Part 14

5.3K 362 7
                                    

_____________

"Maaf yang mulia, obat ini bersih. Tanpa racun apapun," ujar tabib istana.

"Penggugur kandungan tanpa bau, rasa dan warna," batin Ji Feng. Ia mengangkat wajahnya menatap wajah tenang Yue Bi. "Apa benar permaisuri sekeji itu?"

"Bagaimana dengan hasil pemeriksaanmu tabib Ji? Kau tabib yang handal dan berbakat. Aku yakin segala racun telah kau kuasai dan pelajari," tanya Xia-Xia.

"Yang mulia, obat ini ...."

"Tabib Ji seorang ahli dalam berbagai macam obat-obatan. Dia pasti sangat tahu berbagai macam racun yang mudah dan sulit dikenali. Dia juga orang yang jujur, ibu suri jangan khawatir tabib Ji pasti akan mengatakan yang sebenar-benarnya," ujar Selir Pao menyela.

Tabib Ji memandang selir Pao yang mengangkat sebelah alisnya. Ia jadi teringat sesuatu, "racun ini tidak mudah di dapat dan juga hanya orang tertentu yang memilikinya. Salah satunya ... astaga ... Pao Ling?" Tabib Ji membulatkan kedua matanya menatap ke arah selir Pao.

"Racun itu racun rahasia milik keluarga Pao. Tidak berbau, berasa dan berwarna. Bereaksi setelah satu hari satu malam. Awalnya aku hanya ingin menggugurkan kandunganmu saja Shu Zhi dan kebetulan sekali permaisuri bodoh ini justru membawakanmu sebuah obat. Jadi aku tidak perlu repot-repot mencampurnya ke dalam minumanmu. Yue Bi akan di tuduh berbuat jahat dan bayimu harus tetap mati!" batin Pao Ling berdesis.

"Bagaimana ini, apa yang harus ku katakan? Jika aku berkata jujur, permaisuri yang tidak bersalah akan menjadi korbannya. Tetapi jika aku mengatakan 'tidak ada racunnya' maka bayi itu akan binasa. Maafkan aku, semoga saja keputusanku ini benar." Tabib Ji yang sejak tadi larut dalam pikirannya mengangkat kepalanya menghadap ibu suri, "ibu suri, di dalam ramuan itu ... sama sekali tidak ada racunnya," ujar tabib Ji.

Xia-Xia tersenyum dan bernapas lega. Dirinya senang bila orang yang dibelanya tidaklah salah.

Pao Ling membulatkan kedua matanya. Ia melotot pada tabib Ji, "tabib Ji apa kau telah berkata jujur dengan pemeriksaanmu? Kau harus ingat dengan prinsip seorang tabib. Seorang tabib harus mengutamakan keselamatan pasiennya."

"Selir Pao mengapa kau protes dengan hasil pemeriksaan tabib Ji? Bukankah kau yang bilang bila tabib Ji adalah tabib yang handal dan juga jujur?" Xia-Xia menatap curiga pada Pao Ling. Ia seakan menangkap hal yang janggal dari ucapan selir Pao. Seakan tidak puas dengan hasil pemeriksaan tabib Ji.

"Ma ... maaf ibu suri. Aku hanya tidak ingin terjadinya kekeliruan."

"Kau jangan khawatir selir Pao, aku tidak sebodoh itu mengorbankan posisiku yang sudah di atas hanya untuk menyingkirkan bayi yang tidak berdosa. Walau bagaimana pun setiap anak yang mulia kaisar yang lahir dari rahim para selir adalah anakku juga. Permaisuri lebih berhak atas hak asuh putra mahkota." Yue Bi tersenyum menunjukkan hak dan kekuasaannya sebagai permaisuri.

Shu Zhi menahan sesak di dadanya. Ia tidak terima jika hak asuh anak yang akan dilahirkannya jatuh ditangan permaisuri.
"Jangan harap aku akan memberikan anakku," batin Shu Zhi melirik tajam pada permaisuri.

"Kau benar permaisuri, kau lah ibu syah dari para pangeran kelak," ujar Xia-Xia.

"Tidak ibu. Hak asuh akan tetap di tangan ibu kandung dari anak-anakku. Permaisuri tidak berhak!" ujar Xiandi berdesis.

"Tapi tradisi tetaplah tradisi, kau ...."

"Dan tradisi harus mengikuti perintahku sebagi kaisarnya!" Xiandi menyela ucapan Xia-Xia. Sepertinya air yang direbus mulai mendidih kembali.

"Yang mulia, kau tidak bisa menghapuskan tradisi begitu saja."

"Ibu suri, yang mulia sudah cukup. Anak itu baru beberapa minggu dikandungan. Tidak baik berdebat hanya untuk sesuatu yang belum pasti. Saat ini yang perlu dilakukan hanyalah menjaga bayi itu sampai hari lahirnya tiba," ujar Yue Bi.

The Main EmpressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang