💔💔💔💔💔
Semoga suka sama part ini yaHati hati typo
********
Gracia bersembunyi di rumah papanya, karena hanya tempat inilah yang dirasa aman bagi dirinya. Harlan pun yang tidak terlalu paham permasalahan anaknya, akhirnya menuruti kemauan Gracia untuk tidak memberitahukan keberadaannya pada Shani.
Sudah seminggu dan Gracia tetap bungkam, sementara Shani tanpa bosan selalu bertanya tentang Gracia. Saat melihat Gracia melintasi dapur, Harlan memanggil, dia harus turun tangan karena kalau menunggu Gracia bercerita, entah kapan hal itu akan terjadi.
“Kenapa kamu pergi dan nggak pamit sama Shani?” Harlan melipat korannya dan meletakkan di meja.
“Kalian bertengkar? Dan kamu kabur? Begitu Gracia?”
Gracia tampak menarik napas.
“Ceritanya panjang Pa,” Gracia menjawab seadanya. Benar kan? Dia dan Shani memiliki cerita panjang nan rumit, juga menyakitkan. Gracia benar-benar tidak tau harus memulai dari mana.
“Papa nggak pernah ngajarin kamu jadi pecundang, Gracia! Kalo ada masalah, selesaikan. Jangan malah kabur.”
Gracia diam, matanya berkaca-kaca. Papanya benar, dia memang pengecut dan malah memilih menghindari Shani.
“Papa udah tau semua Jadi jangan berpura-pura.”
“Papa tau apa?” pancing Gracia, dengan rasa penasaran.
“Tentang kalian yang menikah kontrak!” Harlan mengatakannya penuh dengan kekecewaan. “Dan, sekarang kamu kabur dengan kondisi kamu yang lagi hamil?”
Refleks Gracia mengurut keningnya. Kepalanya ingin pecah. Tau darimana papanya tentang ini semua. Bertambah satu orang lagi yang kecewa karena pernikahannya dan orang itu adalah papanya.
“Kalian ini, udah bosan apa dengan semua yang kalian punya? Sampai-sampai harus memainkan pernikahan?” sindir Harlan.
“Papa tau dari mana?”
“Shani yang menceritakannya! Dia datang bulan lalu dan Papa pikir semuanya udah terselesaikan.”
“Sebentar lagi selesai, Pa. Maafin Gracia ya...”
“Tanggung jawab sama apa yang kamu pilih, Gre.” Pinta Harlan.
“Aku mau pisah dari Shani.” Satu kalimat itu keluar dari bibir Gracia dan diikuti oleh tetesan air mata yang membasahi pipinya.
“Pisah?” suara Harlan meninggi.
“Ya, menyelesaikan semuanya sama Shani. Aku tau dari awal pernikahanku udah salah.”
“Jangan egois Gracia! Pikirkan anak yang ada dalam kandungan kamu.”
Anin pun mengatakan hal yang sama pada Gracia. Bayi yang tidak berdosa ini kelak akan menjadi korban. Tapi apa Gracia punya pilihan lain? Toh, rasa cintanya pada Shani sudah terkikis.
“Aku nggak punya pilihan lain, Pa.” Ucapnya yakin.
Harlan sama sekali tidak mengharapkan ini. Meskipun dia pernah memberikan ancaman pada Shani, toh itu dia lakukan hanya Shani tetap menjaga Gracia.
“Pulang dan temui Shani!” ucap Harlan tegas.
Semuanya lebih cepat dari yang Gracia bayangkan. Usahanya gagal, karena dia memilih menyerah. Kenyataan dan keinginan. Dua hal itu tidak selalu sejalan, dan Gracia tidak akan memaksa hatinya, tidak akan pernah lagi memaksa keadaan untuk terus bertahan. Dia ikhlas dan rela kali ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Us
RomanceKamu sekarang mengerti kan? rasanya Shani Indira Natio & Shania Gracia