🐚Duapuluhenam🐚

9.8K 1.3K 136
                                    

Yang nungguin update'an Maudy, bab ini saya publish buat kalian. Semoga bab ini nggak mengecewakan.

Selamat membaca dan semoga Ryan-Maudy semakin banyak peminatnya.

🍎🍎🍎

                                                           

"Nggak sopan tau, Di, nutup pintu sekasar itu di hadapan tamu." Danu langsung menegur Maudy setelah salah satu tamu pentingnya yang merupakan suami dari cucu salah seorang pengusaha yang cukup berpengaruh pamit undur diri.

Tatapan kesal Danu layangkan untuk wanita yang saat ini berdiri di balik meja kerjanya dengan bibir cemberut maksimal. Entah sampai kapan Maudy akan tetap mempertahankan sifat kekanakannya itu? Namun yang pasti, Danu sering dongkol sendiri karena ulah adik sepupunya itu.

"Mau sampai kapan kamu bersikap kekanakan, Di?" kedua tangan Danu terletak di atas meja saat menatap lekat wanita yang sedang dalam mode merajuk berkepanjangan tersebut. "Asya sudah cukup lama melahirkan, Bayu bahkan juga bisa diajak kemana-mana. Tapi kamunya malah plin plan kayak gini cuma karena rasa cemburu yang nggak beralasan. Gara-gara sikap kamu ini, rencana pernikahan kamu yang sudah disusun ayah dari beberapa bulan yang lalu terpaksa diundur entah sampai kapan."

"Aku 'kan lagi kesal, mas." Maudy merengut tak terima disalahkan.

"Tapi nggak usah bertingkah seperti anak kecil begitu. Ngambek kok nggak ingat umur, sampai betah sekali mengungsi di rumah aku."

"Jadi maksudnya, mas Danu mau ngusir aku, gitu?" tanya Maudy dengan nada tersinggung.

Danu menghela napas panjang demi mengumpulkan kesabaran. Sikap keras kepala Maudy benar-benar membuatnya kesal. Danu bukannya tidak sayang pada adik sepupunya itu, akan tetapi sikap Maudy yang tengah merajuk seperti ini membuat Danu ingin memasukan wanita itu ke dalam peti kemas dan segera mengirimkannya ke luar negeri agar kesabarannya tidak lagi selalu diuji.

"Jadi, dengan sikap kamu kayak gini, aku bisa ngambil kesimpulan kalau kamu nggak jadi menikah dengan tunanganmu itu, benar begitu?" dengan sengaja Danu menyinggung soal batalnya pernikahan untuk menguji apakah Maudy akan tetap dengan sikapnya itu.

Maudy melotot gusar. Ia tidak menyangka akan mendapat pertanyaan seperti itu dari pria yang sangat lihai mempermainkan emosi lawannya.

Jantungnya berdegup sangat kencang hingga menimbulkan rasa sakit nan menyesakan dalam dadanya saat membayangkan pernikahan yang sudah ia impikan harus dibatalkan. Sungguh, ia hanya sedang kesal dan juga sedikit meragu.

Ingatan akan pertemuannya dengan Ayuni Yusman di sebuah pusat perbelanjaan masih membekas hingga saat ini.

Dengan kepercayaan diri yang super tinggi, wanita itu bahkan mengejek dirinya dengan mengatakan hanyalah dijadikan pelarian saat tanpa sengaja bertemu dengannya di salah satu pusat perbelanjaan. Dan yang membuat Maudy menunda pernikahannya sampai berbulan-bulan lamanya adalah karena ada sebuah foto yang dikirimkan ke ponselnya, yang mana di dalam foto tersebut terlihat jelas ada sepasang pria dan wanita sedang berciuman mesra.

Maudy tidak tahu kapan gambar tersebut diambil, namun yang pasti rasa cemburunya meningkat drastis, hingga ia akhirnya enggan untuk membahas rencana pernikahannya lebih lanjut.

"Kamu benar-benar udah nggak mau ya, menikah dengan si om gantengmu itu? Kalau memang udah nggak mau, biar nanti aku yang ngomongin semuanya sama ayah. Trus, ayah akan mewakili kamu buat ngomong dengan Ryan Permadi agar hubungan kalian nggak usah dilanjutkan la... "

"Jangan, mas." cepat Maudy memotong perkataan kakak sepupunya. Ia ngeri sendiri membayangkan harus kehilangan om gantengnya untuk selamanya. "Aku 'kan masih cinta sama mas Ryan dan nggak akan pernah mau putus hubungan dengannya."

Si Cantik, Penawan Hati [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang