Part 23

61 7 2
                                    

Pelangi  yang muncul setelah hujan menjadi saksi bisu dua insan yang sedang merajut kasih.
Setelah dari mall mereka kehujanan di jalan. Alhasil Deon dan Meira berteduh di halte. Tak lama kemudian, hujan telah reda. Saat itu pula pelangi muncul

"Liat deh pelanginya indah banget" ujar Meira menatap pelangi yang mulai menghilang dengan mata berbinar

"Kamu tau nggak apa yang bikin pelangi itu indah?" Tanya Deon

"Kalau menurut aku sih warnanya yang beragam. Coba kalau cuma satu warna, gak bakal seindah ini"

"Nah iya sama seperti kisah kita, beragam kan? Gak selamanya bahagia, juga gak selamanya sedih. Ada tawa, tangis, marah, dan sebagainya. Dan aku selalu suka momen-momen itu" Deon mengelus rambut Meira yang sedikit basah, yang sempat terkena hujan tadi. Meira tersenyum, mengambil tangan Deon dan menyimpannya di pipinya

"Terima kasih, karena selalu ada buat aku, terima kasih udah lindungin aku, udah jadi pacar sekaligus sahabat aku, dan yang paling penting makasih udah terima aku apa adanya" ujar Meira tulus. Deon tersenyum, menarik kepala Meira, mendekapnya.

"Gak usah bilang makasih sayang, aku lakuin itu semua karena aku cinta sama kamu" Deon mengelus kepala Meira. Sedangkan Meira melingkarkan tangannya ke perut Deon, sambil memejamkan matanya.

"Eh tapi aku gak mau kamu kayak pelangi deh" ucap Deon tiba-tiba

"Kenapa?"

"Indah sih, tapi ia gak janji datang lagi di lain waktu, meski setelah hujan berikutnya sekalipun. Intinya, dia gak selamanya memberikan kebahagiaan" sahut Deon dengan opininya.

"Lah aku kan Meira bukan pelangi" ujar Meira terkekeh. Deon yang melihatnya gemas, ikut tertawa.

"Yaa maksud aku kan misalnya sayaaang"

"Iya nggak kok, aku nggak bakalan kemana-mana"

"Udah reda nih dari tadi. Mau balik apa nginap disini?" Lanjut Meira dengan kekehannya. Deon melepaskan pelukannya, kemudian beranjak dari duduknya dan mengambil kunci motornya.

"Aku sih mau pulang, kalau kamu yaa terserah" ujar Deon berjalan ke arah motornya, mendahului Meira

"Ikuttt" Meira segera mengikuti Deon. Hingga mereka meninggalkan halte.

✨✨✨

Kini mereka berdua duduk di gazebo di rumah Meira. Setelah mengantar Meira pulang, Deon menyempatkan untuk singgah terlebih dahulu. Keduanya menatap air kolam di hadapannya.

"Mei" panggil Deon

"Ya?"

"Sebelum kita pacaran, kamu udah suka gak sama aku?" Meira terdiam, pipinya sudah seperti kepiting rebus.

"Idih blushing ciee, gpp jujur aja sama aku ini" ucap Deon dengan kekehannya. Meira mengangkat wajahnya, menatap Deon dengan tatapan yang tak bisa diartikan. Deon yang ditatap seperti itu mengerenyitkan dahinya. Setelah beberapa detik terdiam akhirnya Meira buka suara.

"Suka" jawabnya langsung dengan suara yang sengaja dikecilkan. Deon terkekeh mendengarnya.

"Kalau suka kenapa diam?"

"Biar kamu saja yang tahu sendiri melalui mataku. Karena mata gak bisa bohong, mataku sudah mewakili  perasaanku" ujar Meira menjawab pertanyaan Deon

"I know" Deon tersenyum manis

"Aku tahu kita saling suka, saling cinta, makanya aku ngejar-ngejar kamu. Karena aku tahu, kamu gengsinya gede" Deon mengacak rambut Meira.

IntroGirl & EkstroBoy✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang