Notes: garis miring tanpa bold itu Renjun yang lagi cerita ke Mark.
"Tiga belas tahun yang lalu..., gadis lugu dengan rambut kuncir kuda itu masuk ke dalam kelasku. Dengan logat yang aneh dia memperkenalkan diri. Dia ceria, juga cantik."
13 tahun yang lalu. Jilin, China.
Seorang gadis dengan rambut kuncir kuda memasuki koridor sekolah barunya.
"Halo, namaku Kim Sena, aku pindahan dari Seoul, Korea Selatan," ucap gadis itu dengan aksen yang masih berantakan.
"Selamat datang Sena, silakan duduk disamping Shuhua. Shuhua, tolong angkat tanganmu agar Sena tau," ucap sang guru.
Gadis itu duduk di samping gadis yang mungkin akan menjadi teman dekatnya.
"Hai Shuhua!" sapa Sena dengan ceria.
"Hai, aku Renjun," ucap seseorang yang duduk di depan Sena.
"Halo Renjun, aku Sena."
Bukan perkara sulit bagi seorang gadis berusia 14 tahun itu untuk mendapatkan teman. Baru sehari sekolah saja dia sudah memiliki beberapa teman akrab untuk makan.
"Dia ceria Hyung, sungguh. Dia happy virus sangat berbanding terbalik dengan Sena yang kita lihat saat ini."
"Kita makan bareng yang lain nggak apa-apa 'kan Sena?" tanya Shuhua.
Sena mengangguk antusias, "nggak apa-apa, nambah teman."
"Ini Xiao De Jun, panggil aja Xiaojun," ucap Shuhua.
Sena tersenyum ramah, "Kim Sena, panggilannya Sena."
Pria bernama Xiaojun itu tersenyum balik pada Sena.
Beberapa minggu bersekolah. Sena mengakui ketertarikannya pada salah satu anak kelas lain. Tidak frontal, dia hanya curhat pada Shuhua dan beberapa temannya.
"Dia menganggap keterbukaan pada orang baru itu membuat hubungan pertemanan menjadi lebih dalam dan baik Hyung."
Sena ditolak, namun dia biasa saja. Dia tidak terlalu peduli pada hal semacam itu. Yang dia pedulikan hanyalah memiliki banyak teman.
Dia sudah seperti anak famous, dia terkenal di sekolah meski baru beberapa minggu bersekolah.
"Sena!"
"Xiaojun?" sapa Sena balik.
"Kita satu kelompok buat tugas matematika," jelas Xiaojun lalu merangkulnya.
"Oh, ya udah nanti kerjain pulang sekolah aja," ucap Sena.
"Dia dan Xiaojun dekat— sangat dekat, sehingga ia menaruh hati pada pria itu."
"Aku mau beli kado buat Xiaojun," ucap Sena santai.
Shuhua menyernyit, "kamu yakin dia suka kamu?"
"Iya! Xiaojun perlakuin aku spesial," seru Sena.
Shuhua dan beberapa temannya mengiyakan Sena. Namun, tanpa Sena sadari, teman-temannya menatap jijik ke arahnya.
"Sena selalu nampak ceria dan selalu terbuka."
"Xiaojun!"
"Ini, aku beliin baju buat kamu pas pergi ke bazaar kemarin. Bagus soalnya hehe. Kalau nggak suka simpan aja, jangan dibuang."
"Xiaojun menerimanya dan memberitahu teman-temannya. Baju itu ia berikan padaku. Aku ada disana, aku melihat mereka mengolok dan menertawakan Sena."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Marriage (Mark Lee)
FanficMenikah mungkin adalah momen yang ditunggu kebanyakan orang. Menempuh hidup baru dengan pasangan, memiliki keturunan, dan hidup bahagia dengan keluarga. Tapi, hal itu tidak berlaku bagi Kim Sena. Pembisnis muda berusia 27 tahun yang sama sekali tida...