7

5.5K 649 67
                                    

Dua hari Mark berusaha menjauh dari Sena tanpa alasan yang jelas.

Dia cemburu? Memangnya dia siapa sampai dia boleh cemburu? Ini hanya pernikahan kontrak.

Telepon Mark berdering kala pria itu memijat pelipisnya sembari menatap ke luar jendela besar yang ada di ruangannya, lebih tepatnya lantai 28.

Nama kontak terpapar dengan jelas.

Sena🐰 is calling you

Tentu saja dia angkat. Walaupun sedang menjauh, dia masih tau tanggung jawab dan tata krama.

"Mark Lee! Kamu Mark suaminya Sena 'kan?"

Suara riuh dari seberang sana cukup membuat pria bermarga Lee itu kaget.

"Iya, ini siapa ya? Dan kenapa ponsel Sena--"

"Nggak usah banyak tanya njir. Gue Gyuri, temennya. Sekarang cepat ke alamat yang gue kasih di chat," potong suara lain. Sepertinya disana Sena tidak hanya berdua.

Tanpa basa-basi lagi sesuai ucapan Gyuri, Mark segera mengambil kunci mobilnya dan turun ke bawah.

"Lho Mark? Masih disini? Papa kira uda--"

"Bentar Pa, urgent," ucap Mark lalu berlari menuju parkiran.

Sekarang hampir jam 12 malam, kenapa Sena masih berkeliaran?

Jantung Mark hampir copot setelah sampai di sebuah warung.

Melihat gadisnya terduduk tepar dan memejamkan mata sembari menjadikan kedua tangannya bantal di meja.

Sebentar, atas dasar apa dia menyebut gadis ini 'gadisnya'?

"I-ini--" Mark kehabisan kata-kata. Sena begitu kacau.

"Bawa pulang gih Mark," ceplos wanita yang Mark duga dari suaranya adalah Gyuri.

Mark yang masih cengo di sadarkan kembali oleh suara yang lebih lembut.

"Um Mark-ssi. Maaf, tapi apa kalian atau dia sedang ada masalah?" tanya yang jauh lebih sopan, Sihyeon.

"Hah?"

"Anu-- seumur-umur kami berteman, Sena tidak pernah minum melebihi batasnya. Jadi sepertinya dapat disimpulkan dia sedang dalam masalah berat," jawab Sihyeon.

"Aku..., tidak tau." Mark frustrasi.

"Ya sudah tidak apa, tolong bawa dia pulang," ucap Sihyeon.

Mark menggendong Sena yang hanya diam saja itu ke dalam mobilnya.

Di perjalanan Sena hanya diam, sedikit meracau dengan bahasa mandarin tapi sangat pelan. Dia bukan tipe gadis yang brutal meski sedang mabuk.

"Renjun ge, zěnme yàng? Hǎoxiàng wǒ yǐjīng ài tāle...," racau Sena.

"Ngomong apa sih Sena...." Mark frustrasi begitu indra pendengarannya menangkap kata 'Renjun' dalam racauan Sena.

"Nafleure gǔjià xiàdié, wǒ gāi zěnme bàn? Wǒ hěn hàipà."

"Kamu mau ngajak Renjun kolaborasi sama Nafleure?"

"Renjun ge, hè liǎng gè zhǔyào wèntí réngrán cúnzài yú wǒ de nǎohǎi zhōng, Mark hé Nafleure."

"Oh..., kamu mau kawin lari sama Renjun tapi takut karena ada aku sama perusahaan Nafleure?"

Bodoh memang Mark mengurusi racauan orang mabuk. Tapi dia memang sefrustrasi itu.

Renjun membuat Sena-nya sehancur ini?

Oke, ternyata Sena tidak ingat apa pun setelah dia bangun tadi pagi.

"Kalau pusing udah aku beliin obat pereda pengar di meja makan lengkap sama makanannya. Aku kerja," ucap Mark datar kemudian meninggalkan Sena yang masih belum 100% sadar.

"Mark, kamu marah?" tanya Sena yang mengejar Mark.

Apa yang baru saja Sena lakukan? Kim Sena mengejar seorang pria. Mustahil tapi nyata.

Mark menghela napas, "nggak. Aku nggak marah, beneran aku mau kerja."

Sena bergidik kemudian kembali ke kamar, ya bagus jika Mark tidak marah.

Dia cuma berdoa saja agar dirinya tak melakukan hal-hal gila saat mabuk. Sena jarang sekali mabuk dan sekalinya hal itu terjadi, dia tidak akan mengingat semua hal semasa dia mabuk.

Sementara itu, Mark bergegas ke kantornya. Tingkahnya tidak jelas beberapa hari ini.

Dia frustrasi berat. Sebenarnya dia bertanya-tanya mengapa dia seperti ini disaat Sena nampak baik-baik saja di hadapannya?

Hm, mungkin Sena tidak sedang 'baik-baik' karena dia sampai nekat mabuk, tapi Sena dapat menyembunyikan masalahnya di depan Mark dengan baik nan mulus.

Tapi Mark juga sadar bahwa dirinya nampak seperti bocah kali ini. Sena tak punya masalah dengannya, dia memiliki masalah dengan yang lain, jadi dia tidak harus terus terang pada Mark. Tapi Mark? Dia merasa 'bermasalah' dengan Sena.

Mark sadar, dia tak bisa terus seperti ini. Ini menyakiti dirinya dan Sena tanpa disadari.

Dirinya butuh kejelasan.

Beberapa detik kemudian, Mark mengambil ponselnya kemudian melakukan panggilan.

"Huang Renjun, aku rasa kita harus bertemu secepatnya."

Tbc

Special update because this day is my Mom birthday!!!

Makasih buat 100++ votenya yaaa~!!!

6 Juli 2019

All the love,
Feli

Cold Marriage (Mark Lee)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang