Part 3

190 19 3
                                    

Kring kring kring...
Suara bel istirahat berbunyi

"Mei ke kantin yuk!" ajak Alea beranjak dari tempatnya. "Bentar." balas Meira yang sedang membereskan alat tulisnya.

"Bareng yuk!" Tiba-tiba Deon menghampiri bangku mereka. Tak disadari ketiganya, di kelas hanya tinggal mereka bertiga. Udah pada laper, makanya berlomba-lomba ngacir ke kantin.

Meira dan Alea memutar bola matanya malas melihat Deon. "Gak terima anak sapi, sorry," seru Alea.
"Sialan lo, siapa juga yang ajakin lo upil kuda? Orang gue ajakin Meira. Yuk, Mei." Deon mengedipkan matanya satu

"Dih, siapa juga yang mau diajakin sama lo. Eh itu mata lo kenapa kedip-kedip? Cacingan?" Tanya Alea polos.

"Apa sih lo! Udah ah ayok Mei!" Deon menarik paksa tangan Meira keluar kelas. Alea mematung menatap Meira yang ditarik Deon. Tak lama Alea sadar dari lamunannya.

"Gilaa lo anoa gue ditinggal. Mei tungguin!"

"Lepasin!" Meira menghempaskan tangannya dari cekalan tangan Deon yang cukup keras. Di perjalanan menuju kantin mereka jadi pusat perhatian. Meira hanya bisa menundukkan kepalanya, keadaan seperti itu membuatnya sangat risih.

"Yaudah sih santai aja. Emang resiko jalan sama cowok ganteng, ada aja yang perhatiin- wwsh! Kok gue djitak?" Ucap Deon protes saat ada yang memukul kepalanya dari belakang.

"Siapa suruh lo main bawa kabur teman gue? " Alea yang baru sampai di kantin langsung saja mencari mereka dan memukuli Deon yang membelakanginya.

"Kenapa emang? Masalah? Calon cewek gue ini,"

"Dih pd gila, emang Meira mau sama lo? Eh Mei lo mau sama dia?"

"Apaan sih. Udah duduk sini terus pesan" Meira berusaha mengalihkan topik. Jujur ia risih.

"Itu tandanya dia gak mau Yon, hahahaha. Lagian cowok tengil kayak lo gak cocok sama Meira yang pendiamnya over gini"
Meira menatap Alea datar. "Hehe" Alea hanya nyengir kuda.

"Sok tau lo. Justru kalo beda sifat gini kita bisa saling melengkapi. Iya gak, Mei?" Meira hanya diam, tidak memperdulikan omongan Deon.

"Buset berasa ngomong sama patung. Sabar Yon sabarr," gumamnya.

"Banyak bacot lo. Udah pesan sana. Kalau gak mau makan mending keluar," ujar Alea sinis.

"Dih sensi, pms lo ya?"

Tuk

"Berisik, diam lo. Gue mau makan dengan tenang," akhirnya terjadilah adu tatapan permusuhan antara Deon dan Lea.

"Ekhem" Deon dan Lea memutuskan melihat ke arah Meira yang sibuk dengan makanannya. Akhirnya ereka makan disertai lemparan bacotan antara Deon dan Alea. Meira yang berada di antara keduanya kelihatan sangat tertekan.

Setelah selesai memakan makanannya tiba-tiba handphone Meira berbunyi.

"Halo..?

"..."

"Ok saya kesana sekarang"
Tut..

Meira mematikan handphonenya dan berlari ke kelas untuk mengambil tasnya. Deon dan Alea menatapnya bingung. Tanpa berpikir panjang mereka berlari menyusul Meira.

Setelah mendapat surat izin Meira berlari keluar sekolah.

"Lah Meira kemana ?" Tanya Alea yang baru saja sampai di kelas namun tak menemukan Meira

"Woi ada yang liat Meira gak?" Tanya Deon ke seisi kelas

"Tadi dia ke kelas ambil tas, terus ke ruang BK, habis itu gue liat dia lari ke luar sekolah. Kayaknya dia pulang duluan deh," sahut Didit

IntroGirl & EkstroBoy✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang