27 desember. Winter time.
Dimana ketika tangisan pertama yang terdengar begitu keras.
Bayi mungil cantik yang masih merah, napas pendek yang susah payah, senyuman penuh kelegaan dari seorang ibu.
Hyuuga Hikari masih memejamkan mata, mengatur napas yang terasa hilang dari paru-parunya, bibirnya melengkung penuh rasa syukur kepada Kamisama."Selamat nyonya Hikari, putri anda sangat mirip dengan anda. Sangat cantik."
Dokter Tsunade menyerahkan bayi dalam bungkusan selimut merah muda bermotif awan.
Tangan gemetar itu menerimanya dengan penuh kebahagiaan, tersenyum begitu lebar ketika mendapati anak yang diperjuangkannya bisa terlahir dengan selamat.
Tatapan mata yang lelah sama sekali tak mengurangi kebahagiaan dalam dadanya.Pintu ruangan itu terbuka, dimana si sulung Hyuuga Neji yang masih berumur 10 tahun ikut masuk dengan wajah cerah, saat melihat ibunya menggendong adik bayinya yang baru lahir.
Disampingnya, ada Hyuuga Hiashi dengan wajah lega yang tidak lagi disembunyikan.
Anak dan ayah itu mendekati ranjang Hikari yang masih menimang anaknya."Kau baik-baik saja, Hikari ?" Hiashi dengan kepanikan yang tidak biasa, mendekati istrinya yang kini tersenyum dengan tatapan sayu.
Perempuan itu mengangguk lemah, bahkan ketika Neji berdiri didekat ibunya, Hikari hanya melemparkan senyum tipis pada anak lelakinya.
"Aku ingin melihat adikku, Okaa-san."
"Kemarilah, sayang. Hati-hati."
Neji ikut naik ke ranjang itu, dimana anak iu begitu terpesona dengan kecantikan adik bayinya yang mirip dengan ibunya.
Jari kecilnya menyentuh pipi halus adiknya, membuat bayi itu menggeliat karena sesuatu yang sedikit kasar menyentuh pipi sensitifnya."Dia cantik sekali." Neji terkagum, sementara Hiashi hanya tersenyum tipis melihat anak itu seperti jatuh cinta pada adiknya.
"Namanya Hinata, Neji. Kau harus menjaga adikmu dengan baik. Jangan biarkan adikmu terluka. Oke ?"
Dengan sebelah tangannya yang bebas, hikari mengusap lembut surai anaknya, membuat bocah lelaki itu mengangguk mantap dengan wajah riang.
"Aku akan menjaga adikku, okaa-san."
Sebuah pernyataan dengan suara mantap yang membuat Hikari tersenyum bangga."Anak pintar."
Dokter Tsunade masuk kembali keruangan, tersenyum hangat saat tatapannya tertuju pada keluarga Hyuuga yang sedang diliputi kebahagiaan itu.
Tsunade ikut tersenyum, meskipun merasakan sesuatu yang membuatnya tidak nyaman.
Tentang kondisi Hikari, dimana perempuan berwatak lembut namun keras kepala itu sedang berjuang melawan penyakit dalam dirinya."Nyonya Hikari, waktunya anda menyusui putri anda." Tsunade mendekat, membantu Hikari dengan sedikit menggeser Neji dan Hiashi.
Neji kembali tertegun saat adik bayinya membuka mata dengan susah payah, menyusu pada ibunya dengan wajah menggemaskan.
Hikari terlihat begitu senang, mengabaikan kecemasan yang ada diwajah Hiashi.
Tentu saja, lelaki itu mengetahui dengan pasti bom waktu yang tersimpan didalam tubuh istrinya.Batinnya terasa disobek menjadi dua bagian.
Disatu sisi, ia sangat bahagia atas kelahiran putrinya.
Tapi disisi lain, ia merasa ketakutan dengan kondisi istrinya.
Meski ketakutan itu bisa tertutupi oleh wajah stoik miliknya.Hikari mendongak untuk menatap suaminya yang menampilkan ekspresi aneh.
Tatapannya begitu cemas, tapi bibirnya menyunggingkan senyum tipis yang terlihat begitu bahagia.
Napasnya mulai terasa sesak dan tidak nyaman, dimana hal itu terjadi, tepat ketika Hinata selesai dengan acara makan pertamanya."Dokter Tsunade, tolong bawakan putriku dulu."
Tsunade Senju, mengambil alih bayi itu dari tangan ibunya.
Meletakkannya ke box bayi yang tidak jauh dari ranjang Hikari.
Tsunade sadar, jika ini akan masuk dalam keadaan darurat, dimana ia bisa melihat saat Hikari terlihat begitu kesulitan mengambil napas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Back To Memories
FanfictionNgga tau ini bisa disebut sekuel atau enggak. tapi ini masih ada hubungannya dengan ROSEMARY.