Lanjut...
Persiapan upacara pernikahan satu per satu terselesaikan. Lima hari lagi pernikahan itu akan digelar di istana. Dan lima hari lagi, Xiao Yi resmi menjadi puteri mahkota.
Nyonya Lu, sibuk mengajarkan apa saja yang akan dilakukan Xiao Yi saat upacara pernikahan nanti. Yue Bi dengan setia mendampingi Xiao Yi. Walau nyonya Lu bukan ibu kandung Xiao Yi tapi baginya Xiao Yi sudah seperti anaknya sendiri. Ibu Xiao Yi meninggal saat dirinya berusia dua tahun karena sakit cacar. Dan kini usianya telah lima belas tahun, berjarak tiga tahun dengan Yue Bi.
"Sudah cukup untuk hari ini, Xiao Yi. Kalian berdua beristirahatlah. Hari sudah semakin larut dan kalian harus menjaga kesehatan sampai hari pernikahan nanti.""Baik ibu," ucap Xiao Yi dan Yue Bi bersamaan. Kedua gadis itu menuju ke kamar mereka masing-masing untuk beristirahat. Bayangan hitam melesat dengan gesit di atap kamar Xiao Yi tanpa sepengetahuan siapa pun. Yue Bi yang ingin memasuki kamarnya seakan mendengar sesuatu di atas atap rumah.
"Suara apa itu?" Yue Bi tampak berpikir. Tak lama kemudian suara teriakan memekakkan telinga di kamar kakaknya. "Kakak?" Tanpa menunggu lama, Yue Bi berlari menuju kamar kakaknya.Sesampainya di kamar Xiao Yi. Yue Bi terkejut melihat dua prajurit penjaga kamar yang mati tergeletak di lantai. Rasa khawatir semakin besar saat mengingat kakaknya yang ada di dalam. Yue Bi menggeser pintu kamar Xiao Yi. Dua dayang Xiao Yi juga tewas tergeletak di lantai.
"Kakak? Kakak! Kak Xiao Yi!" teriak Yue Bi memanggil kakaknya yang juga tergeletak di lantai, tak jauh dari kedua dayang tadi.Darah merah melumuri pakaian putih sutra Xiao Yi. Seseorang telah menebas dada dan menusuk perut Xiao Yi. Sudah di pastikan, pembunuhan ini di rencanakan oleh seseorang.
"Kakak! Bangun kak!" Yue Bi duduk bersila memangku kepala Xiao YiXiao Yi yang sudah kesulitan bernapas menatap adik kecilnya. Tangan Xiao Yi terulur mengusap pipi Yue Bi yang menangis kemudian turun mengusap kalung pemberiannya yang tergantung di leher Yue Bi.
"Yu ... Yue Bi, kau ingat ... dengan pesan kakak ... saat ... memberimu kalung itu?"Yue Bi mengangguk. Air matanya semakin deras menatap wajah kakaknya yang kesakitan.
"Wujudkan keinginanku ... jadilah Bulan. Bulan yang bersinar ... dengan tiga cahaya."
"Tidak! Aku bukan gadis bodoh! Aku tahu apa maksud kakak!! Kakaklah bulan itu, bukan aku! Jadi, kakak harus bertahan."
"Yue Bi ... aku hanya meminta itu ... dari mu. Berjanjilah untukku."
"Tidak," lirih Yue Bi setengah berbisik.
"Berjanjilah ... Yue ... Bi." Xiao Yi menghembuskan napas terakhirnya dengan permintaan terakhirnya. Tuan dan nyonya Lu telah berdiri di ambang pintu sejak Yue Bi memangku kepala Xiao Yi. Mereka mendengar permintaan terakhir Xiao Yi dan menutup mata saat Yue Bi berteriak memanggil kakaknya yang sudah tidak bernyawa.
Yue Bi menoleh menemukan pedang bersimbol lotus di gagangnya. Perlahan Yue Bi menurunkan kepala Xiao Yi. Dengan tekat dan mata berapi, Yue Bi menggenggam pedang itu.
"Aku hanya ingin membalas kematianmu kakak. Apapun caranya. Orang istana pasti terlibat dalam hal ini. Salah satu keluarga yang mengajukan nama puterinya untuk menjadi puteri mahkota pasti pelakunya. Mana ada pejabat yang menerima kekalahan. Baik! Aku akan menjadi bulan, tapi hanya untuk membalas dendam. Dan juga, Hanya akan ada bulan merah yang tersisa sekarang. Yaitu, pembalasan!!" Kedua mata Yue Bi berkilat merah serta pipinya yang basah oleh air mata. Sangat jelas di mata Yue Bi bagaimana rasa kesakitan dan kehilangannya atas kematian kakak yang paling disayanginya dan dicintainya. Seolah dunia Yue Bi runtuh, kala itu pula pandangannya tentang dunia berubah."Yue Bi," lirih nyonya Lu yang merasakan atmosfer puterinya yang berubah. Tuan Lu memeluk istrinya guna menenangkannya.
______________
Istana kacau saat mendengar bahwa calon puteri mahkota terbunuh semalam. Para pejabat mulai membuat petisi untuk menunjuk calon puteri mahkota yang baru. Xiandi sangat geram dengan petisi yang dibuat para pejabat. Belum selesai pemakaman Xiao Yi dan para pejabat itu sudah mulai berkicauan bagai burung gagak.
"Bagaimana dengan penyelidikannya?"tanya Xiandi pada kasim Lim di kediamannya."Para pembunuh itu tidak meninggalkan jejak yang mulia. Kecuali sebuah pedang yang kini ada di tangan nona Yue Bi."
"Pedang?"
"Ya yang mulia putera mahkota."
"Selidiki pedang itu dan cari tahu siapa pemiliknya."
"Emmzz, maaf yang mulia. Nona Yue Bi tidak mengizinkan pihak istana menyelidiki pedang itu dan keluarga Lu sudah menutup kasusnya."
"Apa?!" Xiandi terperanjat. Menutup kasus? Di mana otak tuan Lu. Bagaimana bisa menutup kasus puterinya yang dibunuh.
"Ini karena tuan Lu tidak ingin pihak istana terbebani dengan masalah nona Xiao Yi. Apalagi pernikahan anda harus tetap terlaksana."
"Apa?! Tetap di lanjut?"
"Ya, yang akan menggantikan nona Xiao Yi adalah Nona Lu Yue Bi. Adik nona Xiao Yi."
"Ini tidak masuk akal! Bagaimana bisa calon adik iparku justru yang akan menjadi istriku? Aku yakin ini ada kesalahan."
"Ini sudah keputusan yang mulia kaisar, yang mulia. Orang yang masuk kriteria hanyalah dua puteri keluarga Lu."
Xiandi merasa sangat kesal, yang di harapnya tidak sesuai dengan keinginannya.
"Puteri keluarga Pao juga masuk ke dalam kriteria, kenapa tidak terpilih?""Keluarga Pao tidak terpilih karena tuan Pao terbukti melakukan korupsi, yang mulia. Yang mulia memerintahkan untuk menangkap seluruh keluarga Pao."
Xiandi terkejut, "bagaimana bisa? Semalam aku masih berbincang-bincang dengan Pao Ling. Dan sekarang seluruh keluarganya ditangkap karena korupsi?"
Kasim Lim semakin merunduk, "informasi yang saya dapatkan tidak banyak yang mulia. Yang mulia kaisar menangkap keluarga Pao dengan prajurit khusus kaisar. Tidak ada yang berani untuk tahu lebih banyak lagi."
Xiandi dapat menerima alasan yang diberikan kasim Lim, "lalu bagaimana dengan Pao Ling. Apa ... Apa dia juga akan ikut dihukum?"
Kasim Lim menggeleng.
Xiandi semakin dibuat pusing. Semenjak ia salah mengira calon isterinya di kediaman Lu, ia menjadi canggung dihadapan Yue Bi. Kala itu ia merasa seperti orang dungu yang tidak bisa membedakan gadis berumur dua belas tahun dan gadis berumur lima belas tahun. Banyak teori yang mengatakan adik selalu lebih tinggi dari kakak, maka dari itu Xiandi mengira Yue Bi lah calon isterinya.
"Kau boleh pergi," perintah Xiandi."Baik, yang mulia."
Xiandi merenung, apa yang diharapnya tidak terjadi. Sebenarnya puteri keluarga Pao telah menarik perhatiannya. Xiandi sangat berharap dengan kematian Xiao Yi, Pao Ling akan menjadi calon isterinya. Mengingat gadis itu juga masuk dalam kriteria calon puteri mahkota. Namun, ternyata pengantinnya malah digantikan oleh Yue Bi, adik Xiao Yi.
__________
Lima hari berlalu, pernikahan putera mahkota Liu Xiandi dan Lu Yue Bi diselenggarakan dengan sangat meriah. Keduanya diam membisu selama upacara pernikahan. Terlihat rasa penolakan di bola mata Xiandi sedangkan tersirat rasa berapi di bola mata Yue Bi.
"Kakak, perjalananku dimulai. Tolong bantu aku," batin Yue Bi.______________________
Ketika kegelapan menyapa
ketika kesunyian menghampiri
ketika kesepian menemani
ketika hati ditinggal pergi.Luka datang sebagai awan kabut yang menghalangi sinar diri
Dendam hati yang melahirkan ambisi
Luka yang membuat menderita
Lara yang membuat hati merana
Kekuatan datang dari hati yang mendendam. Jiwa suci yang ternodai oleh rasa benciTbc
KAMU SEDANG MEMBACA
The Main Empress
أدب تاريخيKematian tragis yang menimpa sang kakak membuatnya menjadi keras dan berambisi. Apapun yang terjadi posisi permaisuri harus tetap di pertahankan. Karena dengan posisi itu, maka seluruh kekuatan ada di tangannya. "Bulan hanya ada satu, dan itu adalah...