__________
Li Yi Fei mengamati seruling yang ia dapat sebagai hadiah dari nona asing yang pernah di tolongnya. Ia meniup asal seruling itu.
"Sepertinya aku tidak bisa menggunakannya," ujarnya pada dirinya sendiri.Hari ini ia telah menyelesaikan lebih awal semua pekerjaannya. Kali ini ia diperintahkan tuannya untuk mencari kayu bakar. Karena lelah, Yi Fei duduk di batang pohon yang tumbang untuk beristirahat pun mencoba serulingnya.
"Boleh ku bantu agar kau bisa menggunakannya?"
Yi Fei terperanjat. Ia berbalik menemukan nona yang sama yang dulu ia tolong. Lu Yue Bi dalam penyamaran. Seperti biasa Yue Bi mengenakan cadar dan caping bambu penutup wajah.
"Nona?" ujar Yi Fei.Yue Bi mendekati Yi Fei. Ia menggenggam pergelangan tangan Yi Fei dan mengajaknya untuk duduk kembali ke batang pohon yang tumbang.
"Berikan serulingnya, dan kau lihat bagaimana tanganku memainkannya."Yi Fei mengerti, ia menyerahkan seruling itu pada Yue Bi.
Yue Bi mengamati seruling itu dan menghela napas panjang. Ia memainkan kembali nada serulingnya. Nada yang begitu sedih nan menyayat hati. Tidak seperti pertama kali ia mainkan dulu yang penuh kasih dan kebahagiaan.
Yi Fei sampai menutup kedua matanya mendalami nada seruling yang dimainkan Yue Bi sampai akhirnya nada itu habis dan kedua matanya kembali terbuka.
"Nada-nada yang anda mainkan selalu saja sedih nona. Apa itu bentuk curahan hati nona?""Benda hanya alat. Manusia yang kesepian menganggap benda itu adalah teman. Sedangkan benda tidak akan pernah bisa menjadi kawan. Meskipun begitu, benda tidak akan mengkhianatimu apalagi maninggalkanmu. Itulah mengapa aku lebih suka mencurahkan perasaanku pada benda ketimbang manusia."
"Apa artinya anda sedang kesepian dan tidak punya teman nona?"
Yue Bi hanya tersenyum dan berujar, "pelajari semua nada dalam buku ini. Di dalam buku itu juga ada tata cara bermain seruling," ucapnya memberikan sebuah buku pada Yi Fei.
"Ta ... tapi nona ...."
Yue Bi tak menjawab. Ia pergi begitu saja tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Di ujung jalan, Cheng Li menunggu kedatangan Yue Bi sedangkan dayang Shin tidak ikut keluar dari istana. Alasannya agar istana tidak curiga bila Yue Bi keluar dari istana. Yue Bi dan Cheng Li hanya berdua tanpa seorang prajurit yang menjaga. Bagi Yue Bi keamanan tidaklah penting, dirinya bisa menjaga dirinya sendiri tanpa bantuan siapapun.
"Anda yakin anda tidak akan menyesal yang mulia?" ujar Cheng Li saat Yue Bi telah kembali di hadapannya.
"Apa yang sudah ku putuskan tidak akan ku tarik kembali. Yi Fei yang akan menggantikan posisiku sebagai gadis bercadar yang berseruling perak itu."
Cheng Li bungkam sesaat mengamati wajah Yue Bi yang penuh tekat namun bola matanya yang berkaca-kaca tidak bisa berbohong.
"Semoga keputusan anda tidak membuat anda menyesal di kemudian hari yang mulia," ujar Cheng Li."Tidak! Aku tidak akan menyesal. Tidak akan!" batin Yue Bi.
___________"Yang mulia! Yang mulia! Yang mulia!" teriak dayang Shin lari tergopoh-gopoh memasuki pekarangan taman kediaman Sakura.
Yue Bi yang sedang berjemur di bawah sinar matahari pagi di dekat pohon persik berbalik dengan kedatangan dayang Shin.
"Ada apa dayang Shin? Apa yang membuatmu berlari-lari di pagi hari seperti ini?""Ya ... yang mulia. Paviliun barat ... paviliun barat ...."
"Ada apa dengan paviliun barat? Apa telah terjadi sesuatu pada Lady Shu Zhi?" ujar Yue Bi panik.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Main Empress
Historical FictionKematian tragis yang menimpa sang kakak membuatnya menjadi keras dan berambisi. Apapun yang terjadi posisi permaisuri harus tetap di pertahankan. Karena dengan posisi itu, maka seluruh kekuatan ada di tangannya. "Bulan hanya ada satu, dan itu adalah...