Uchiha Hinata 3

1.6K 174 8
                                    

Rumput basah, aroma tanah basah yang menyegarkan usai hujan turun semalam.
Hinata masih bergelung dengan nyaman dibalik selimutnya, dalam pelukan ibunya, dan diapit ayahnya.
Semalam Hinata merengek ingin tidur bersama mereka, dan pasangan Uchiha itu sama sekali tidak keberatan.

Mikoto yang pertama bangun, mengecup pipi anaknya yang masih menempel dibantal.
Mikoto merasa menjadu seorang ibu yang paling beruntung di dunia.
Dengan dua anak lelakinya yang tampan, dan siperi cantik yang manis.
Dan jangan lupakan, suaminya yang luar biasa.

Hinata membuka mata dengan susah payah, ketika merasa seseorang mengusiknya.

"Aku mau sekolah, mana tasku ?"

Adalah kalimat pertama yang diucapkan olehnya, dengan mata mengantuk, bekas air liur dipipinya dan piyama berantakan.
Anak itu langsung menanyakan tasnya.
Dipagi buta yang masih sekitar jam 5.
Kurang rajin bagaimana nona Uchiha yang satu itu ?

Mikoto tertawa kecil mendengarnya, merasa begitu konyol saat mendapati situasi seperti ini.
Pasalnya, kedua anak lelakinya sama sekali tidak serajin Hinata.

"Diluar masih gelap, Hime. Tidur lagi ya."

Hinata tidak menurut, bangun dan turun dari ranjang, memboyong meong dalam dekapannya, berjalan dilantai marmer dingin tanpa alas kaki.
Mikpto mengikutinya, khawatir jika anaknya akan keluar rumah dijam sepagi ini.
Tapi tidak, Hinata hanya beralih ke sofa ruang tengah rumahnya.
Menyalakan televisi untuk menonton acara kartun pagi, dan kembali bergelimpang disana.
Meletakkan kepalanya dibantal sofa, tiduran sambil menghadap televisi yang menyala.

Mikoto kembali dibuat heran melihat tingkah anak itu, tapi hanya membiarkannya.
Hinata itu bagaikan anomali, sesuatu paling berbeda diantara yang lain.
Mikoto hendak kembali ke kamar, masih terlalu pagi untuk menyiapkan sarapan.
Sepertinya, tidur sebentar lagi tidak akan masalah.

"Hinata, ibu ke kamar ya."

Tidak ada sahutan, Hinata asyik dengan layar kaca dihadapannya, sama sekali tidak menghiraukan ibunya.

Saat Itachi turun kelantai bawah, lelaki itu sedikit terhenyak saat mendengar suara televisi yang menyala.
Itachi memang sering bangun pagi, untuk olahraga sebelum berangkat ke sekolahnya.
Kebiasaan yang membuat ototnya terbentuk dengan sempurna, bahkan diusia yang masih sangat muda.

Saat mendekat keruang tengah, lelaki itu tidak bisa menahan tawanya saat melihat adik terkecilnya yang sedang ada disana.
Hinata, dengan wajah bangun tidur, bahkan belum sikat gigi dan cuci muka, sudah membawa tasnya.

"Hime, apa kau akan berangkat sekolah sekarang ?"

Menoleh pada kakaknya, Hinata mengangguk dengan mulut yang masih asyik mengunyah camilan ditoples dalam pangkuannya.
Itachi mendekat dan akhirnya duduk berjongkok dihadapan Hinata.

"Apa ada meeting penting ?"

Hinata telrihat kesulitan untuk memahami perkataan kakaknya.

"Me apa ?" Tanyanya dengan wajah polos.

Itachi tertawa lebih keras, menciumi kedua pipi gembil Hinata hingga membuat anak itu berteriak karena risih dengan ulah kakaknya.
Jeritan yang ampuh untuk membangunkan Mikoto dan Fugaku, membuat keduanya bangkit dah berjalan cepat keruang tengah.
Dimana ada Hinata yang sedang merengut kesal disana.

"Itachi, apa yang kau lakukan pada adikmu ? Dasar anak nakal."

Mendengar teriakan ibunya, si sulung Uchiha yang konyol itu langsung berlari keluar rumah, menghindari amukan nyonya besar Uchiha yang terkadang bisa mematikan.
Uchiha Fugaku mendekat pada Hinata, mengamati bagaimana lucunys tingkah gadis kecilnya itu.

Back To MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang