ia tidak akan berubah menjadi zombie, melainkan monster?

Ketika Paula ingin berdiri, tiba-tiba terdengar suara helikopter yang mendekat. Semua orang menoleh ke asal suara. Sampai-sampai tidak menyadari Paula sudah tidak berada di tempatnya lagi.

Beberapa prajurit turun dari helikopter yang baru saja mendarat. Menyuruh semuanya untuk segera masuk ke dalam. Setelah helikopter mengudara, semua orang melotot secara bersamaan setelah menyadari sesuatu yang salah.

"Paula di mana?" seru mereka bersamaan.

"Dia nggak masuk?" tanya Zaki frustasi.

"Sekarang gimana?" tanya Indri yang juga bingung.

•••

Helikopter mendarat dengan sempurna di atas rerumputan berwarna hijau. Nisa berlari ke arahnya. Ia melihat orang-orang turun satu per satu. Namun, seseorang yang ditunggunya tidak berada di sana. Di mana Paula?

"Zaki!" panggil Nisa, "Paula kok nggak bareng kalian?" tanyanya menyelidik.

Tidak mendapat jawaban dari Zaki, Nisa beralih pada Indri. "Paula di mana?" Lagi-lagi terulang hal yang sama. Indri memang tidak suka dengannya, ia tahu itu. Mau bagaimana lagi?

Zombie? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang