Minggu siang di pertengahan bulan Juni adalah hari yang dinantikan oleh dua keluarga besar, Harlan dan Natio. Dua pengusaha itu kini sudah resmi mendapatkan menantu, sementara Natio Group bisa dipastikan bisa menyelesaikan permasalahan perusahaan mereka.
Shani Indra Natio dan Shania Gracia.
Gracia kini resmi menjadi istri dari Shani Indra Natio. setelah setengah jam yang lalu prosesi akad nikah mereka berlangsung khidmat di ballroom hotel salah satu milik Natio Group. Dengan jantung berdebar karena takut dan cemas, Gracia akhirnya bisa tersenyum tanpa beban.
Kalau kalian ingin tau, jenis ketakutan yang dirasakan Gracia bukan jenis ketakutan yang sama dengan yang dialami oleh pengantin pada umumnya. Tapi lebih dari itu. Gracia bukannya takut Shani akan salah mengucapkan kalimat ijab kabul yang sakral itu, melainkan Gracia takut kalau-kalau Shani tidak akan pernah datang pada hari pernikahan mereka karena berubah pikiran didetik terakhir. Untungnya, Shani tidak melakukan hal memalukan itu padanya.
Bolehkah Gracia bersorak dengan kencang karena telah memiliki Shani? Gracia tau, dirinya terlalu impulsif. Tapi, minimal, walaupun pernikahannya bersama Shani terjadi karena perjodohan, setidaknya Gracia memiliki kesempatan untuk memilih pasangan hidupnya sendiri. Tidak seperti sepupunya yang lain.
Pesta pernikahan dengan konsep Rustic adalah impian Gracia. Warna warna pastel dan motif bunga-bunga memenuhi tempat resepsinya berlangsung. Hanya dengan melihatnya saja, Gracia sudah tersenyum... hari ini begitu sempurna untuknya.
Namun saat Gracia melirik Shani, sepertinya kebahagiaan itu miliknya. Maksudnya milik Gracia sendiri. Karena disebelahnya, Shani tampak biasa saja. Shani menggandengnya dan bersikap memang mereka adalah sepasang suami istri, tapi hanya begitu. Tidak ada senyum bahagia di wajah suaminya. Shani hanya tersenyum formal.
Dari sebelah kiri tubuh Gracia tiba-tiba ada tangan yang memeluk pinggangnya, tubuhnya tersentak seketika dan kaget ketika menyadari bahwa tangan itu adalah milik Shani. Belum hilang rasa terkejutnya, Shani berbisik, "Lihat ke depan, kita akan difoto," bisik Shani.
Benar saja, seorang fotografer yang bertugas mendokumentasikan hari penting mereka sedang menginstruksikan agar mereka berpose romantis.
Gracia melirik sesaat, tidak ada senyum di wajah Shani. Orang itu nyaris tanpa ekspresi melewati segala ritual dihari pernikahan mereka. Tapi disaat bersamaan dia juga tetap menjaga sikapnya didepan Gracia dan keluarga besarnya.
Saat sang fotografer sudah selesai mengambil gambar, Shani memilih duduk sejenak di kursi pelaminan yang didominasi Oleh bunga mawar. Baru beberapa jam saja, Gracia sudah merasa serba salah berhadapan dengan Shani.
Ibarat perang, Gracia sudah kehabisan para prajuritnya. Tinggal dia yang maju seorang diri untuk berhadapan langsung dengan sang musuh.
"Kamu mau minum?" Gracia mendekat dan bertanya pada Shani.
Shani mengambil gelas yang dipegang Gracia dan mengucapkan terimakasih. Perhatian Shani teralih ketika dari kejauhan dia melihat seorang wanita yang tengah berjalan ke arah pelaminan.
Dia... Nadse.
Sepertinya tidak sia-sia Nadse menghabiskan waktu berjam-jam di salon hanya untuk Datang ke resepsi pernikahan Shani, karena hasilnya tidak mengecewakan. Shani memandangnya cukup lama dan itu membuat nadse senang. Dari kejauhan seperti sekarang bisa merasakan bahwa Shani Tengah menatapnya.
"Selamat datang di perjalananyang baru Shani semoga kamu bahagia." Nadse memeluk Shani sekilas dan setelahnya bersalaman dengan Gracia.
"Ini Nadse." Shani memperkenalkan Nadse pada Gracia.
Gracia mengulurkan tangannya lagi. "Terimakasih udah datang." Kata Gracia berbasa-basi dan dibalas senyum oleh Nadse.
"Kamu sendirian?" Shani bertanya kembali pada Nadse.
Nadse membalasnya dengan tertawa perlahan "Iya aku datang sendiri." Nadse menoleh dan melihat barisan antrean yang ingin bersalaman. "Selamat berbahagia Shan." Nadse memberikan senyum sebelum akhirnya meninggalkan Shani.
Sambil menyalami para tamu, Shani masih melihat Nadse yang berjalan untuk menyapa teman-temannya yang juga hadir malam itu. Shani pikir Nadse tidak akan datang, tapi ternyata dia salah. Mantan pacarnya ini memang susah ditebak. Waktu Shani memberi kabar tentang pernikahannya, Nadse kaget dan tak percaya, tapi perempuan itu tetap datang dan mendoakannya.
--------
Acara resepsi baru saja berakhir. Gracia duduk di singgasana setelah tadi ia melempar buket bunga mawarnya kepada para tamu. Sementara Shani pamit sebentar untuk menemui teman-temannya.
Setelah ini apa yang terjadi?
Mulai dari acara pertunangan hingga hari ini, Shani selalu bersikap baik...tapi terasa jauh! Apa nanti, setelah ini, hubungan mereka akan lebih baik? Belum apa-apa, pikiran Gracia sudah dipenuhi banyak pertanyaan.
"Aku udah taruh surat perjanjian pernikahan kita di kamar. Nanti kamu baca dengan baik-baik kalau ada yang kamu nggak setujui, langsung beri tau aku," Shani mengucapkan sesuatu yang sudah dia rencanakan dari jauh-jauh hari.
"Surat perjanjian?" tanya Gracia tak mengerti.
"Biar semuanya jelas, harus ada hitam diatas putih, Gracia. Kan begitu, aturan dasar dalam bisnis?"
Gracia terdiam sesaat. "Pernikahan kita ini emang berlandaskan bisnis! Tanpa kamu ingatkan, aku juga tau! Tapi apa perlu ada surat perjanjiannya?"
"Ini penting Gracia! Ini semua untuk demi kebaikan kita bersama."
"Kita, Kata kamu?."
"Aku Cuma ingin semuanya jelas dan kamu nggak merasa dirugikan dari pernikahan ini."
"Kurang ajar kamu Shani! Dengan cara begini, kamu udah ngerugiin aku!" kamu menyakiti aku.
Shani tidak menanggapi apa-apa, yang dia lakukan adalah menggandeng Gracia, mengajak istrinya berbicara secara tenang dikamar pengantin yang telah disiapkan.
-------
Masih awal guysDi komen oke👌
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Us
RomanceKamu sekarang mengerti kan? rasanya Shani Indira Natio & Shania Gracia