Hinata tidak berharap akan bertemu dengan Shion saat ini.
Mengingat betapa malas dirinya saat menghadapi tingkah perempuan itu.
Melenggang ke kamar begitu saja, Hinata bahkan tidak terlalu peduli dengan sapaan darinya.
Hinata memang sering bersikap tidak masuk akal saat bertemu dengan Shion, bahkan saat ibunya memberi teguran agar Hinata sedikit lebih ramah pada pacar kakaknya, Hinata hanya mengangguk meski tidak ikhlas .Uchiha Mikoto menyusul Hinata yang masuk ke kamarnya, melihat anak gadisnya yang sedang tengkurap di karpet berbulu lembut yang ada dikamarnya, dengan laptop masih menyala.
"Hinata, kenapa kau bersikap tidak sopan begitu ?"
Mikoto dengan wajah khasnya, bertanya dengan halus meski sedikit memberi penekanan.
Duduk disamping Hinata, yang membuat anak itu bangun dan mengikat rambut panjangnya dengan asal.
Duduk bersila sambil menatap ibunya."Ibu tau sendiri, bagaimana tidak sukanya aku pada perempuan itu. Kenapa berharap aku akan bersikap sopan padanya ?"
Hinata mengucapkannya dengan sangat tenang, tidak ada suara keras atau ledakan seperti saat ia marah.
Ia hanya merasa bosan, dengan situasinya ."Tapi tetap saja, Shion itu pacar kakakmu, sayang."
Mengangguk malas. Itu fakta paling jelas yang bisa diterimanya saat ini.
Hinata tidak mau berdebat dengan ibunya, jadi ia hanya mengangguk dengan lemah."Aku tau, bu. Aku tau."
Mikoto ingin memaklumi tingkah Hinata, tapi rasanya malah lucu saat ia memikirkannya dengan cermat.
Hinata yang cukup posesif pada Sasuke, mengingatkan pada dirinya sendiri saat masih muda dulu.
Sepertinya, Hinata memang ditakdirkan menjadi anak kandungnya, karena beberapa kemiripan dalam sikap mereka."Jadi sayang, apa kau bersenang-senang hari ini ?"
Pengalihan pertanyaan yang agaknya bisa membuat Hinata kembali dalam mode normalnya.
Dan benar saja, gadis itu mengangguk dengan wajah cerah.
Seperti barusaja diguyur air pegunungan yang segar, padahal sebelumnya ia masuk dalam kubangan air lumpur."Aku bersenang-senang. Teman-temanku sangat baik,bu. Aku sangat menyukai mereka."
"Tapi, kau harus bisa menjaga diri. Ingat itu."
Hinata tau maksud ibunya, dan tidak akan membantah untuk hal semacam itu.
"Ayee, kapten."
Lihatlah betapa cerianya gadis itu sekarang.
Mikoto senang saja melihatnya, dimana Hinata tidak harus selalu terobsesi dengan hubungan Sasuke dan pacarnya.
Yahh, begitulah seharusnya gadis remaja.
Tapi, Mikoto juga akan lebih ketat mengawasi Hinata sekarang, mengingat betapa liarnya pergaulan anak SMA saat ini."Apa kau belum mandi ? Kenapa baumu mirip kambing, Hinata ?"
Mikoto mengerutkan hidungnya dengan berlebihan.
Membuat Hinata merengut saat mendengar ejekan dari ibunya."Aku tidak sebau itu." Berteriak dengan wajah memerah, Hinata berjalan cepat ke kamar mandi.
Membanting pintu kayu tak berdosa itu dengan keras.
Mikoto tertawa saja melihat kelakuan anak bungsunya yang tidak pernah berubah, selalu kekanakan."Mandi yang bersih, sayang." Masih sempat mengejek, sebelum keluar dari kamar anaknya.
Mikoto harus bicara dengan Itachi, dan sebenarnya ia juga penasaran dengan apa yang membuat Hinata bersikap antipati pada Shion.
Awalnya, Mikoto pikir itu hanya kecemburuan biasa.
Dimana Hinata yang masih dalam masa puber, tidak rela jika kakaknya membagi perhatian dengan perempuan lain.
Tapi nyatanya tidak, tidak seperti itu.
Hinata bukan cemburu karena kakaknya akan mencintai perempuan lain, bukan hanya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Back To Memories
FanfictionNgga tau ini bisa disebut sekuel atau enggak. tapi ini masih ada hubungannya dengan ROSEMARY.