Sena menatap Mark ragu. Bukan tanpa alasan namun jika ia menerima tawaran Mark, maka prinsip yang ia bangun selama ini tidak berarti.
"Aku tahu kamu punya prinsip yang sangat kuat, Na. Tapi kamu menyakiti diri kamu sendiri jika kamu terus-terusan begini," ucap Mark.
Sena masih terdiam. Mark memegang bahunya. "Aku nggak maksa kamu. Kalau kamu nggak mau juga nggak apa-apa."
"Aku mau."
"H-Hah?" Mark terkejut.
"Ayo kita jadikan cerita kita nyata, Mark. Aku capek hubungan nggak jelas," ucap Sena.
"Serius kamu? Nggak lagi kesurupan?"
"Ya udah nggak jadi."
"Sena gitu," ucap Mark kesal dengan nada yang menurut Sena cukup imut.
"Peluk sini," ucap Mark.
Sena tersenyum dan tanpa ragu memeluk Mark.
"Jadi gini rasanya nggak jomblo setelah belasan tahun," gumam Sena.
Sena sangat senang. Entah meski ada rasa ragu, tapi rasa itu tak sebanding dengan rasa lega dan bahagianya. Dia seolah lepas dari belenggunya selama ini. Kini dia bebas, bebas mencintai suaminya.
"Bagus ya lo berdua!" ucap seseorang yang suaranya amat dikenal oleh Sena.
Iya, itu suara Gyuri. Namun tak hanya Gyuri, ada juga Sihyeon, Yena, Yeji, Jaemin, Renjun, Jeno, Jisung, dan Haechan.
"Aku bilang apa? Anak-anak ini bucinnya udah maksimal," ucap Renjun.
Sesaat kemudian pintu kembali dibuka dan muncul lah Bapak Donghae yang terhormat dengan Soodam.
Sena yang yakin 100% bahwa make upnya luntur segera berusaha menutupi wajahnya.
"I-Ini kenapa?" tanya Mark.
"Ada apa?" tanya Sena.
"Mohon maaf Tuan dan Nyonya Lee, apa kalian tidak sadar kalau kalian masuk ke dalam game buatan kami?" tanya Jaemin.
"Hah?"
"Papa kira kamu peka, Mark. Masa kamu nggak curiga kenapa Sekretaris Song pergi gitu aja terus tiba-tiba Papa kasih Soodam buat kamu tanpa tanya-tanya?" jelas Donghae.
"Soodam ini sebenarnya sepupu jauh kamu yang kebetulan temenan sama Yena," ucap Donghae lagi.
Sena dan Mark sama-sama bingung.
"Nggak ada yang terjadi di apartemen Soodam. Dia cuma kasih obat tidur ke Mark yang udah dijamin aman sama Om Eunhyuk," jelas Sihyeon sementara Soodam hanya terkekeh.
"Aku tidur di sofa kok, Kak," ucap Soodam.
"Jadi maksud kalian, ini skenario kalian semua?" tanya Sena.
"Iya. Supaya kalian berdua sadar akan perasaan kalian sendiri. Kami kesal tahu nggak setiap ketemu lihat kalian galau padahal seharusnya nggak ada yang perlu digalauin," jelas Yena.
Renjun terkekeh melihat ekspresi kesal Sena. "Gimana aktingku?"
"Masih lebih bagus akting 'Eomonim'," kesal Sena.
"Sejujurnya aku nggak tahu harus kayak gimana sekarang," ucap Mark.
"Kami merencanakan ini sudah dari beberapa minggu yang lalu lho," ucap Jeno.
"Aku mau marah juga nggak bisa soalnya kalian udah bantu kita walaupun pakai drama," gumam Mark.
"Ya sudah, ayo kita semua makan siang di bawah. Gratis," ucap Sena tiba-tiba.
Sena tidak marah meski ia kesal. Karena dari ide gila teman-temannya ini, ia bisa saling jujur dengan Mark.
Sena dan rombongan tamunya pergi ke kafetaria kantor Nafleure yang berada di lantai lima.
"Makan aja semua sepuasnya," ucap Sena.
"Emang Sena ini tahu banget kebutuhan temannya," ucap Yeji.
Donghae terkekeh melihat tingkah laku anak-anak muda yang cukup aneh baginya.
Setelah acara makan-makan dadakan, mereka semua satu persatu pulang ke kantor atau rumah masing-masing.
"Mark, kamu balik kantor?" tanya Sena ketika hanya Mark yang belum pergi.
Mark mengangguk. "Nanti aku pulang kayak biasa kok."
"Iya udah hati-hati," ucap Sena kaku.
Mark tersenyum lalu mengangguk.
"Bentar," ucap Mark sebelum mencium kening Sena.
"Aku kerja dulu ya sayang," pamit Mark sembari mengusap rambut Sena yang masih cengo.
♡
Sena melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah. Sudah ada mobil hitam milik Mark mengingat ini sudah jam sembilan malam.
"Kamu ngapain?" tanya Sena ketika melihat Mark beraktivitas di dapur.
"Eh, udah pulang?" tanya Mark terkejut.
"Ya udah, emang kenapa?"
"Anu-- aku pingin buat makan malam tapi aku nggak ngerti," ucap Mark dengan wajah bingung.
Sena terkekeh. "Buat apa? Biasanya 'kan kita beli lauk."
"Ya pingin sekali-sekali masak sendiri. Aku udah beli bahan buat bikin tteokbokki tapi nggak bisa buat," kesal Mark.
"Ya udah jangan dipaksa. Aku mandi dulu, nanti aku yang masak," ucap Sena.
Sena mandi ala kilat, tidak seperti biasanya dimana mandi sore atau malam adalah Me time-nya.
"Tumben cepat," gumam Mark.
Sena mengangguk sembari memakai apron. "Sini."
Dengan lihai gadis itu mengambil alih dapur. Mengolah bahan-bahan makanan yang di beli suaminya.
"Kamu ternyata bisa masak," ucap Mark sembari memeluk gadisnya dari belakang.
"Geli," balas Sena.
"Aku nggak nyangka bisa peluk kamu kayak gini, aku pikir selamanya bakal sebatas kertas kita." Mark meletakkan dagunya di bahu Sena.
"Kepalamu berat astaga. Manja banget," ucap Sena.
"Manjanya cuma sama kamu."
Baik, Sena berusaha menahan diri untuk tidak memanas.
"A-Apasih? Ini udah matang, ayo makan."
Tbc
Sebenarnya target part lalu masih kurang, mungkin aku ketinggian kasihnya tp gpp.
Aku mau bikin work baru tapi bingung. Mau tema romance-fantasi kerajaan (Renjun) atau tentang Jisung yang nggak sengaja bikin anak orang hamil tapi dia tanggung jawab?
2 Juni 2020
All the love,
Feli
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Marriage (Mark Lee)
FanfictionMenikah mungkin adalah momen yang ditunggu kebanyakan orang. Menempuh hidup baru dengan pasangan, memiliki keturunan, dan hidup bahagia dengan keluarga. Tapi, hal itu tidak berlaku bagi Kim Sena. Pembisnis muda berusia 27 tahun yang sama sekali tida...