2

8.1K 766 73
                                    

Sena melangkahkan kakinya malas menuju ruang utama rumahnya.

"Ada hal penting apa lagi yang hendak Mama sampaikan?" tanyanya.

Irene tersenyum, "bersiaplah, satu jam lagi Mark datang kesini."

"Untuk apa dia kesini?"

"Pernikahan kalian akan berjalan dua minggu lagi. Kalian harus fitting, membeli cincin, dan mengurus hal lainnya," jelas Suho.

"Aku sama sekali tak tertarik, biarlah dia memilih sendiri," ucap Sena.

"Terserah, intinya dia akan datang. Tidak usah merias wajah, begitu saja sudah baik," ucap Irene memancing. Irene tahu betul anaknya sangat menjaga penampilan.

Sena langsung berjalan menuju kamarnya yang terletak di lantai dua. Meski ini adalah paksaan, seorang Kim Sena tidak akan rela image penampilan perfect yang dilekatkan pada-nya itu rusak hanya karena dia tidak niat pergi.

Gadis itu masuk ke dalam kamar mewahnya yang didominasi warna putih dan merah muda.

"Hai Bong Gi!" sapanya kepada kucing putih dengan bulu fluffy yang setia menemaninya di kamar.

Ia segera masuk ke dalam walk in closet-nya kemudian mengambil atasan dan rok yang terkesan vintage, sesuai gaya berpakaiannya selama ini.

Setelah beres dengan pakaian, dia keluar dari lemari mewah itu dan duduk di meja rias putih miliknya.

Sena mengambil foundation merek 'Make Over' kemudian memolesnya.

Tok tok tok

"Masuk," ujarnya tanpa basa-basi. Ia sibuk meratakan foundation itu dengan beauty blender.

"Ternyata semudah itu kamu memintaku masuk. Aku pikir butuh negosiasi panjang."

"Astaga, anda sangat tidak sopan," ucap Sena terkejut. Pasalnya, ia berpikir yang mengetuk adalah Irene atau pelayannya seperti biasa. Mana menyangka dia kalau pria bermarga Lee itu yang masuk, untung saja foundation-nya sudah rata.

"Kamu yang menyuruhku masuk," ucap Mark. Sena baru sadar Mark menggunakan kata aku-kamu padanya.

Terakhir mereka bertemu, Sena menggunakan kata saya-anda seperti saat ini sementara Mark masih menggunakan kata saya-kamu.

"Saya mengira anda adalah Ibu saya. Lagi pula atas dasar apa anda berani datang ke kamar saya? Ini pelanggaran privasi."

"Ibu-mu yang menyuruhku masuk kesini," jawab Mark polos.

Sena hanya mendengus kemudian melanjutkan sesi make-upnya yang tertunda.

"Kasihan kucing-mu, kelihatannya dia stres memiliki pemilik kaku," ucap Mark sembari mengelus bulu kucing putih itu.

"Tolong anda diam Mark Lee," ucap Sena. Dia memang paling tidak bisa diganggu ketika sedang fokus.

"Kamu sudah cantik tanpa riasan," ucap Mark lagi.

"Diam sebelum saya mengusir anda dari sini," ucap Sena.

"Kamu galak sekali."

Sena berusaha untuk tidak memedulikan ucapan-ucapan Mark yang membuat konsentrasinya kacau itu.

"Tolong diam."

"Kucing-mu cantik sekali."

"Dia laki-laki."

Tiba-tiba Mark tersenyum karena sebuah ide cemerlang muncul di otaknya, "aku akan diam jika kamu berbicara padaku menggunakan bahasa tidak formal, kata aku-kamu mungkin."

Cold Marriage (Mark Lee)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang