Enam

1.3K 142 6
                                    

Lampu sorot yang menyala terang, kelambu hitam yang menjadi latar belakang, dan seorang gadis dengan pakaian baletnya yang berwarna putih tulang.
Berdiri disana dengan alunan merdu dari lagu, memutar tubuhnya dengan begitu gemulai, memainkan setiap bait melody dengan penyampaian yang manis lewat lekuk tubuhnya yang bergerak seirama.

Itu adalah Uchiha Hinata, dalam sosok gadis manis berusia 16 tahun.
Ini adalah pertama kalinya Hinata mengikuti pentas balet sejak melakukan latihan dengan serius.
Hinata menyukai balet sejak beberapa bulan yang lalu, dan mulai menekuninya dengan serius.
Mikoto mendukung keinginannya, tidak ada masalah.
Kecuali dengan kecerewetan kedua kakak dan ayahnya.

Dimana ketiga lelaki itu sering uring-uringan saat Hinata harus mengenakan pakaian baletnya.
Baginya, pakaian itu biasa saja, dan ibunya juga tidak mempermasalahkannya.
Tapi ketiga lelaki itu menganggap bahwa pakaian balet terlalu seksi dan terlalu terbuka.
Jenis kejengkelan yang sering membuat Hinata dan Mikoto tepuk jidat, dengan ulah tidak masuk akal para lelaki dirumahnya.

Uchiha Itachi masih merekam gerakan luwes adiknya, sejak awal sampai hampir berakhir.
Disampingnya, ada Uchiha Sasuke yang menatap dengan was-was, ketika Hinata melompat tinggi dengan gerakan memutar.
Lelaki itu khawatir jika sesuatu tiba-tiba jatuh dan menimpa adiknya.

Disampingnya, ada Uchiha Mikoto dengan wajah kagum dan terlihat sekali bahwa perempuan itu sangat bangga.
Uchiha Fugaku diujung, dengan senyum super irit yang tidak lekang dari bibirnya, membawa sebuket bunga untuk menyambut Hinata saat turun dari panggung nanti.
Benar-benar luar biasa, keluarga yang sangat kompak.

Suara tepuk tangan yang gemuruh mengakhiri aksi Hinata.
Dimana keempat manusia itu, sudah beranjak dari bangku penonton dan berjalan cepat ke belakang panggung.
Tatapan Hinata berbinar saat melihat keluarganya ada disana.
Tubuhnya sudah tertutupi oleh selembar selimut tipis, saat Hinata berlari untuk menyongsong ibunya.

"Ibu."

Uchiha Mikoto dengan senyum lebar diwajahnya, merentangkan tangan untuk menyambut anak gadisnya.

"Putriku tersayang, apa kau baik-baik saja ?"

Memeluk erat pada Hinata, gadis itu mengangguk dengan wajah senang.
Meski awalnya ragu dan gugup, Hinata senang karena bisa tampil didepan banyak orang.
Terlebih saat keluarganya datang untuk mendukung, itu sangat melegakan.

"Ini untukmu, tuan putri."

Uchiha Itachi mengambil bunga yang ada ditangan ayahnya, menurunkan badan dan menopang dengan lutut, layaknya seorang pangeran yang sedang mempersembahkan hadiah untuk tuan putri.
Hinata tertawa melihat tingkah kakaknya, tapi tetap mengambil bunga itu dengan wajah sumringah.
Uchiha Itachi memang masuk dalam spesies konyol yang sering membuatnya berteriak frustasi karena tingkahnya.
Tapi Itachi selalu menunjukkan sisi manis yang membuat Hinata bahagia.

"Kau hebat sayang." Uchiha Fugaku dengan wajah bangga merangkum wajah putrinya.
Terlihat sekali bahwa lelaki itu sangat menyayangi Hinata.

"Terimakasih, ayah." Ujarnya.

"Apa kau terluka ? Apa ada yang sakit ?"
Berbeda dengan yang lain, reaksi Sasuke sangat tidak terduga.
Kakaknya itu meneliti setiap sisi tubuh Hinata, memastikan bahwa adiknya tidak terluka atau semacamnya.

"Aku baik-baik saja, nii-san."
Hinata menatap langsung pada mata Sasuke, dimana ia sering jengkel dan heran dengan ulah kakaknya itu.
Terutama ketika menyangkut tentang pacar kakaknya, itu hanya akan membuat moodnya hancur dalam sekali hembusan napas.

*

Perempuan berambut lurus dengan wajah manis dan lembut, duduk disofa ruang tamu rumahnya.
Hinata barusaja kembali dari tempat lesnya, ketika melihat perempuan itu menempel pada kakaknya.
Jujur saja, itu membuatnya sedikit muak.

Back To MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang