18. Semakin Berjarak

87 7 0
                                    

"Sebelum bertemu dengan orang yang tepat, kau akan bertemu dulu dengan orang yang tidak tepat, juga dengan rasa sakit. Agar kau belajar, ada beberapa hal yang tidak bisa dipaksakan untuk dimiliki. Dan butuh proses yang panjang untuk menemukan sesuatu yang indah."

---

Beberapa hari ini Deon dan Meira semakin jauh. Meira yang hampir mencair kembali beku. Deon juga selalu menghindari Meira. Kini, ia semakin dekat dengan Rita.

Alea yang melihat ada yang ganjal dengan keduanya semakin heran. Tak jarang ia mendapati Meira yang lebih sering melamun.

"Dit tau gak mereka berdua kenapa saling menjauh?" Bisik Alea ke Didit yang di sampingnya

"Gak tau gue yang. Mungkin semenjak Deon sama Rita jalan bareng," balas Didit dengan bisikan juga. Alea menatap tajam ke arah Deon yang duduk di bangkunya, sibuk dengan hpnya. Bahkan kini Meira dan Deon sudah tidak sebangku. Deon memilih pindah, dan itu membuat Meira semakin sesak.

"Eh eh mau kemana sih Le?" Didit menahan Alea yang beranjak dari duduknya

"Mau labrak Deon. Gue kan udah bilang, kalau dia nyakitin teman gue dia bakalan habis sama gue!" Ujar Alea ketus.

"Duduk!" Didit menarik paksa Alea kembali duduk di bangkunya. Sedangkan Alea menatap Didit bingung.

"Apaan si! Gue gak mau ya teman gue disakitin. Jangan halangi gue! Lo mau lindungin teman lo? Iya? Udah jelas-jelas teman lo yang salah. Dan bagi gue, persahabatan di atas segalanya!" ucap Lea cukup keras membuat seisi kelas menatapnya bingung, termasuk Meira. Kecuali Deon yang tak peduli karena mendengar musik menggunakan earphone dengan volume full.

"Sorry sorry guys tadi Lea lagi belajar akting." Didit meminta maaf dan menarik paksa Alea keluar dari dalam kelas. Kebetulan hari ini free class. Didit mengajak Alea ke kantin.

"Yang maksud gue gak gitu. Menurut gue lo gak usah ikut campur sama hubungan mereka. Kalau Meira sakit hati liat Deon sama Rita berarti dia cemburu. Kalau Meira cemburu berarti dia ada rasa sama Deon kan?" Alea menaruh jari telunjuknya di dagu, mencerna ucapan Didit. Didit terkekeh melihatnya.

"Iya terus?"

"Artinya Meira juga cinta sama Deon. Cuma gak mau ngaku aja,"

"Kalau Meira cinta sama Deon terus kenapa dia lebih milih Rita? Jadi intinya teman gue tulus teman lo nggak!" Ujar Alea sengit.

"Ya bukan gitulah. Deon juga pasti masih cinta sama Meira. Dan Rita cuma dijadiin pelampiasan doang. Gak mungkinkan orang semudah itu move on dari orang yang dia cinta? Sekalipun itu cowok, cowok juga punya hati. Kami gak bisa melupakan semuanya hanya dalam waktu beberapa hari," sahut Didit tenang.

"Banyak kok cowok yang gampang move on habis putus. Terus cari baru lagi," protes Alea

"Cowoknya gak cinta banget sama ceweknya kali,"

"Jadi lo juga belum move on dari mantan lo?"

"Idih udahlah. Orang gue udah lama putusnya. Udah ah gak usah bahas mereka kalau malah bikin kita berantem," Didit jengah sendiri. Jangan sampai keretakan Meira dan Deon membuat hubungannya terancam juga.

"Intinya mereka saling cinta, cuma gak percaya diri aja. Tunggu waktunya aja, kapan mau pada ngaku," sambung Didit. Alea kini menangguk paham.

