21

5.1K 505 58
                                    

"Nggak tidur, Na?" tanya Mark ketika melihat Sena masih asyik dengan laptopnya di ruang utama.


"Belum, aku masih review dikit lagi. Kamu duluan aja," ucap Sena.

Mark mendesah pelan ketika melihat jam. Sudah menunjukkan pukul 2 dini hari.

Sebenarnya Sena sudah selesai dengan semua pekerjaannya, dia hanya membuka dokumen yang sudah jadi. Hanya saja entah kenapa Sena ingin mengulur waktu untuk ke kamar.

Iya, Sena grogi. Memang bukan pertama kali ia tidur seranjang dengan Mark yang memang suaminya. Namun, ini pertama kali mereka tidur seranjang sebagai pasangan asli, bukan sandiwara.

"Minum." Mark menyodorkan segelas cokelat panas dari belakang.

"M-Makasih." Entah mengapa Sena terbata. Mungkin karena posisi Mark yang terlalu dekat.

"Apa lagi yang kamu review? Perasaan ini udah selesai deh," gumam Mark sembari menatap layar laptop Sena.

"Udah selesai kok!" Memang dasarnya tidak pandai berbohong.

Sena mematikan laptopnya lalu pergi ke kamar dengan gelas berisi cokelat panas. Mark masih diluar.

"Mati aku," gumam Sena sembari masuk ke dalan selimut.

"Pura-pura tidur aja kali ya?"

"Tapi si singa pasti curiga. Aku 'kan nggak pernah cepat tidur."

"Terus gimana?"

Pikirannya berperang bahkan mulai menjurus ke sesuatu yang kotor sementara Mark dengan santainya masuk dan menutup pintu tanpa Sena sadari.

"Ngapain kamu?" tanya Mark bingung ketika melihat Sena yang berada di dalam selimut menghentak-hentakkan diri. Seperti belut di dalam jaring.

"Hah?"

"Kamu ngapain kayak orang cacingan, Sena?" Mark masih bingung.

Sena dengan rambut acak-acakan membuka selimut yang menutupi wajahnya, ia menatap Mark.

"Aku? Ng-Nggak apa-apa."

Astaga, kemana image seorang Kim Sena yang anggun, feminim, dan elit?

Mark yang masih heran berjalan ke samping lalu membaringkan diri di sebelah Sena. "Kamu ngapain sih ngelihatin aku sebegitunya?"

"Nggak apa-apa," ucap Sena lalu memalingkan wajah.

Astaga, kenapa pikirannya bisa kotor sekali.

Sebenarnya dari semua kekacauan di otak yang ada. Hanya satu hal yang membuat Sena seperti orang bodoh.

"Bagaimana jika dia meminta 'jatah'nya hari ini?"

Sena memukul kepalanya sendiri sampai terbentur nakas di sebelahnya.

"Kamu kenapa ya ampun," ucap Mark yang terkejut sembari menggosok kepala Sena yang terbentur.

"Sakit Mark."

"Makanya jangan banyak tingkah."

Sena berusaha tidur setelahnya sembari membelakangi Mark. Ini gila, malu sekali dia.

Tiba-tiba ia merasakan Mark mendekat hingga punggungnya menempel dengan pria itu. Perlahan, tangan Mark melingkar di pinggangnya.

"Calm down, Baby. Aku nggak akan minta aneh-aneh sekarang," bisik Mark.

Sena bangun dan cukup terkejut dengan posisi tidurnya saat ini. Bagus, dia tidur sembari berpelukan dengan Mark. Dia bahkan bisa merasakan hembusan napas pria itu di rambutnya.

Cold Marriage (Mark Lee)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang