Saat Itachi mengantarkan Hinata pulang kerumah, mereka tidak melihat mobil Sasuke yang biasa terparkir rapi dihalaman depan.
Itachi cuek saja, sementara Hinata sedikit gelisah ditempatnya.
Meski masih marah, sisi kemanusiaannya tidak bisa mengabaikan hal itu.
Hanya semacam kecemasan, jika sesuatu terjadi pada kakaknya.
Meskipun sering mengatai Sasuke sialan, lelaki itu tetaplah kakaknya."Apa Sasuke-nii tidak pulang semalam ?"
Hinata sedikit mendongak untuk menatap wajah Itachi, dimana lelaki itu hanya mengangkat bahu dengan ringan.
"Kurasa." Jawabnya dengan singkat.
Hinata menghela napas, tidak tau harus beraksi seperti apa dengan situasi tidak mengenakkan ini.
"Masuk ke kamarmu, Hime. Sore ini kau ada tes bukan ? Cepat belajar."
"Tapi, Itachi-nii..."
"Tenang saja, biar aku yang urus Sasuke."
Hinata memilih patuh dengan apa yang dikatakan kakaknya, berjalan menuju kamarnya dengan perasaan tidak nyaman.
Ia akan mempercayakan masalah ini pada Itachi, lagipula kakaknya memiliki banyak koneksi diluar sana.
Mencari Sasuke bukan sesuatu yang sulit untuk dilakukan olehnya.
Hinata mendesah, dadanya sesak.
Masuk kamar dan merebahkan tubuhnya diranjang, merasa lelah dengan dirinya yang tidak kunjung dewasa."Kapan kau akan dewasa dan tidak merepotkan orang lain, Hinata ?" Gumamnya dengan miris, semuanya terasa tidak mengenakkan belakangan ini.
Entahlah. Hinata beranjak ke meja belajarnya, mengambil beberapa buku tebal dan mulai membacanya dengan serius.
Tes pertama adalah yang paling sulit, itu yang dikatakan Itachi padanya.
Hinata tidak boleh gagal untuk kali ini, jika benar-benar ingin masuk dan menjadi salah satu siswa di Houston.Sebenarnya ada 3 tes, tapi tes pertama seperti lonceng penentuan.
Kau bisa masuk atau tidak.
Itu menyiksa otaknya, sangat.
Meski Hinata tidak bisa dikatakan bodoh, anak itu tetap merasa kesulitan saat bertemu dengan beberapa jenis soal yang membuatnya ingin muntah.Pintu kamarnya terbuka dengan mendadak, membuat pintu kayu tak berdosa itu terjerembab dan menabrak sisi dinding disebelahnya, ulah Sasuke yang membuatnya seperti itu.
Hinata yang sedang fokus dengan latihan soalnya, menoleh dengan cepat saat merasakan tubuhnya berjingkit karena terkejut.Sasuke tidak mengatakan apapun, tatapannya lurus pada Hinata, sebelum merengkuh tubuh adiknya dalam sebuah pelukan posesif khas miliknya.
Hinata sedikit terkejut, tapi hanya sebentar.
Melingkarkan lengannya dipunggung Sasuke, mengusapnya perlahan ketika merasakan tubuh kakaknya bergetar.
Hinata tidak paham jika lelaki itu sedang menangis."Apa kau baik-baik saja ? Maafkan nii-san, Hime."
Hinata bisa merasakan kain bajunya sedikit basah dibagian pundak, saat itulah ia menyadari jika Sasuke barusaja menangis.
Melepas pelukannya dengan cepat, Hinata melihat mata kakaknya yang memerah, membuatnya merengut seketika.
Tangannya merangkum wajah tampan Sasuke, mengusap pipi tirus kakaknya dengan jempol kanannya."Nii-san sangat jahat padaku, memintaku datang dan malah pergi dengan pacarmu.
Apa kau tau berapa lama aku menunggu disana seperti orang bodoh ?
Apa kau tau jika aku sangat marah padamu saat ini ?
Nii-san sering sekali mengabaikanku sejak pacaran dengan Shion."Hinata meledak, memaki untuk mengeluarkan segala unek-unek yang memenuhi kepalanya.
Mengungkapkannya dengan sangat gamblang dan jelas, dengan tatapan berkobar yang berapi-api.
Sementara Sasuke hanya terdiam mendengarnya, sambil memikirkan apa saja yang dikatakan adiknya."Kau tau, kenapa aku benci dengan Shion ?"
"Uchiha Hinata !"
Suara tegas dari Itachi menghentikan apapun yang ingin dikatakan olehnya, membuat Hinata berbalik dan mendapati kakaknya berdiri dengan bersandar pada sudut pintu, kedua lengannya bersidekap dibawah dada dengan sorot mata yang sulit ditebak, menguarkan sebuah kengerian disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Back To Memories
FanficNgga tau ini bisa disebut sekuel atau enggak. tapi ini masih ada hubungannya dengan ROSEMARY.