10

6K 626 59
                                    

Mark berlari mencari Sena di kantornya, ini jam 3 sore, seharusnya Sena masih ada disini.

Hyunjin membiarkan Mark masuk begitu saja karena dia tau itu suami Sena.

Mark seperti orang gila sampai-sampai pegawai disana bingung.

Pria itu membuka ruang kerja Sena namun tak menemukan gadis itu.

Alhasil, dia berlari dari lantai ke lantai mencarinya.

Mark terhenti di lantai 5, tempat desainer berkumpul dan melihat gadis yang ia cari berjalan dengan santai.

"Sena!" serunya.

Belum saja Sena menjawab, gadis itu sudah dikejutkan oleh tubuh Mark yang menubruk dirinya, memeluknya dengan amat erat. Membuat seluruh orang disana yang awalnya ribut menjadi hening.

"Mark?" Tidak ada sahutan.

Para pegawai tanpa disuruh sudah pergi dengan sendirinya meninggalkan lantai itu. Kebanyakan dari mereka sudah tahu bahwa Mark ini suami Sena.

"Mark?" panggil Sena lagi dan tetap tidak ada sahutan.

Sena malah mendengar isakan kecil dari mulut Mark.

Mendengar itu, tangan Sena membalas pelukan Mark.

"Hei Mark Lee? Ada apa? Ayo ke ruanganku biar enak ngomongnya," ucap Sena lalu menggandeng Mark ke ruangannya.

Sesampainya disana, Mark hanya duduk diam di sofa sembari memeluk Sena dan gadis itu membalas.

"Mark, kenapa?" tanya Sena.

"Maafin aku Sena, maafin aku," lirih Mark.

"Kenapa sih? Memang kamu ngapain?" tanya Sena lagi.

Mark menjauhkan tubuhnya sedikit dari Sena.

"Aku minta maaf," lirih Mark sembari menatap Sena.

"Maaf kenapa Mark?" Sena bertanya sembari tersenyum.

"A...Aku sempat marah dan negative thinking ke kamu," ucap Mark.

"Hah? Aku nggak merasa kamu marah ke aku kok Mark."

"Kamu mungkin nggak ngerasa, tapi aku sempat kesal sama kamu dan Renjun," jelas Mark.

Sena terdiam, "kamu lihat aku sama Renjun?"

Mark mengangguk, "aku kira kalian ada apa-apa makanya aku marah. Maaf Na, aku harusnya nggak marah karna aku nggak punya hak buat marah."

"Aku sama Renjun nggak ada apa-apa," ucap Sena.

"Renjun udah jelasin semuanya," ucap Mark.

Sena terkejut, "m...maksudmu?"

"Aku minta maaf Sena, aku panggil Renjun buat ketemuan karna aku emosi sama kalian berdua, dan akhirnya dia jujur semuanya."

Sena diam. Mengalihkan pandangannya dari Mark.

"Kamu marah?"

"Sena?"

"Maaf Na."

"Aku nggak nyangka kalau itu yang bakal Renjun ceritakan. Aku kira kalian berdua memang pacaran. Aku salah paham dan benar-benar nggak nyangka."

"Maaf, aku tahu kamu marah. Aku nggak bisa bohong sama kamu jadi aku cerita. Aku pulang duluan ya? Hati-hati di jalan," ucap Mark terakhir lalu mengelus rambut Sena.

Sena melangkahkan kakinya ke dalam rumah dengan rasa ragu.

Kenapa Renjun menceritakan semua itu? Bagaimana jika Mark jadi memandang Sena rendah?

Gadis itu melepas boot-nya lalu masuk ke kamar.

Dapat ia lihat, Mark sudah terlelap dengan memeluk boneka jerapah kesayangan Sena.

Sena mengambil piyamanya lalu bergegas mandi masih dengan perasaan gelisah.

Selesai mandi ia berbaring di samping Mark perlahan agar tidak membangunkan-nya.

Seperti biasa, Sena memainkan ponselnya.

"Tidur," ucap Mark dengan suara serak bangun tidurnya.

"A...aku masih mau streaming," tolak Sena.

"Kim Taehyung hyung?" ucap Mark setelah melihat layar ponsel Sena.

"Kamu kenal?" Sena langsung menatap Mark.

"Banget. Dia temenku waktu kuliah," jelas Mark.

"Lho kok bisa? Bukannya dia 1995?"

"He's an idol, Na. Dia terpaksa telat kuliah. Kuliah pun ambil kelas online, tapi dia cukup dekat sama aku," jelas Mark.

"Jadi idol berat banget ya," gumam Sena.

"Aku lagi berpikir buat jadiin dia brand ambassador Nafleure, menurutmu gimana Mark?" tanya Sena.

"Bagus sih Na. Secara dia 'kan lagi naik daun, jadi seratus persen pasti penjualan Nafleure meningkat," ucap Mark.

Kalau perbincangannya sudah bisnis, Mark dan Sena pasti larut dalam topik. Melupakan fakta bahwa Sena masih marah dengan Mark.

"Um..., Mark," panggil Sena.

"Iya?"

"Kamu nggak ninggalin aku 'kan setelah tahu sepenggal masa lalu ku itu?" tanya Sena ragu-ragu.

Mark tersenyum, "kamu tahu? Aku makin mau jaga kamu setelah dengar itu. Kamu gadis terhebat setelah Mama-ku."

"Masalahnya itu cuma seperempat dari masalah utama-nya Mark. Aku merasa bodoh dan lemah banget nyoba bunuh diri cuma karna masalah itu."

Mark terdiam. Kalau bagi Sena masalah yang di ceritakan Renjun itu 'cuma', berarti ada yang jauh lebih parah?

Mark memeluk Sena kemudian mencium kening gadis itu.

"Sebesar apapun, seburuk apapun, separah apapun. Aku janji nggak akan ninggalin kamu Sena," ucap Mark.

"Kamu nggak usah janji ke aku Mark. Aku bukan tipe orang yang bakal nelan mentah-mentah janji orang," ucap Sena.

"Setidaknya aku sudah janji," ucap Mark.

"Na?" panggil Mark.

"Iya?" sahut yang dipanggil.

"Gimana kalau aku melanggar surat perjanjian nikah kita?"

Tbc

29 Desember 2019

All the love,
Flie

Cold Marriage (Mark Lee)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang