Mark tertegun di ruangan-nya.
"Kenapa kamu?" tanya Jaemin yang memang sedang berkunjung bersama teman-teman Mark lainnya.
"Aku bingung."
"Pasti bukan perkara pekerjaan, pasti Sena," ucap Jeno.
"Memang."
"Kenapa lagi kalian? Bukan karena aku lagi 'kan?" ucap Renjun sarkas.
"Dendam sekali dia sama Mark hyung," canda Jeno.
"Aku nggak tahu apa aku menyukainya atau tidak. Ah maksudku cinta," jelas Mark.
"SUDAH PASTI!" teriak Renjun.
"Kamu tidak akan memberi tatapan ingin membunuhku saat itu jika kamu tidak mencintainya," ucap Renjun.
"Sebenci apa dia denganmu waktu itu?" goda Jaemin.
"Ia seperti ingin menghancurkan ku," jawab Renjun datar.
"Aku sudah minta maaf," kesal Mark.
"Sudah jelas itu kau mencintainya," ucap Jeno.
"Iya, kalau tidak, mana mungkin akan semarah itu," sahut Jisung setelah lama menyimak.
"Entahlah," ucap Mark.
Renjun menghampiri Mark, menggebrak mejanya dan menjadikan kedua tangannya di meja tumpuan, membuat seluruh ruangan langsung terkejut.
"Jika kamu mencintainya, maka cintai dia dengan tulus. Jika kamu tidak mencintainya, lebih baik hentikan sekarang...." Renjun menghela napasnya sebentar.
"Jangan berani menyakitinya sedikitpun atau aku akan mengambilnya darimu, Hyung."
Renjun tersenyum lalu menjauhkan dirinya dari Mark sementara yang lain masih terkejut.
♡
"Lo kenapa sih?" tanya Yena.
"Itu makanan di makan jangan dilihat doang, nggak kenyang. Kalau nggak mau sini gue maka—"
"Aku bingung," ucap Sena memotong ucapan Gyuri.
"Kenapa?" tanya Sihyeon.
"Mark?" tebak Yeji.
"Kalau iya, gue ngakak," ucap Gyuri.
"Mark itu, sebenarnya baik karena suka apa hanya menganggapku teman sih?" ucap Sena.
"HUAHAHAHAHAHAHA!" Gyuri menepati ucapannya.
"Sikapnya dia ke lo gimana lho?" tanya Yena.
"Ya gitu..., dia ramah, baik, kadang manja," jawab Sena.
"Susah sih kalaupun kita tahu sikap dia. Secara kita nggak pernah kenal atau tahu sifat dia gimana ke orang lain," jelas Sihyeon.
"Coba lo tanya teman-nya deh," saran Gyuri.
"Nah iya, tumben bener," ledek Yeji.
"Lo mulai buka hati?" tanya Sihyeon.
Ketiga gadis lain-nya menatap Sena penuh harap. Mereka selalu berharap teman-nya yang satu ini akan berubah pikiran.
"Entah. Sepertinya belum," jawab Sena.
"Kalau gue jadi lo, dipastikan gue sudah bucin maksimal sekarang," ucap Yena.
Sena tersenyum, "aku harap dia benar-benar bisa aku percaya jika memang suatu saat aku hanyut di dalamnya."
"Artinya lo bersedia membuka hati?"
Jawaban dari Yeji membuat Sena terdiam. Iya, apa tandanya ia sudah siap membuka hati? Hanya menunggu pangerannya membuka pintu?
"Entahlah?" jawab Sena ragu.
♡
"Sena!" sapa Mark dengan ceria seperti biasanya.
"Iya, Mark?" jawab Sena.
"Aku rasa kita nggak bisa liburan minggu depan," ucap Mark yang tiba-tiba memancarkan kesedihan.
Sena tersenyum, "ya nggak apa-apa Mark, masih ada minggu berikutnya. Memang kenapa?"
"Aku disuruh Papa survey ke Dubai. Padahal disana nggak kerja full seharian, aku jadi—"
"Bilang aja kamu mau aku ikut ke Dubai," ceplos Sena.
Mark memasang wajah bingungnya, "kok tahu?"
"Aku cuma menebak, ternyata iya." Sena terkekeh.
"Hehe— kalau nggak mau nggak apa-apa kok Na," ucap Mark.
"Nggak. Aku mau," ucap Sena sembari tersenyum.
Sena merutuki dirinya yang tak berpikir panjang dengan ucapannya. Apa itu barusan? Sena malu.
"Kamu nggak apa-apa belakangan ini?" tanya Mark.
"Hah? Memang kenapa?"
"Kamu aneh, kamu berubah," ucap Mark.
"Berubah?"
"Iya. Berubah menjadi lebih baik hehe."
Sena terdiam. Mark menyadari perubahan sikapnya. Sebenarnya Sena sendiri tidak merasa berubah, hanya saja, ia jadi lebih bersemangat entah mengapa.
"Aku sama aja," jawab Sena.
"Jadi beneran mau ikut aku ke Dubai?" tanya Mark.
Sena mengangguk, "iya, sungguhan."
Mark kini yang terdiam. Kebingungan-nya mengenai perasaannya terhadap Sena menguar. Perkataan Renjun tadi siang juga berputar di otaknya.
Dia memang baik pada Sena, ramah, menyukainya. Tapi apa itu bisa disebut dengan cinta? Atau hanya rasa sayang yang muncul karena kedekatan paksa?
"Apa Sena siap membuka hati bila aku benar-benar menyukainya suatu saat nanti?" —Mark
"Apa Mark yakin tidak akan menyakitiku ketika aku sudah membuka hati untuknya?" —Sena.
Tbc
Next part jalan jalan kita sama Mark dan Sena uhuy.
Makasih banyak respon-nya kemarin, jadi cepet kan apdetnya wkwkwk.
FYI kalo ada yang kepo:
IG: felidelfina
Hehe :D
8 April 2020
All the love,
Feli
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Marriage (Mark Lee)
Fiksi PenggemarMenikah mungkin adalah momen yang ditunggu kebanyakan orang. Menempuh hidup baru dengan pasangan, memiliki keturunan, dan hidup bahagia dengan keluarga. Tapi, hal itu tidak berlaku bagi Kim Sena. Pembisnis muda berusia 27 tahun yang sama sekali tida...