Part 6

125 14 0
                                    

Weekend kali ini dipergunakan Deon untuk bermalas-malasan di dalam kamarnya. Kebetulan di luar hujan membuat ia malas sekali beranjak dari zona nyamannya. Sebenarnya Deon sudah bangun dari tadi, tapi karena malas, ia hanya diam di kamar sambil main hp.

"Buset wa gue kayak asrama cewek, mana nomor gak dikenal semua lagi,"Deon terkekeh saat membuka salah satu aplikasi chatting miliknya. Tanpa ada niat membalas pesan cewek-cewek yang mengechatnya, Deon memilih melihat status temannya.
Hingga tiba-tiba Didit menelpon.

"Halo, Yon!"ujar Didit agak panik di seberang sana

"Kenapa lo?"

"Lo ke rumah sakit sekarang! Si Ivan dibonyokin sama Ken pas tawuran semalam, lo sih kagak ikut jadi anggota kita kurang kan," cerocosnya.

"Gak bisa lolos semalam dari emak gue nyet. Iya ntar gue kesana, kirimin alamatnya."

'tuttt tutt'

Deon mematikan telefon secara sepihak dan melihat alamat yang baru saja dikirim oleh Didit. Setelah itu Deon bergegas ke kamar mandi.

Setelah mandi ia mengambil sepotong roti dan keluar menggunakan mobilnya. Tak peduli dengan Mama Papanya yang terus memanggilnya.

"Deon mau kemana kamu?"

------------


Di lain sisi Meira menghabiskan waktu weekendnya di rumah sakit. Dari semalaman dia menginap di rumah sakit menemani sang mama menjaga papanya. Sudah dua minggu papa Fero koma dan belum ada perubahan. Mama Clara dan Meira sedih melihat papanya.

"Ma, Meira mau ke taman ya. Kayaknya hujan udah reda," pamitnya yang diangguki Mama Clara. Meira pun bergegas keluar.

Gadis itu berjalan sambil menundukkan kepala, tak peduli dengan tatapan di sekitarnya. Hingga tak sengaja ia menabrak seseorang. Orang yang tak sengaja ia tabrak pun menahan tubuhnya agar tak jatuh. Meira yang sedari tadi memejamkan matanya perlahan membuka matanya karena tidak merasakan sakit, ia fikir ia akan jatuh ke lantai.

Tak sengaja hazel eyes itu bertemu dengan mata tajam bak elang. Saling menatap hingga Meira sadar dan memutuskan tatapan keduanya. Jantungnya berdebar, ada perasaan yang aneh yang tiba-tiba muncul dalam dirinya saat matanya tak sengaja menatap mata elang itu.

"Meira," ujar Deon pelan dan kaget. Ia tak menyangka bisa menatap hazel eyes itu dengan jarak sedekat ini. Yang membuat jantungnya berdetak lebih cepat, membuat dirinya gugup tapi Deon berusaha menutupi kegugupannya.

Meira pun melepas tangannya yang masih dipegang oleh Deon dan menundukkan kepalanya.
"

Thanks, dan sorry," ucap Meira lirih


"Iya gak apa-apa. Btw lo ngapain disini?" Meira mengangkat wajahnya hendak menjawab pertanyaan Deon.

"Ada keluarga yang sakit." Deon mengangguk paham mendengarnya.

"Lo gak mau tanya gitu ngapain gue ada disini?" Tanya Deon ke Meira sambil terkekeh.

"Ngapain?" Tanya Meira.

"Mau jengukin teman, dan gak sengaja ketemu bidadari," gombalnya.

"Oh" Deon memutar bola matanya malas tanggapan singkat gadis di hadapannya ini. Meira Arkayyana benar-benar definisi es batu.

"Mau kemana?" Tanya Deon lagi.

IntroGirl & EkstroBoy✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang