Lanjut...
__________________________
Setelah kematian Xiao Yi dan pengangkatannya menjadi puteri mahkota, semua orang tidak lagi mengenali Yue Bi. Sifatnya yang dulu ramah, lembut dan peduli pada sesama kini berubah dingin, kasar, dan juga masa bodoh pada keluarga ataupun yang lainnya. Orang yang menentangnya akan mendapatkan hukuman darinya. Sifat tegas Yue Bi justru disukai oleh kaisar dan permaisuri, menurut mereka calon permaisuri memang seharusnya tegas sehingga dapat mengatur tata istana dan tidak diremehkan para selirnya nanti. Yue Bi pun menyadari hal itu, akan banyak orang yang menginginkan posisinya kelak. Oleh karena itu, Yue Bi bertekat untuk menjadi kuat.
Banyak para puteri pejabat di istana yang berusaha menyingkirkan Yue Bi dengan cara licik atau sekedar mencari muka. Mereka sekuat tenaga mencari perhatian Yue Bi agar menjadi teman kemudian menikam. Namun sayangnya usaha mereka sia-sia. Yue Bi sama sekali tidak mempercayai siapapun. Yue Bi hanya percaya pada dirinya sendiri.
Hari ini Yue Bi berjalan menuju ke kediaman Sakura (kediaman permaisuri) untuk memberi salam pada permaisuri Xia Xia. Di perjalanan, Yue Bi tidak sengaja berpapasan dengan Pao Ling. Gadis dari marga Pao itu kini memang tinggal di istana. Selir Pao Tu yang merupakan bibi Pao Ling dari pihak ibu mengangkatnya sebagai putri angkat. Dan hal itu disetujui oleh kaisar, karena tidak adanya keluarga yang bisa mengurus Pao Ling setelah orang tuanya dihukum ke pembuangan akibat korupsi. Meski melanggar aturan tetapi Pao Tu tetep diizinkan mengangkat Pao Ling, dengan syarat tidak adanya hak protokoler puteri yang didapat Pao Ling.
Pao Ling berhenti dan sedikit menyingkir dari jalan kemudian menunduk memberi hormat pada Yue Bi yang saat ini resmi menjadi puteri mahkota. Yue Bi yang tidak berminat menoleh sedikitpun berlalu dengan angkuhnya. Pao Ling merasa geram dengan sikap sombong Yue Bi. Entah pikiran dari mana, Pao Ling menjulurkan kakinya ke depan untuk menjegal kaki Yue Bi.
Brugg, Yue Bi merintih kesakitan di tanah. Pao Ling menahan senyum dan semakin menundukkan kepala. Sorot mata Yue Bi menajam, ia bangkit kemudian melayangkan satu tamparan keras pada Pao Ling.
"Beraninya kau menjegal kakiku!"Wajah Pao Ling yang sedikit menyerong dengan tangan kiri memegang pipinya menatap Yue Bi.
"Apa maksud puteri? Kenapa puteri menuduhku seperti itu?""Kau pikir aku tidak tahu dengan perbuatanmu! Prajurit! Tangkap gadis yang menumpang ini dan beri dia hukuman cambuk sebanyak dua puluh kali!"
Hati Pao Ling teriris dihina sebagai gadis yang menumpang. Dan prajurit yang diperintahkan Yue Bi tampak mengangguk mendekati Pao Ling.
"Berhenti!!"
Semua orang menoleh menatap putera mahkota yang tak jauh dari sana.
"Tidak ada yang boleh menangkap Pao Ling!" Xiandi berjalan mendekat.
"Jika ada yang berani menangkapnya maka itu sama saja menentang perintahku!" ucap Xiandi setelah berdiri tepat di tengah-tengah Yue Bi dan Pao Ling.Yue Bi dan Pao Ling menunduk hormat pada Putera mahkota. Setelah itu keduanya kembali mengangkat wajah mereka.
"Mengapa yang mulia pangeran ikut campur dengan urusan saya?" tanya Yue Bi."Aku tidak ikut campur tapi hanya melindungi orang yang tidak bersalah. Apa yang di lakukannya sampai kau ingin menghukum cambuk Pao Ling?"
"Dia menjegal kakiku hingga terjatuh," ucap Yue Bi penuh penekanan di setiap ucapannya.
"Jika memang seperti itu, aku rasa yang dilakukan Pao Ling itu benar. Itu dilakukannya agar kau melihat ke bawah dan tidak berjalan dengan kepala mendongak ke atas."
Yue Bi mengangkat sebelah alisnya, "oh ya? Tapi sayangnya aku tidak akan melihat ke bawah. Karena aku hanya akan melihat ke atas. Orang yang melihat ke bawah hanya di peruntukkan untuk orang yang lemah."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Main Empress
Historical FictionKematian tragis yang menimpa sang kakak membuatnya menjadi keras dan berambisi. Apapun yang terjadi posisi permaisuri harus tetap di pertahankan. Karena dengan posisi itu, maka seluruh kekuatan ada di tangannya. "Bulan hanya ada satu, dan itu adalah...