Menikah adalah salah satu hal yang paling dinanti oleh kebanyakan orang.
Menempuh hidup baru, memiliki keturunan, hidup bahagia dengan keluarga kecil.
Tapi, pernikahan sama sekali tak di lirik oleh Kim Sena. Pembisnis muda yang cukup terkenal di Seoul terutama pada kalangan anak muda karena dia sering mengisi seminar.
Di usianya yang masih dua puluhan, gadis itu sudah berhasil mendirikan perusahaan yang bergerak di bidang fashion, Nafleure Corp.
Tidak sebesar perusahaan Lotte mungkin, tapi cukup besar untuk dirinya sendiri dengan dua cabang pokok di Busan dan Tokyo, Jepang.
Hartanya tak perlu diragukan lagi. Dia dapat membeli apapun yang dia mau karena memang uang yang ia miliki itu untuk dirinya sendiri dan orang tuanya, memang mau ke siapa lagi?
Soal status? Ah, Sena sama sekali tidak memedulikan hal itu. Dari remaja pun dia sudah tidak mau lagi berkutat dalam hubungan antara laki-laki dan perempuan yang dinamakan cinta.
Menghancurkan, katanya.
"Kalau aku berjuang mati-matian untuk sukses dan setelah itu malah menikah, semua asetku akan sia-sia karena orang akan berpikir jika itu semua berasal dari pihak laki-laki. Oh maaf, hal itu tidak akan ku lakukan."
Itu yang sering ia katakan.
Pria yang menunggu bahkan melamarnya? Sudah berjejer rapih. Mulai dari anak CEO, pilot, dokter, semua komplit. Tapi sayangnya, karena prinsip yang sudah dibuat sejak remaja itu, dia sama sekali tidak melirik mereka.
Visualnya diatas rata-rata, tingginya 165cm, beratnya 40kg, benar-benar cocok menjadi aktris atau model.
♡
Langkah kaki-nya memasuki rumah mewah yang sayangnya hanya ditinggali 3 orang inti dan 5 pelayan.
Bunyi heels elegan ala model itu menggema ketika ia berjalan.
"Ada hal penting apa kah yang hendak Mama katakan hingga aku terpaksa kembali dari Sokcho malam ini?" tanya Sena.
Gadis itu duduk dengan manner yang sangat bagus seperti biasa, kemudian meneguk air mineral yang tersedia di meja makan.
Ya, lebih tepatnya saat ini dia hendak menikmati makan malam dengan keluarganya.
"Begini, Nak." Sang Ibu, Bae Irene, membuka suara dengan sedikit ragu.
Sena menatap Ibu-nya heran, sepenting apa hal yang mau diucapkan Ibu-nya sampai memaksa dirinya untuk kembali dari Busan cepat-cepat.
"Kami, memutuskan untuk menikahkan mu dengan anak CEO D'Lee Group," ujar Suho, Ayah-nya.
Sena tersenyum, "ini kah hal pentingnya? Ah, kalian sudah tahu sendiri apa jawabanku bukan? Tolong, aku memiliki prinsip yang tidak akan sudi ku rubah."
Gadis yang satu ini bukan tipe gadis urakan yang akan menggebrak meja lalu berteriak bahwa ia menolak seperti orang kesetanan, tidak. Kim Sena sangat memerhatikan sikapnya, dalam situasi bagaimanapun dia akan bersikap anggun.
Irene ikut tersenyum, "masalahnya kami tidak meminta jawabanmu, Nak. Tapi, kami yang menentukannya."
Tbc
Karena ff-ku yang Noona sudah habis (tinggal upload beberapa part END), jadi aku memutuskan untuk publish cerita ini.
Terimakasih sudah membaca, jangan lupa vote hehe^^
15 Mei 2019
All the love,
Feli
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Marriage (Mark Lee)
FanfictionMenikah mungkin adalah momen yang ditunggu kebanyakan orang. Menempuh hidup baru dengan pasangan, memiliki keturunan, dan hidup bahagia dengan keluarga. Tapi, hal itu tidak berlaku bagi Kim Sena. Pembisnis muda berusia 27 tahun yang sama sekali tida...