Tak lama bel istirahat berbunyi. Keadaan kantin mulai rame. Tak sengaja Alea menatap ke arah Deon dan Rita yang masuk kantin. Mereka berdua bercanda kemudian tertawa, namun tawa Deon tak selepas biasanya.

"Oi, Yon." panggil Didit yang juga melihat keduanya

"Hai bro, woi Le." sapa Deon ke keduanya. Sedangkan Rita hanya tersenyum.

"Apaan," sahut Alea. SedangDeon hanya mencibir

"Eh kita duluan ya."  Deon menarik Rita membeli jajanan di kantin.

"Kalau mereka jadian gimana?" Tanya Alea

"Gak bakalan, percaya sama gue." Didit mengelus rambut Alea..

Tak lama Meira datang ke arah kantin. Sedari tadi ia diam di kelas sambil membaca novel. Karena haus, akhirnya Meira ke kantin membeli minuman dan berniat kembali ke kelas setelahnya.

"Meira!" Panggil Alea  saat melihat Meira ingin keluar kantin dengan botol minuman di tangannya. Meira menatap Alea.

"Mau kemana lo? Disini aja dulu." Alea bangkit dan mengajak Meira duduk di sampingnya

"Gue ke kelas aja deh. Gak enak ganggu kalian," Alea dan Didit hanya tertawa

"Santuy aja, gak ganggu kali Mei," ucap Didit

"Tau. Emang lo gak bosan apa di kelas mulu sambil baca novel. Gue aja bosan." Meira menggeleng membuat Alea memutar bola matanya. Hingga obrolan di antara ketiganya mengalir begitu saja sampai bel masuk berbunyi. Alea dan Didit berusaha mengalihkan perhatian Meira agar tak melihat ke arah Deon dan Rita.

Sesampainya di depan kelas Meira dan Deon berpapasan. Sekilas saling menatap, kemudian Meira terlebih dahulu masuk ke kelas..

"Kenapa makin asing gini sih, Mei, gue masih cinta sama lo." batin Deon menatap nanar ke arah pintu. Ia mengacak rambutnya kesal.

"Udah gila lo?" Tanya Levin yang tiba-tiba muncul dengan Sheina. Mereka ingin masuk tapi Deon menghalangi jalannya.

"Bacot lo," ketus Deon kemudian masuk ke dalam kelas. Levin dan Sheina saling pandang, kemudian ikut masuk ke dalam kelas.

✨✨✨✨

"Mei," panggil Mama Clara. Meira yang ingin masuk ke kamarnya menoleh ke arah mamanya yang sedang menonton TV.

"Iya ma?"

"Kamu kok pulang-pulang malah melamun? Gak salam lagi," tegur sang Mama.

"Eh iya lupa. Assalamualaikum." ucapnya kemudian mencium tangan mamanya

"Waalaikumsalam. Eh kamu pulang sama siapa?"

"Naik ojek online, Ma."

"Owh gitu. Yaudah kamu ganti baju terus makan,"

"Eh tunggu dulu." Mama Clara menahan Meira yang ingin beranjak, Meira menatap mamanya.

"Deon apa kabar? Kok gak pernah main kesini lagi?"

Degh..

"Kenapa Mama tanyain dia sih," gerutu Meira dalam hati

"Dia baik ma. Mungkin lagi sibuk sama ekskul basketnya," jawab Meira seadanya.

"Kalau ada waktu panggil dia main kesini ya, mama kangen tau sama Deon." Meira hanya mengangguk.

"Mei ke kamar dulu, Ma."

"Iya gih sana," sahut Mama Clara kemudian kembali fokus menonton.



Sebelum bertemu dengan orang yang tepat, kau akan bertemu dulu dengan orang yang tidak tepat, juga dengan rasa sakit. Agar kau belajar, ada beberapa hal yang tidak bisa dipaksakan untuk dimiliki. Dan butuh proses yang panjang untuk menemukan sesuatu yang indah.

IntroGirl & EkstroBoy✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang