4

6.3K 665 18
                                    

Sena terbangun jam 7 pas, sudah jadi kebiasaan dirinya entah kenapa.

Dia menengok ke samping, sudah tidak ada Mark. Mungkin pria itu sudah bersiap untuk bekerja.

Ini hari pertama sebagai --hm Sena tidak mau menyebutkan kata itu. Yang jelas hari ini tetap menjadi hari-hari biasanya, hari produktif.

Setelah membereskan kasur --sudah jadi kebiasaan Sena--, ia memilih pakaian kemudian bergegas pergi ke kamar mandi.

"Astaga!" pekik Sena seraya menutup kedua mata dengan kedua tangan. Mark gila, bisa-bisanya dia keluar hanya dengan handuk.

"Lho? Sudah bangun?" tanya Mark dengan polosnya. Pria ini memang sudah gila, Sena yakin.

"Cepat pakai baju sana Mark," ucap Sena.

"Eh iya sorry, kebiasaan tinggal sendiri," ucap Mark kemudian beranjak.

Sena masuk ke dalam kamar mandi yang bisa dibilang cukup luas dan mewah. Wangi khas Mark Lee menyeruak, wangi-nya soft.

Ia mandi dengan cepat dan memang selalu begini tiap pagi. Pagi Sena sibuk, baginya waktu sangat berharga. Tapi ketika sore atau malam ia bisa mandi berjam-jam.

Dengan segera Sena keluar dari kamar mandi kemudian berjalan ke meja rias. Menata rambut, memakai skincare, dan merias wajah seperti biasanya lalu turun ke bawah.

Sudah ada si Mark yang duduk ruang makan dengan dua mangkuk sarapan. Satu sereal dan satu oatmeal.

"Morning," sapa Mark.

"Too," balas Sena.

"Kamu mau kemana?" tanyanya.

"Kerja, apa lagi?" ucap Sena sembari duduk di hadapan Mark.

"Kerja? Kamu nggak ambil libur atau cuti? Eh kamu bosnya...," ucap Mark.

"Nope, nanti keadaan kantor malah berantakan, aku nggak suka," jawab Sena.

Mark tersenyum kemudian melahap sereal warna-warninya.

"Kamu sendiri? Nggak kerja?" tanya Sena.

Mark menggeleng, "dipaksa sama Papa, you know him."

"Perusahaan kamu masih dalam lingkup perusahaan Om Donghae ya?" ucap Sena basa-basi.

"Iya..., jadi nggak bebas. Aku pingin coba buat sendiri tapi nggak diizinin," jawab Mark.

"Padahal enak ada yang ngawasin-- eh, maaf." Sena merutuki dirinya yang malah nyaris curhat.

Mark mengangguk-anggukan kepalanya, "eat your breakfast miss."

"O-oh? Iya. Dari mana kamu tau aku sarapan oatmeal?" tanya Sena mengalihkan kecanggungan.

"Kamu bawa banyak banget oatmeal, buat apa kalau bukan sarapan?" jawab Mark.

Mereka makan dengan tenang sampai habis kemudian mencuci piring masing-masing.

"Ayo," ujar Mark.

Cold Marriage (Mark Lee)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang