Namjoo menutup pintu apartementnya dengan pelan dan mendudukkan dirinya yang masih setengah shock ke sofa empuk di tengah apartement nya.
"Hari yang aneh" desis namjoo membayangkan ia pulang dengan si Jeffrey aka bos baru. Atau haruskah namjoo memanggilnya jaehyun.
Nama yang tidak asing.
Tapi dimana Namjoo pernah mendengar Nama itu. Sudah lama sekali ia tidak kembali pulang ke korea. Paling mentok kata "pulang" Namjoo sematkan pada London timur tempat dia dibesarkan.
.
Jaehyun Alias Jeffrey Memandang gelangnya. Bersyukur ia bisa mendapatkannya lagi. Gelang itu berharga sungguh. Sudah dari kecil ia menggunakannya.Kenapa ia mengenalkan diri sebagai Jaehyun sama Namjoo. Apakah karena Namjoo juga orang korea. Ah rasanya ada yang salah di otak Jaehyun sekarang. Mungkin karena Namjoo mirip Seseorang dimasa lalunya. Yang membuat hati Jaehyun tergerak. Maybe yes ?
Jaehyun Atau Jeffrey adalah orang yang sama. Jaehyun hanya Nama kecil dan pemberian orang tuanya mengenai Nama aslinya. Sedangkan Jeffrey Nama yang sudah melekat dari awal ia kuliah dan tinggal di luar negri dengan cara berpindah pindah. Sedikit orang yang mengetahui nama Jaehyun.
Dan kenapa juga Jaehyun harus mengenalkan diri sebagai Jaehyun ke Namjoo. Jaehyun belum bisa menemukan jawabannya. Hanya saja Jaehyun sedikit Merasakan ada yang janggal dari Namjoo.
.
Besok nya kantor tampak ramai lagi. Manhattan juga tampak sibuk dilihat dari luar jendela lantai 16.Namjoo bersyukur kali ini ia tidak dipanggil ke ruang Tuan jung si atasan yang aneh tsb.
"Hey mau makan di kantin" Ajak Anne yang sudah menghampiri Namjoo kekubikelnya.
"Boleh" Namjoo berdiri dan mengambil dompet nya.
Berjalan beriringan bersama Anne ke kantin perusahaan.
Menu hari ini adalah Tortila. Wangi danging khas bumbu Spanyol tersebut sudah tercium di segala penjuru retaurant.
Namjoo mengambil piring nya Anne mengekorinya duduk di sisi pojok restaurant.
"Kau tau Tuan Jung akan sering mengadakan rapat dadakan ?" Anne memulai gosip terbarunya. Sepertinya Namjoo harus siap siap mental.
"Kantor lamanya diLondon bilang begitu"
"London ?" Namjoo bertanya lagi untuk memastikan tidak ada yang salah dari hal yang dikatakan Anne barusan.
"Ya London, kau baru tau dia dari kantor cabang london ?"
Namjoo mengangguk mendengar penuturan dari Anne.
"Astaga kau ini dari mana saja" Anne mengigit Tortilla nya rakus sambil berdecak menggeleng geleng kepala memprotes sikap Namjoo yang tidak tau sama sekali soal gosip.
"Oh iya kata temanku lagi dari cabang sana. Jangan coba coba mendekat membantah soal perintah tuan Jung" Anne mengangguk untuk meyakinkan perkataannya. Namjoo berani bertaruh kalau gosip yang satu ini adalah fakta.
.
Dan baru saja selesai makan siang. Tuan Jung alias Jaehyun sebut saja sekarang begitu. Sudah mengadakan inspeksi dadakan. Rapat untuk bulan ini yang harusnya dilakukan 2 minggu lagi. Namjoo jelas belum siap. Data yang dikumpulkan juga belum lengkap. Sebagai Analys dia akan dapat banyak kritikan di rapat kali ini. Jaehyun sialan.Rapat itu jadi sedikit tegang. Jaehyun menyindir beberapa karyawan yang bertingkah menyepelakan tugas. Hey dude tugas mereka belum selesai untuk bulan ini datanya juga blm ada. Dan kau sudah meminta data. Cihh Namjoo berdesis pelan melihat kelakuan Jaehyun yang seperti memuakkan sekarang.
"Miss kim.." suara Bariton Jaehyun akhirnya menginterupsi Namjoo yang dari tadi tidak memperhatikan Jaehyun menjelaskan mengenai polemik perusahaan bagian Dana dan Nasabah.
Namjoo menolehkan tatapan malasnya ke jaehyun.
"Rapat selesai. Keruangan saya" Jaehyun memberhentikan Rapat yang berjalan dengan tegang tersebut dan menyuruh Namjoo ke Ruangan.
Namjoo menggerutu. Kenapa selalu ia yang kena lagi.
Sesampai nya diruangan Jaehyun. Jaehyun duduk di sofa ruangan tersebut diikuti Namjoo yang berdiri di depan jaehyun tanpa niat untuk duduk berhadap hadapan dengan si Finansial advisor tampan.
"Data penggunaan dana mengenai bulan lalu ini ada yang tidak singkron.."
"Pengeluaran dan pemasukan pasal hal ini..."
Dan bla bla bla bla lagi masuk ke indra Namjoo tanpa bisa Namjoo serap semua. Ughh.
Atasannya sekarang sungguh menyiksanya. Ini memang tugasnya tapi aduhh kalau begini Namjoo bisa resign saja. Baru juga 2 hari jaehyun memimpin divisinya. Rasanya sudah berabad abad kalau Namjoo harus lembur malam ini juga. Pasalnya ia harus kerumah sakit. Malam ini."Baik Tuan Jaehyun saya akan membenarkannya" itu kata Namjoo setelah ocehan panjang Jaehyun mengenai kesalahan dalam data yang Namjoo berikan kemaren.
Namjoo keluar dari ruangan mewah tersebut berjalan ke kubikelnya yang kecil. Dan berkomentar.
"Dari mana dia punya waktu untuk memeriksa berkas sebanyak ini jelas jelas aku baru memberikannya kemaren. Gila" Namjoo hendak melayangkan protes lagi tapi Anne sambil membawa ice Matcha sudah menambah omelan Namjoo.
"Kan aku bilang apa, pasti gak bakal tenang. Perfectionis banget" kemudian Anne segera berlalu ke kubikelnya setelah puas mengejek Namjoo yang harus lembur lagi hari ini.
.
Gadis kecil berlari cepat masuk ke sebuah hutan yang indah mengejar kelinci. Ia tak tau tujuannya. Suasana sudah dingin menunjukkan kalau hari sudah malam. Gadis kecil tersebut berlari terus berlari sampai tidak sadar kalau ia sudah keluar hutan dan berakhir dijalan raya Sebrang.Kelinci tersebut berhenti ditengah tengah jalan raya. Gadis itu mencoba meraih hewan putih tersebut.
Cahaya menyilaukan mendekat.
Tok tok tok
"Hahh.." Namjoo bangun dari mimpinya. Mimpi itu lagi.
Tertidur di kursinya dengan tangan terlipat didada. Ahh Namjoo kelelahan kalau sudah begini. Kantor sudah sepi. Sudah dimatikan juga semua lampu disetiap kubikel. Namjoo berani bertaruh ia hanya sendirian di kantor nya sekarang.
Tapi Namjoo menyadari satu hal. Ada yang aneh. Mengganjal. Kepalanya tidak jatuh ke bawah. Kenyal. Hangat.
Oh Namjoo lebih terkejut lagi kalau tangan yang menahan kepalanya adalah tangan Jaehyun. Ini lebih buruk dari mimpi buruknya.
"Tertidur miss kim ?" Tanya Jaehyun yang jelas sudah tau jawabannya.
Namjoo buru buru menarik kepalanya dari genggaman lebar tangan Jaehyun dan membenarkan mulutnya takut ada liur yang menetes. Iler.
"Akan saya selesaikan di Rumah tuan" Namjoo memberi Tahu Jaehyun. Sedangkan Jaehyun sudah menarik kursi dari kubikel didamping Namjoo dan mendudukinya.
Dan Namjoo buru buru membenarkan berkas mematikan komputer dan mengepak beberapa barang ke tas dan ingin segera beranjak dari kubikelnya ngacir ke apartement Namjoo.
"Jam 20.30 kamu yakin pintu lobby utama terbuka" Jaehyun menginterupsi Namjoo yang sudah melangkah membuka pintu kantor divisi mereka meninggalkan Jaehyun duduk tenang di tempat tadi.
Namjoo berpikir cepat. Sialan. Pintu utama tertutup rapat 30 menit yang lalu. Namjoo baru menyadari dia tertidur sudah 1,5 jam. Sekarang ia harus bagaimana merengek meminta diantar Jaehyun. Tentu saja tidak. Ia makin banyak utang budi. Tapi kalau ia tidak keluar sama jaehyun lewat basement. Dijamin Namjoo tetap akan berkerja dengan baju yang sama besok. Okey Namjoo menyerah dan berbalik ke Jaehyun.
"Tidak tuan saya tidak yakin" jawab Namjoo dingin.
Jaehyun bangkit dan berjalan. Namun Namjoo masih tidak mengerti gesure jaehyun yang seakan berkata ikuti aku.
"Mau mengenakan baju yang sama besok"
Dan setelah kata itu terucap Namjoo akhirnya mengikuti Jaehyun ke basement dan diantar pulang lagi.
Namjoo merasa ada yang janggal. Apa ?
Jaehyun kah
Mimpinya barusan kah
Atau hatinya kah ?

KAMU SEDANG MEMBACA
𝙷𝚒𝚜 𝚅𝚒𝚌𝚝𝚒𝚖
Fanfiction𝘐𝘯𝘵𝘦𝘳𝘯𝘢𝘭 𝘈𝘤𝘤𝘰𝘶𝘯𝘵𝘢𝘯𝘵 𝘥𝘪𝘷𝘪𝘴𝘪 𝘕𝘢𝘮𝘫𝘰𝘰 𝘬𝘦𝘥𝘢𝘵𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘉𝘰𝘴 𝘣𝘢𝘳𝘶 𝘴𝘦𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪 𝘈𝘴𝘴𝘰𝘤𝘪𝘢𝘵𝘦𝘥 𝘋𝘪𝘳𝘦𝘤𝘵𝘰𝘳 𝘢.𝘬.𝘢 𝘍𝘪𝘯𝘢𝘯𝘤𝘪𝘢𝘭 𝘈𝘥𝘷𝘪𝘴𝘰𝘳. 𝘎𝘰𝘴𝘪𝘱 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘩𝘦𝘮𝘣𝘶𝘴 𝘴𝘪𝘩 𝘬𝘢�...